Bagian terburuk dari memiliki adik tiri yang seperti Jungkook adalah tinggal bersamanya. Apalagi setelah insiden ciuman lidah yang berulang kali terjadi—yang padahal sudah Kyra peringatkan agar jangan terjadi lagi—yang pada akhirnya membuat Kyra pasrah manakala lidah hangat Jungkook menjelajah dalam mulutnya dengan sangat menuntut.Dan karena mereka berdua tinggal satu atap, keadaan pun disekitar mereka pun menjadi lebih intens, canggung, dan ketat. Tiba-tiba rumah terasa terlalu kecil untuk menampung presensi Jungkook yang begitu besar. Kemanapun Kyra memandang, Jungkook akan ada di sana. Bersantai di sofa ruang tengah sambil bermain dengan ponsel atau laptopnya—yang padahal, Jungkook tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya, biasanya dia selalu mengurung diri di dalam kamarnya.
Terkadang Kyra melihat Jungkook sedang melangkah keluar dari kamar mandi di lantai dua—yang tepat berada di depan kamar mereka berdua dengan hanya mengenakan handuk yang diikat di pinggangnya. Padahal biasanya, mereka berdua tidak pernah berpapasan antara satu sama lain ketika mereka menggunakan kamar mandi di lantai itu, sebab sesungguhnya di masing-masing tiap kamar mereka terdapat kamar mandi pribadi.
Jungkook juga mulai duduk bersama seluruh anggota untuk sarapan dan makan malam, yang mana, hal itu tidak pernah Jungkook lakukan.
Ayah Jungkook sampai bingung sendiri melihat tingkah anaknya, sampai Tuan Jung pun sempat bertanya pada Jungkook, “Koo, apa ada yang kau inginkan? Kau ingin dibelikan apa oleh ayah?” sebab pikirnya, perubahan sikap anaknya adalah karena Jungkook sedang membujuk ayahnya untuk membelikan sesuatu.
Jungkook juga lebih sering menghabiskan hari-harinya berdiam diri di rumah. Padahal selama ini dia selalu pulang larut malam, atau bahkan tidak pulang sama sekali.
Entah mengapa, Jungkook selalu melakukan kegiatan yang diluar kebiasaannya selama seminggu ini. Seperti pagi ini, Jungkook tengah berolahraga di ruang tengah dengan bertelanjang dada, hanya mengenakan celana training-nya saja. Otot-ototnya menegang dengan cara yang seksi, dan kulitnya berkilau karena bulir-bulir peluh yang ada ditubuhnya. Ditambah lagi dengan suara erangan Jungkook yang terdengar setiap kali dia melakukan push up.
Kyra yang sedang menuruni tangga, hendak pergi ke dapur pun lantas menghentikan langkahnya sebentar, mencoba menikmati pemandangan indah yang membuatnya merasa bersalah. Ia bahkan sampai tidak berkedip karena terlalu terpana.
Ah, mengapa aku jadi meng-seksualisasinya?
Kyra menggelengkan kepalanya untuk menjernihkannya pikirnya, dan lalu kembali pada misinya; mencari sarapan di dapur.
Ibunya sudah berpesan sejak semalam kalau dia dan ayah Jungkook akan pergi ke Jeju untuk menghadiri pernikahan salah satu kolega ayah Jungkook. Mereka akan menghabiskan akhir pekan di luar kota. Yang berarti, lagi-lagi hanya ada Jungkook dan Kyra saja berduaan di rumah.
Untungnya, hari ini Kyra punya janji temu dengan Sona. Sudah sejak kemarin Sona mengajak Kyra untuk berbelanja bersama dan menonton film laga keluaran terbaru. Yah, Kyra pikir, dia memang memerlukan sedikit hiburan setelah seminggu ini bekerja keras untuk; (1) Menghindari Jungkook. (2) Mengerjakan semua pekerjaannya yang lumayan menuntut hingga ada beberapa kali Kyra pulang lembur. (3) Menghindari Seokjin yang secara menerus memohon pada Kyra untuk bertemu, yang selalu Kyra tolak.
Bukannya Kyra ingin lari dari masalah, dia hanya butuh untuk menenangkan pikirannya. Memerlukan waktu untuk menentukan perasaannya terhadap Seokjin, apakah dia masih mau bertahan bersama pria bermarga Kim itu atau tidak. Dan jawabannya akan dia berikan pada Seokjin hari senin mendatang.
“Kenapa kau hanya menatap kosong bungkus ramen mu?” Jungkook tiba-tiba sudah berada di dekat Kyra yang ternyata sejak tadi dia hanya berdiri melamun di depan meja island dapur.

KAMU SEDANG MEMBACA
KOO-PHORIA ✔️ [AKAN TERBIT]
Fanfiction[SUDAH TAMAT] Terjebak dalam hubungan terlarang bukanlah keinginan Jung Jungkook maupun Moon Kyra, meskipun tak memiliki hubungan darah tapi mereka tetaplah adik kakak yang terikat karena pernikahan orang tua mereka. Tak pernah terlintas dibenak Jun...