Sadar.

11 2 0
                                    

“Kenapa akhir-akhir ini gua ngerasa jahat banget sama orang yang gak bersalah. Gua ini laki-laki apa sih yang tega nyakitin hati cewe yang tulus sama gua.“ gerutu Nata seraya membaringkan bokongnya diatas kasur.

Tiba-tiba

Terdengar ketukan dibalik pintu kamar Nata dan disambung suara halus memanggil namanya dengan sebutan kakak.

“Masuk aja Nit!“ seru Nata membalas suara di balik pintu itu. Nata menyuruh nya masuk karena Nata mengetahui bahwa itu suara adiknya.

“Kak, ta-tadi bunda nyuruh Nita buat ajak kakak sarapan dibawah bareng-bareng.“ ujar Nita sedikit ragu, takut kakaknya itu marah. Karena sedari tadi wajah kakaknya lesu.

“Iya Nit, ntar kakak ke bawah.“ jawab Nata.

Nita pun kembali ke ruang makan setelah mendengar jawaban dari kakaknya. Dan Nata kembali menjatuhkan bokongnya diatas kasur seraya menatap langit-langit kamar. Seakan-akan melupakan yang adiknya sampaikan tadi.

“Gua udah keterlaluan sama Kia, gua baru sadar kalau Kia itu bener-bener perduli sama gua.“ ujar Nata dalam hati dengan memejamkan kedua matanya.

Tok-tok-tok

Terdengar ketukan lagi dari pintu kamar Nata membuat nya terkejut dan membuka kedua matanya yang tadi terpejam.

“Kak, ayo turun. Bunda udah nunggu.“ ujar Nita dibalik pintu.

“I-i-iyaa.“ jawab Nata.

Nita kembali turun ke ruang makan.

“Aelah.. Gua sampe lupa kalau bunda udah nungguin gua dari tadi di ruang makan.“ ujar Nata kesal.

“Kenapa gua sibuk mikirin Kia. Duhhh..“ lanjut Nata dengan memukul keningnya.

Sesampainya di ruang makan, Nata melihat bunda dan adiknya sudah menyelesaikan sarapan nya. Nata merasa tidak enak hati kepada bunda nya karena sudah lama menunggu kedatangannya.

“Bun.. Maaf Nata tadi ketiduran lagi, jadi lama. Kalau Nita gak panggil Nata lagi kayanya Nata bakal bablas.“ ujar Nata. Tidak mungkin Nata memberitahu bunda dan adiknya kalau tadi dia sedang memikirkan Kiara, gadis yang selalu ada untuk Nata tapi selalu Nata sakiti hatinya.

“Iya gapapa sayang, bunda tau kok kamu pasti kecapean. Bunda cuman mau bicarain sesuatu sama kamu.“ ujar bundanya.

“Bicarain soal apa bun?“ tanya Nata.

“Bunda ada kerjaan di luar kota, kamu jaga adik kamu baik-baik. Kamu jangan pulang larut malam, kalau perlu kamu ajak teman perempuan kamu buat nemenin Nita kalau kamu bener-bener sibuk.“ ujar bundanya.

“Iya bun, Nata bakal jagain Nita baik-baik. Bunda tenang aja.“ jawab Nata.

“Nita juga gak bakal nakal kok bun.“ ujar Nita kepada bundanya.

“Awas ya kalau lo nakal. Gua rebus lo kaya mie rebus.“ ujar Nata seraya menjitak kepala adiknya perlahan.

“Bunda.. Kak Nata nya nakal.“ rengek Nita kepada bundanya.

“Bercanda doang kali Nit.“ ujar Nata cengengesan seraya mengelikitiki pinggang adiknya itu.

“Iya kak ampun kak.“ ujar Nita yang kegelian.

Bundanya yang melihat tingkah kedua anaknya ini hanya menggelengkan kepala dan tersenyum simpul.

Nata kini sadar, selalu ada kebahagiaan ketika kita mulai menghargai dan mensyukuri segala sesuatu nya.

Begitu juga dengan kehadiran Kiara dalam keseharian nya. Jika Nata menghargai keberadaan Kiara, mungkin ia akan se bahagia bersama keluarga nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kejora AntariksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang