Nata & Sora

10 3 0
                                    

Andai dapat mengenalmu lebih lama. Tak pernah ku siakan rasa. Hanya dapat menyesali dan menangisi. Tanpa ada lagi rasamu yang kini telah pergi.

Menjumpamu dalam indah. Dengan senyum kau bersua. Namun aku saja yang tak ramah. Seperti tak ingin kau ada.

Semua telah berbeda. Dengan hawa dan rasa yang tak lagi sama. Terima kasih pernah ada. Semoga kau selalu bahagia.

🌵🌵🌵

"Aku Sora.", ucapmu waktu itu seraya mengulurkan tangan depanku.
"Nata." Tak ku balas uluranku, kau menarik tanganmu dengan canggung.
"Kau sudah makan?"
"Hm."
"Aku makan dulu ya."

Kau makan dengan begitu lahap walau kau duduk di depanku. Sama sekali tak canggung dirimu di hadapanku. Kau berbeda dari yang lainnya.

Aku pergi dari hadapanmu dengan sengaja. Entah karena apa dan tanpa kata-kata. Kau hanya memandangiku dengan tatapan, "kenapa kau meninggalkanku?"

🌵🌵🌵

"Itu Nata kan? Yang kau suka?"
"Jangan keras-keras. Nanti dia dengar."

Ku dengar seperti suaranya. Memang benar itu dia bersama temannya. Aku menghiraukan karena aku memang tak ingin mendengarnya.

Dia bersama temannya berjalan di belakangku karena ternyata kelasku dengannya satu arah. Aku masuk ke kelasku lebih dulu dan dia tetap berjalan terus.

Saat aku masuk, dia menoleh ke belakang melihatku. Aku meliriknya dengan tatapan datar dan dia terpergok. Lalu lanjut menuju kelasnya.

🌵🌵🌵

Tiba saatnya pulang sekolah, aku menuju lokerku untuk mengambil barang yang tertinggal. Ku temui sebuah surat dan gelang couple, mungkin. Ku simpan dulu di sakuku dan akan ku baca di rumah saja.

Setibanya di rumah langsung ku baca surat itu karena aku penasaran.

Untuk Nata.

Maaf aku tak dapat berterus terang padamu. Aku sebenarnya memiliki perasaan padamu. Aku tak memaksamu untuk menyukaiku. Aku hanya ingin kamu tau saja.

Dan untuk gelang itu, maaf jika biasa saja. Aku hanya ingin kau memakainya sebagai tanda kita teman. Bolehkah aku memintamu untuk menjadi temanku? Jika mau tolong pakailah. Semoga engkau suka.

Dariku:)

Aku benar-benar tak tau siapa yang mengirim surat dan gelang itu. Dan aku tidak menyangka jika kau yang mengirimnya. Ku pakai gelang itu untuk menghormati si pengirim.

🌵🌵🌵

Tak sengaja, aku dan perempuan yang berkenalan denganku di kantin, Sora, berpapasan. Dia melihat tanganku memakai gelang lalu dia tersenyum dan pergi. Aku tak tau bahwa maksudnya tersenyum adalah dia senang karena pemberiannya aku pakai.

🌵🌵🌵

"Nat. Kalo lo mau wanita ini baik-baik aja, lo harus terima taruhan kita."
"Lo jangan macem macem sama tu cewe.", teriakku. Entah kenapa aku tak ingin dia ada apa-apa.
"Lo harus terima taruhannya. Jika tidak mungkin besok lo kaga bakal lihat dia lagi."

Aku bingung. Aku tak ingin dia ada apa-apa tapi aku juga tak mau menerima taruhan itu. Sora, maafkan aku.

"Ku terima taruhanmu. Jangan sakiti dia."
"Oke. Satu bulan. Setelah itu kau boleh meninggalkannya dan aku tak akan macam-macam dengannya."
"Ku pegang kata-katamu."
"No problem."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

-cactus🌵 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang