Mozaik 1

69 46 15
                                    


Terimakasih,

Terimakasih karena telah mengerti aku, meski terkadang aku yang tidak mengerti kamu

Terimakasih telah mengubah kesedihanku menjadi kebahagiaan saat aku bersamamu

Terimakasih karena telah menjadikan aku duniamu dan membuatku bagai ratu yang paling bahagia didunia.

Terimakasih karena telah bersedia bersamaku untuk membuat banyak kisah indah selamanya.

Terimakasih Suamiku.


Seperti biasa, pagi ini kubuatkan suamiku kopi hitam dan roti sebelum berangkat bekerja.

"Mas, ini kopi dan rotinya"

"Makasih sayang" jawab mas Rendra.

Kuletakkan secangkir kopi dan roti diatas meja makan, dan aku kembali duduk disamping suamiku.

"Mas sekarang keinginan Rara sudah terwujud", ucapku sambil bersandar dibahu mas rendra yang sedang fokus membaca Koran.

"Keinginan apa?" Tanya mas Rendra tanpa menoleh dan masih fokus membaca Koran.

"Keinginan punya adik mas" kataku riang.

Mendengar ucapanku, mas Rendra langsung menoleh menatapku dan tidak lagi fokus dengan korannya.

"maksud kamu........, mas rendra diam sejenak seperti ragu melanjutkan ucapannya, namun, untuk memastikan mas rendra kembali bertanya,

"Kamu hamil?!" Tanya mas rendra.

"Iya mas", jawabku tersenyum menatap mas rendra dan dia langsung memelukku.

"Alhamdulilah, Tuhan masih mempercayakan kita untuk memiliki anak lagi" ujar mas rendra sambil memelukku.

"Iya mas". Berada dalam pelukannya sangat membuatku merasa nyaman.

"setelah mas pulang kerja, kita periksa kandungan kamu ya sayang" kata mas Rendra.

"Iya mas" ucapku, masih dalam pelukannya mas Rendra.

"Ohyaa, Apa hari ini Fika jadi kesini?" Tanya mas rendra

"Iya mas, barusan dia wa aku katanya dia lagi siap-siap mau kesini".

Adik kandung mas rendra yang bekerja sebagai penulis lepas dan marketing di perusahaan milik mas rendra, namanya Fika.

Dia sudah kuanggap adikku sendiri. Gadis yang baik, pekerja keras, pemberani dan mudah berteman dengan siapa saja, membuat semua orang merasa nyaman berbicara dengannya termasuk aku.

"Sayang kamu yakin gak apa-apa menceritakan semuanya?, kalau kamu ragu lebih baik gak usah ya", ujar mas rendra, kekhawatiran terlihat diwajahnya.

"Gak apa-apa mas jangan khawatir, Fika juga bertanya hal yang sama, dia juga khawatir kalau aku bercerita mungkin akan membuka luka lama, tapi ini keinginanku, aku ingin semua orang mengetahui kisahku dan tidak akan melakukan hal bodoh sama sepertiku, karena penyesalan tidak pernah datang di awal, dan kalau ada yang terlanjur melangkah ke jalan itu, aku ingin mereka berhenti dan sadar, kemudian melanjutkan kehidupan baru yang lebih baik dan menemukan pasangan yang mencintai, saling menghargai dan menghormati seorang perempuan, seperti kamu mas, aku juga ingin anak-anak kita tau kalau mereka memiliki ayah yang hebat melebihi Spiderman" ucapku kepada mas rendra.

"Hahaha....," Mas Rendra tertawa, lalu berkata sambil mengelus rambutku.

"Tapi anak-anak kita juga harus tau, kalau mereka memiliki Ibu yang hebat melebihi Wonder Women",

"Hahahaha....", Kami tertawa.

"Sayang, apapun yang akan kamu lakukan, aku akan selalu mendukung kamu, aku percaya kamu, karena kamu wanita pilihanku dan Ibu dari anak-anakku"' ucap mas Rendra, dia menatapku, kedua mataku selalu tertarik untuk membalas menatapnya.

"Terima kasih sayang", ucapku, tersenyum menatapnya lalu memeluknya.

"Iyaa, sayang kalau ada apa-apa, kamu langsung hubungi aku ya, ayah berangkat dulu ya sayang", ucap mas Rendra sambil mengelus perutku.

"Iya sayang, mas hati-hati ya", ucapku.

"Iya sayang, salam buat Fika ya, Assalamualaikum!", ujar mas rendra lalu mencium keningku.

"Waalaikumsalam" jawabku.

Aku mengantarnya keluar rumah sampai dia mengendarai mobilnya. Tidak lama kemudian Fika datang.

RealizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang