2. Perkenalan

580 93 10
                                    

Krist melangkah menuju kelas F dengan hampa, berbeda dengan siswa kelas lain yang akan memilih duduk diam didalam kelas sembari menunggu wali kelas datang. Kelas F berbeda, seluruh murid duduk dilorong-lorong kelas dan saling melempar gelak tawa seolah tidak perduli tindakan mereka ini menganggu kenyamanan murid kelas lain.

Atas perintah Nom maka Mind dan Brown dihukum untuk membersihkan lingkungan. Krist tahu hal itu memang pantas didapatkan sebagai upaya agar keduanya jera, namun ada hal lain yang Krist pikirkan yaitu tentang Singto.

Krist dan Singto keluar dari ruang Nom bersamaan, Krist masih merasa canggung karena ia tidak mengenal Singto sebelumnya dan tampaknya Singto bukan jenis orang yang ramah.

"Beratkan?" Singto tiba-tiba membuka mulut, pandangannya lurus kedepan. Pada lapangan basket yang ada didepan gedung kantor guru.

Krist menoleh, ia tidak salah dengar memang Singto saat ini mengajaknya bicara.

"Maaf?"

"Menjadi wali kelas mereka itu berat. Mereka menyusahkan, tidak bisa diatur, dan seenaknya sendiri. Ini hari pertamamu dan kau sudah harus memisahkan dua muridmu yang berkelahi." Singto memandang guru baru yang berdiri dengan wajah lugu disampingnya, pria itu berdecak kecil. "Dengan pengalamanmu yang nol besar dalam mengajar aku tidak yakin kau bisa mengatasi mereka. Guru yang sudah berpengalaman saja angkat tangan. Ini hanya saranku, lebih baik kau segera keluar atau kau yang akan terluka karena permainan muridmu sendiri."

Krist jelas terkejut, pria ini benar-benar gamblang menungkapkan apa yang ada didalam kepalanya dan itu melukai harga diri Krist. Apa katanya? Krist tidak akan mampu mengatasi muridnya? Bocah ingusan ini? Memang ia akui, dirinya cukup terkejut atas insiden pagi ini tapi apakah pantas rekan kerja mengkritik dirinya seperti ini?

"Semua orang bisa menjadi guru, tapi tidak semuanya bisa benar-benar menjadi guru." Dengan begitu, Singto melangkah tidak acuh meninggalkan Krist yang mematung dengan perasaan super tidak nyaman.

Demi Tuhan, ini hari pertamanya mengajar. Sambutan dari Singto luar biasa menyakitkan hati dan mata, ada apa dengan kepribadiannya itu? Memang ada guru dengan kepribadian mengerikan semacam itu? Pasti para murid sangat membencinya!

Namun Krist harus menelan ucapannya kembali ketika beberapa murid mendekati Singto dan mengajaknya bicara dengan ceria. Raut dingin Singto sudah lenyap, ia tersenyum dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dengan ramah.

Krist tersadar dari lamunannya ketika ia sudah sampai didepan ruang kelas F, murid kelas ini sudah lenyap seluruhnya dan duduk rapi didalam kelas. Krist bahkan tidak sadar kapan mereka masuk kedalam kelas, ia menggeleng kecil dirinya harus fokus. Jangan pikirkan perkataan Singto! Menghela napas kecil, Krist memasuki ruang kelas dengan senyum canggung.

"Um, selamat pagi." Krist menyapa, ia gugup setengah mati. Berusaha menenangkan diri sendiri, ini pertama kalinya Krist berhadapan dengan banyak orang yang memberi atensi padanya. Saat kuliah, Krist tidak mengikuti organisasi apapun karena ia bekerja paruh waktu untuk membeli buku-buku kuliah serta bertahan hidup. Dihadapkan pada situasi berpasang-pasang mata yang kini menatapnya penuh rasa ingin tahu, Krist merasa sesak dalam dada.

"Selamat pagi, Kruu." Balas siswa kelas F.

Krist mengulas senyum kembali. "Aku sudah memperkenalkan diri saat upacara tadi, kalian pasti setidaknya sudah tahu informasi tentangku. Kalian bisa memanggilku Kruu Krist. Aku mengampu mata pelajaran Bahasa Thailand dan aku akan menjadi wali kelas kalian untuk beberapa waktu kedepan, mohon bantuannya."

Beberapa murid berdecak, sudah mereka duga bahwa Krist akan mengampu pelajaran Bahasa Thailand dan ia akan memiliki partner yaitu Singto. Kelas F tidak hanya membenci murid kelas A, namun mereka juga sangat tidak menyukai Singto yang menurut mereka sangat menyebalkan.

A Well Mind [Singto x Krist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang