01

134 15 2
                                    


"Hello"

Seseorang dari samping kanan, tiba-tiba menyapa gue dengan suara maskulinnya.

"Oh hi" Jawab gue dengan terbata-bata. Gue kaget.

Laki-laki itu menduduki kursi disamping gue yang kebetulan sekali kosong. Mungkin dia hanya sekedar menyapa. Menyapa orang asing sudah menjadi hal yang lumrah di New York.

Sejenak gue ngelirik laki-laki yang berada disamping kanan gue. Gerak-geriknya seperti sedang mengamati gue. Tapi mungkin hanya perasaan gue doang.

"I'm so interesting to talking with you, can we have some coffe?"

Gue melotot secara spontan. Dia berbicara dengan siapa? ngga ada orang lain di dekat kita. Karena penasaran, gue menoleh ke arah dia.

"Hey?" Tanyanya untuk kedua kali. Gue menghembuskan nafas kasar. Meneliti laki-laki ini dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Kita bahkan belum berkenalan" Kesal gue, dalam hati.

"Oooh yes we can, are you student in here? Um i mean America?"

Please bodoh banget gue!
Gatau kenapa gue spontan aja mengiyakan permintaan dia. Gue gatau dia penjahat atau bukan, tapi firasat gue dia ini orang baik, jadi yasudah.

"No, i'm not. i'm a tourist" jawabnya.

"Oh well, let me looking for a coffee shop nearest"

Tanpa pikir panjang gue langsung cari di Google coffee shop terdekat dari tempat gue berada saat itu. Di sini lumayan banyak, tapi gue anaknya emang jarang nongkrong. Gue lebih suka duduk santai di trotoar New York, atau berkeliling cuma buat lihat gedung-gedung pencakar langit. Trust me, gedung-gedung ini emang keren banget.

"Just follow me" perintah gue setelah melihat coffee shop yang ngga jauh dari sini.

Dan benar aja, dia benar-benar ngikutin gue kayak penguntit. Demi tuhan, dia sangat menyeramkan. Gue bener-bener harus mengutuk diri gue yang bodoh ini.

Hey?! gue belum kenal tetapi kenapa gue mengiyakan permintaan dia?!

abeela lo bego banget, sumpah.

Hanya memakan waktu 15 menit dari tempat kita pertama ketemu, tadi. Ternyata coffee shopnya ngga sejauh yang gue bayangkan. Pokoknya ngga sejauh kamar nyokap ke basement rumah gue di indonesia.

Gue yang pertama kali masuk langsung pilih kursi berhadapan di samping kaca, jadi pemandangan kita lagi-lagi adalah kota New York.

Cukup lama kita berbincang, dia bercerita tentang kehidupannya dan gue hanya mendengarkan. Gue sempat kaget, ternyata dia adalah idol? gua ga terlalu tau sebenernya, tapi yang pasti dia terkenal di negara asalnya. Ah ya dia dari Korea Selatan.

Jujur aja gue ngga tertarik sama orang terkenal kayak dia, karena kita juga sama-sama manusia. Kecuali kayak Aristoteles, Albert Einstein, Nikola Tesla, dan lain-lain. Iya mereka juga manusia, tapi otaknya ga manusiawi.

Gue ngerasa canggung banget sekarang. Gue ga tau harus ngomong apalagi. Sebenernya, gue emang ngga ngomong dari tadi. Gue cuma dengerin dia yang lagi cerita panjang x lebar.

Gue aja belum tau siapa namanya. Tapi, wow dia bisa se-santai cerita tentang orang lain. Well sebenarnya gue ga masalah dengan dia yang baru gue kenal - kita belum kenalan, sih - tapi udah cerita banyak hal.
Ini bahkan sudah satu jam kita berasa di coffee shop. Tapi gue rasa dia memang orang baik. Terlihat dari cara dia berbicara dan cara dia tertawa.

"Em sorry- may i go to restroom?"

"Ah, - ya, sure"

Setelah menyeruput kopi hitamnya habis, dia langsung berdiri lalu menatapku dan, tersenyum.

Oh astaga! dia mempunyai dimple. Gue cukup kaget setelah ngga sengaja liat dia senyum. Manis - maksud gue senyumnya manis.

Gue mengangguk dan membalas senyumannya. Dia berbalik, berjalan perlahan menuju toilet dipojok samping watafel. Omong-omong gue juga belum tau siapa namanya, dasar orang asi-

"Jung Jaehyun,"

"My name si jaehyun"

|||

Ga kerasa ternyata udah dua jam kita ngobrol dengan gue yang udah ngabisin dua americano, dan gue baru sadar itu. Wah gila, ga bakalan bisa tidur sampai dua hari nih gue. Padahal niatnya mau hidernasi aja selama liburan, karena bener-bener stress banget gue selama kuliah kedokteran disini. Sistemnya kacau banget, udah lima semester tapi gue masib belum bisa beradaptasi.

Oh iya, ngomong-ngomong kita sudah berkenalan - sebenarnya dia saja yang memberitahu namanya, gue ngga. Tapi sekarang keheningan sudah mulai datang, dia udah ngga bercerita lagi. Atmosfirnya udah beda, Jaehyun malah jadi diam tiba-tiba.

Ting!

Notifikasi dari handphone gue. Gue melirik pop up-nya - ah ternyata teman gue yang meminta untuk dikirmkan pdf. Berhubung gue ngga membawa laptop, sepertinya mengabari supir gue untuk menjemput, itu hal baik. Daripada gue seperti orang bodoh bersama dia disini.


"By the way, are you... student in here?" tanya dia, tiba-tiba, setelah lima menit kita sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Yes, i'm a student here"

"Where do you study?"

"Harvard University"

"UHUK!"

Astaga dia ini kenapa? air mukanya terlihat sangat terkejut, dia sampai membulatkan kedua matanya.

"Sorry, i was very surprised. um-what are you majoring in?"

Gue menyeruput americano sedikit, lalu kembali melihat dia yang masih menunggu jawaban.

"I take medical school there"

"I think i'm gonna have jenius child"

Dia melihat gue sembari senyum menunjukan dimplenya.

WHAT DOES THAT SMILE MEAN?!













- to be continued -

huhuhu thank you,
sorry for typo.
see you next chapter.


guys, coba deh kalian pencet ini
↓ ini, masa warnanya bisa berubah

Voyage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang