Pagi yang cerah, saat ini Zidan sudah tiba di sekolahnya. Belum terlalu ramai murid di sekolah karena memang saat ini masih pagi. Ketika Zidan masuk kelas pun hanya ada ia dan 4 orang lainnya yang baru datang.
Zidan tersenyum pada teman di kelasnya itu lalu duduk di kursinya. Ia memutar musik lalu menyumbat telinganya dengan earphone.
Lima belas menit kemudian kelas mulai ramai dipenuhi murid-murid yang baru datang.
"Woyyy dateng dari jam berapa lu, gasik amat." Janu datang merangkul bahunya.
"06:05." Balas Zidan. Ia melepas earphone-nya.
"Bener-bener murid teladan." Puji Janu seraya menepuk bahu Zidan. Kemudian ia menyimpan tas di mejanya.
"Iya, gak kayak lo." Ucap Agam yang entah sejak kapan sudah duduk di mejanya sendiri, tepat di depan meja Zidan.
Zidan hanya tersenyum melihat interaksi kedua temannya itu. Omong-omong ia tidak melihat orang yang satunya, bukankah mereka bertiga selalu terlihat bersama seperti trio?
"Reza mana?"
"Dia mah belum bangun. 5 menit sebelum bel masuk bunyi dia baru dateng." Jawab Janu.
"Ngadi-ngadi lo. Nih gue dateng." Reza datang secara tiba-tiba dengan raut wajah yang kusut.
"Wihh tumben amat lu dateng pagi."
Janu memandangnya dengan ekspresi tak menyangka. Sedangkan Reza hanya memutar bola matanya malas lalu berjalan gontai menuju mejanya."Gue kepaksa bangun pagi, emak mau kondangan."
Janu, Agam dan Zidan hanya menggelengkan kepalanya.
"Btw nu, lo udah dapet info tentang band?" Tanya Zidan pada Janu.
"Oh iya, kata bang Ian pulsek lu ditunggu di ruang band."
"Eh.. Gue langsung diterima nih?"
"Kagak lah. Paling lo di tes dulu sejauh mana lo bisa mainin gitar."
"Oh gitu, thanks ya."
____
Seperti sebuah deja vu, sepulang sekolah Zidan kembali menelusuri koridor. Bedanya kali ini tempat yang ditujunya adalah ruang band, bukan perpustakaan.
Jika kalian bertanya kenapa Zidan sering tersesat jawabannya adalah karena ia baru menjadi murid di sekolah ini sejak 3 hari yang lalu. Jadi wajar bukan jika ia sering tersesat?
"Ruang band dimana si?"
Karena hari ini adalah hari sabtu, semua kegiatan ekstrakurikuler diadakan setelah pulang sekolah. Ia tidak sempat meminta Agam ataupun Janu mengantarnya ke ruang band karena mereka sudah memulai latihan di masing-masing ekstrakurikuler nya, sedangkan Reza sudah pulang karena tidak mengikuti kegiatan apapun.
Tampaknya ia harus bertanya pada seseorang. Tapi siapa? Semua murid yang berada di sekolah saat ini sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Zidan terus mencarinya hingga ia tiba di depan perpustakaan dan seorang gadis keluar dari perpustakaan itu.
"Hey, tunggu!"
Gadis itu menoleh. Rupanya dia adalah gadis manis yang ditemuinya kemarin. Zidan segera berlari menghampirinya.
"Gue mau tanya, ruang band di sebelah mana?" Tanya Zidan.
Gadis itu terdiam sebentar. Ekspresinya sedikit terkejut namun akhirnya ia menjelaskan dimana letak ruang band tersebut.
"Lo naik lantai 3 terus belok kanan, lurus aja sampe ketemu lab bahasa terus belok kiri, dan ruangannya ada di paling ujung. Jelas?"
Zidan membuat raut wajah bingung. Ia benar-benar tidak paham dengan peta yang dijelaskan gadis dihadapannya ini.