Prolog

84 9 1
                                    

"Gigi dimana? Kenapa deldel ditinggal?! Huaaaa Gigi jahat!" tangis gadis polos nan lugu ini pecah karna merasa ditinggalkan temannya saat bermain petak umpat. Dan tentu saja dia yg jaga.

Saat anak laki laki ini ingin mengumpat tiba tiba terdengar suara tangisan dari arah sana. Mau tak mau ia kembali menghampiri gadis kecil itu.

"Deldel kenapa? Siapa yg nakalin dedel biar Gigi lawan" heboh Gio

"Hiks Gigi jahat! Gigi ninggalin deldel sendilian hiks huaaa" Tangisannya semakin kencang. Gio bingung bagaimana caranya mendiamkan gadis lugu ini

Gio memeluk tubuh mungil Ardel. Mengelus punggungnya, "Jangan nangis. Kan tadi kita main petak umpat jadi orang yg gak jaga dia harus ngumpat. Kayak gigi lakuin tadi bukan ninggalin" jelas Gio

Perlahan tangis Ardel mereda, "Jadi tadi gigi ngumpat bukan ninggalin deldel?" tanya Ardel dari pelukan Gio

"Iyah. Udah ga usah nangis lagi. Pulang ajak yuk udah sore" ajak Gio

Ardel mengangguk. Gio menggandeng tangan Ardel. Mereka berdua pulang saling menggandeng tangan.

15 Tahun kemudian

"Gio balikin kunciran gua!" jerit Ardel

Aradella Ziakensyah Ralea Ruxan. Gadis ini memiliki paras yg sangat sangat cantik. Laki laki yg ada disekolahnya, baik SMA atau SMP. Menyukainya. Dibalik wajahnya yg cantik nan manis tapi siapa sangka. Dia sangat galak dan cuek terhadap orang baru. Anak brandalan pun takut kepada dirinya. Padahal dia tidak bisa beladiri. Hm mybe. Cueknya bukan kepada orang baru. Dengan keluarga dan kerabatnya kadang penyakit cueknya bisa kambuh. Sifat cueknya berasal dari sang papa.

"Ga mau wle" Gio berlari lebih kencang lagi saat tau Ardel hampir dekat dengannya

Arya Giovano Antonio. Laki laki ini memiliki paras yg tampan. Karna ketampanannya namanya terkenal kepenjuru SMA yg ada dijakarta. Bukan ketampananya saja yg terkenal sifat badnya pun juga terkenal. Siapa sih yg tidak kenal Gio. Anak laki laki yg sangat jago dibidang bela diri. Walau kemampuannya tak sejago Ardel. Laki laki berwajah cool ini sangat dingin dengan semua orang. Terkecuali keluarganya, Ardel dan keluarga majikan ayah dan bundanya. yaitu keluarga Ardel. Ya ayah dan bunda Gio bekerja dirumah besarnya Keluarga Ruxan. Ayahnya yg bekerja sebagai supir dan bundanya yg bekerja sebagai asisten rumah tangga. Orangtua Ardel tak pernah semena mena.

Terhadap keluarganya. Malahan orangtuanya tidak dianggap sebagai pembantu atau supir tapi sebagai keluarga. Ya orangtua Ardel sangat lah baik. Gio pun sering dimanja dengan tuan Ruxan dan nyonya Ruxan. Mereka tak pernah membeda bedakan. Semua biaya sekolah dan kebutuhan yg lainya selalu ditanggung keluarga Ruxan.

Kedua orangtuanya tak mengijinkan membiayai sekolah Gio dengan gaji orang tuanya. Bukan tidak cukup. Bahkan sangat cukup! Gaji orangtuanya melebihi orang kantoran. Gio tentu saja sangat sangat beruntung bisa bertemu keluarga yg sangat baik hati.

Karna kebaikan orangtuanya Ardel terhadap keluarganya. Gio berjanji akan selalu menjaga Ardel dan tidak akan pernah membiarkan satu tetes air mata jatuh dari tempatnya. Jika itu bukan tangisan bahagia. Itu janji Gio.

"Ih kok lu nyebelin si?!" gerutu Ardel.

"Nyebelin gini lu sayang kan?" goda Gio

"NAJIS! Dah ambil aja kucirannya gua ga butuh" Ardel berhenti mengejar Gio. Dia lebih memilih masuk kedalam kamarnya lagi.

Gio yg merasa Ardel sudah tak mengejarnya lagi berhenti berlari. Dia tersenyum kecil ternyata Deldelnya sudah menjadi gadis yg kuat dan galak tentunya.

***

Gaje ya prolognya? Hehe maaf saya hanya penulis amatiran.

Jadi agak gaje.

Tapi saya usahakan yg terbaik buat cerita ini.

Jangan lupa vote and komennya!

Karna satu vote dan satu komenan dari kalian itu sangat berarti buat saya.

Bye bye see you next time.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang