"Ayahmu masih memiliki acara malam ini. Pesawat pulang kami diundur menjadi jam empat pagi. Kira-kira ibu baru akan sampai rumah sekitar jam enam lebih," Yi-Eun memberitahu tentang jadwalnya pada Kyra lewat panggilan telepon yang sedang berlangsung.Kyra mendesah pelan. Untuk kesekian kalinya, pun malam ini dirinya hanya akan berdua saja dengan Jungkook. Memang, sejak konfrontasi mereka terakhir kali di kamar Jungkook hingga malam ini, tidak ada insiden berarti yang terjadi pada mereka berdua.
Untuk hari minggu ini, sejak pagi tadi, Kyra bahkan sama sekali belum bertemu dengan Jungkook. Mendengar langkah kaki atau suaranya saja tidak.
Mulanya Kyra sempat berpikir kalau Jungkook sedang di luar rumah, pergi sejak pagi tadi. Namun mobil dan motornya masih terparkir dengan posisi yang sama sejak jumat lalu di parkiran. Jadi, tidak mungkin Jungkook pergi dari rumah.
"Bagaimana dengan Jungkook?" tanya ibu Kyra lagi.
"Dia seharian ini ada di kamarnya," jawab Kyra. Ia lalu menoleh ke kanan, di mana balkon jendela kamar Jungkook berada. Berjalan sedikit ke pinggir untuk mengintip ke arah kamar Jungkook yang ternyata tampak sangat gelap.
Balkon mereka terletak berdampingan, berpagar besi jeruji hitam dan jarak antara balkon kamar Kyra dengan Jungkook sekiranya hanya satu meter lebih saja. Sehingga, jika Kyra mendekat ke pinggir pagar, dia bisa sedikit melihat masuk ke dalam kamar Jungkook. Namun Kyra tidak bisa melihat jelas ke dalam karena kamar dalam keadaan gelap. Hanya diterangi oleh sinar perak bulan yang masuk lewat jendela terbuka.
Kemana dia?
"Apa kalian makan dengan baik?" tanya Yi-Eun.
"Yeah, kami makan dengan baik," Kyra berkata dengan intonasi sedikit tak acuh pada ibunya, sebab dia sedang penasaran akan eksistensi Jungkook. Kyra yakin betul kalau Jungkook ada di kamarnya, sebab dua menit yang lalu Kyra baru saja berlalu lalang di ruang tengah maupun dapur, dan dia tidak Jungkook di mana-mana. Dan dari apa yang baru saja Kyra lihat, kamar Jungkook pun tampak sunyi dan hampa, tak berpenghuni.
Sekarang masih jam sembilan malam, Jungkook bukan tipikal orang yang tidur secepat ini.
Apa jangan-jangan dia mati kaku sendirian di kamar?
Pemikiran itu membuat bulu kuduk Kyra bergidik. "Bu, sudah dulu, ya. Aku harus mengerjakan sesuatu." Dan setelah ibunya mengucapkan selamat tinggal, Kyra pun memutuskan panggilannya.
Ia melempar ponselnya ke kasur dan bergegas ke kamar Jungkook.
Mula-mula, Kyra mengetuk pelan kamar Jungkook, lambat laun ketukannya menjadi semakin kuat, menekan, dan sedikit agak panik saat Jungkook tak kunjung menjawab Kyra. Jika seperti ini, Kyra merasa menyesal karena tidak memiliki nomor ponsel Jungkook agar dia bisa menanyakan tentang keberadaannya. Sehingga, mau tidak mau Kyra hanya bisa melakukan dengan cara konvensional, yaitu mengetuk kamarnya dan mencari di seluruh penjuru rumah.
"Ya! Jungkook-ah! Kau ada di dalam?" teriak Kyra khawatir. "Jungkook! Jungkook! Apa kau ada di dalam? Jungkook? Buka pintunya!" desaknya panik. "Hey, Jungkook! Kau tidak mati di dalam, kan?"
"Apa, sih? Kau berisik sekali?"
Kyra langsung menoleh dengan cepat ke arah suara itu berasal, dan menemukan Jungkook yang sedang mengenakan sweater hitam dan celana kargo tengah menuruni tangga kecil yang menghubungkan lantai dua dengan bagian atap.
Selain ada empat kamar di lantai dua, beberapa rak buku dan ruang kerja Tuan Jung, juga terdapat sebuah kamar mandi untuk tamu dan di samping kamar mandi itu terdapat sebuah tangga kecil yang menuju atap. Kyra tidak pernah naik ke atap, tetapi dari yang ia dengar dari sang ibu, di atas hanya terdapat lahan sepetak berlantai semen dan juga sebuah toren air. Tidak ada yang spesial, sehingga Kyra tidak menyangka kalau Jungkook akan datang dari sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
KOO-PHORIA ✔️ [AKAN TERBIT]
Fanfic[SUDAH TAMAT] Terjebak dalam hubungan terlarang bukanlah keinginan Jung Jungkook maupun Moon Kyra, meskipun tak memiliki hubungan darah tapi mereka tetaplah adik kakak yang terikat karena pernikahan orang tua mereka. Tak pernah terlintas dibenak Jun...