Hhhhh.... Hhhhh.... Hhhhh...
Helaan napas sang pangeran terdengar lirih.
Menengadah menatap cakrawala yang setia memberi kehangatannya.Mata sang pangeran terpejam, sungguh mood nya hancur sehancur-hancurnya.
Entah karena apa,hari ini tak ada satupun hewan buruan yang berhasil ia tangkap.
Setiap bidikannya selalu meleset, padahal kemampuan membidiknya sudah tidak diragukan lagi.
Ahli dalam senjata apapun, tradisional maupun modern. Tentu saja kemampuan seorang Pangeran yang terlatih tidak bisa dianggap remeh.
What the....
Busur panah, pedang ,samurai, toya, atau senjata modern semisal pistol
Maupun sniper sudah sangat dikuasai.Boleh lah dibilang handal. ( sombong dikit ngga papa, namanya juga Pangeran ) ehe... 😁
"Maaf, yang mulia ... Kita harus segera pulang
Hari sudah petang!!"Perkataan salah seorang prajurit, membuat sang pangeran sadar dari lamunannya.
Sedikit tersentak, Ia berucap masih dengan posisi semula ( menghadap cakrawala sore yang indah ).
"Baik paman, ayo kita pulang."
Ucapnya lirih.
.
.
.Sesampainya di istana...
Sang pangeran segera berbenah.
Membersihkan diri, makan malam, dan bersiap tidur.
Tidak ada jadwal malam. Jadi Ia punya cukup waktu untuk merenung.Merenung kan masalahnya...
Pangeran sedang ada masalah🤔
Ya, sebuah masalah... Yang harus segera diselesaikan.
Tepat jam 12 malam, sang pangeran menyelinap Ke kamar sang Ayah.
Memastikn Apakah beliau sudah tertidur.Beruntung malam ini, Karena sang ibu tak nampak tertidur dengan ayahandanya. Entah karena apa sang pangeran tak ambil pusing untuk memikirkan itu.
Yang jelas itu sangat menguntungkan, karena ia memang bermaksud mengadu pada sang ibu.
Dengan langkah cepat segera meninggalkan kamar sang Ayah bermaksud mencari sang ibu.
Namun langkahnya terhenti, tatkala seorang prajurit tiba-tiba datang menginterupsinya.
"Maaf yang mulia, Anda ditunggu ibunda ratu di tempat biasa."
Ahaa... Pucuk dicinta...
Kenapa sangat tepat waktunya.
Mungkin Tuhan sedang berbaik hati padanya.
Baiklah, ini tidak boleh disia-siakan.Berbalik cepat, tidak lupa berterima kasih pada prajuritnya.
"Terimakasih, silahkan kembali berjaga."
Ucap sang pangeran.
Bergegas pergi menuju tempat yang dikatakan sang prajurit.
Tempat biasa...???
Adalah tempat rahasia sang ibu dengan sang anak. Dimana tempat itu Tak satupun orang tau kecuali mereka berdua, tidak pula dengan sang Raja.Karena tempat ini memang sangat dirahasiakan dari siapapun termasuk sang Raja.
Sang pangeran terduduk, menunggu perkataan sang ibu.
Sungguh Ia penasaran akan hal apa yang akan disampaikan sang ibu, sampai-sampai harus bertemu di tempat yang sangat menyenangkan ini.Menyenangkan, karena disini ia bebas melakukan apapun termasuk berkeluh kesah dan sedikit aegyo mungkin ... 😉
"Ayolah, putraku tak biasa tegang seperti ini..."