CCM CHP.4 PELATIHAN PART1

26 5 1
                                    


Rabu pagi hari di lapangan latihan desa, dengan tidak adanya Arment sekarang digantikan Alcott untuk melatih anak-anak desa yang sebelumnya di latih para orang dewasa yang lain ketika dia menjaga Ditian.
"Pagi semua, mulai hari ini dan seterusnya aku akan melatih kalian"ucap Alcott kepada anak-anak .
"PAGI KEPALA DESA!!"sahut anak-anak dengan serentak.
"Tak perlu seperti itu, mulai hari ini panggil aku Guru Alcott. Baik, sebelum aku mulai, hari ini Ditian akan ikut berlatih dengan kalian"kata Alcott.

Di desa anak-anak dilatih dari umur 10-17 tahun yang membuat Ditian belum ikut berlatih dengan yang lainnya.

"Tian,masuklah ke barisan mu" Ditian masuk ke barisan dengan tatapan tajam diarahkan kepadanya.

'Biasanya tidak seperti ini' ucapnya dalam hati.
Pelatihan biasanya dalam suasana yang riang dan dia selalu ikut bercengkrama ketika selesai berlatih.

Latihan terus berlanjut seperti biasanya, mengayunkan pedang dan menusukkan tombak.

'hah? ada apa ini?' gumam Ditian dengan heran.
Dia merasakan suasana berat yang menggantung di tempat pelatihan dan anak-anak meliriknya dengan sengit.
'ah nanti saja biar kutanyakan pada Paman Alcott' ucapnya santai dalam hati.

"Semuanya, persiapkan diri kalian untuk pelatihan khusus dariku!!!"

Setiap anak-anak cenderung memilih pedang sebagai senjata utama mereka dan keahlian yang di kuasai oleh Arment sedangkan Alcott adalah orang yang bertarung dengan gada besi.

Dua senjata yang sangat berbeda penggunaannya.

"Dan juga carilah kayu besar dan kuat untuk peralatan latihan kita besok"
"YA GURU!!"
"Baik, bubar dan cari kayu untuk pelatihan"

Pelatihan bubar dan anak-anak desa mengobrol dengan santai.

"Hei, apa kita akan mencari kayu sekarang?"

"Istirahatlah sejenak, latihan kepala desa sangat keras"

"Menurutmu mengapa dia menyuruh kita mencari kayu?"

"Entah, mungkin kita akan diajari mengayunkan gada menyesuaikan keahlian kepala desa"

"Ah benar juga, kita berlatih pedang karena itu keahlian Guru Arment dan bukan kepala de...."
anak yang berbicara itu terdiam dikata-katanya karena melihat ekspresi teman berlatihnya

"Ahh maaf aku lupa"
"Tidak apa kawan, itu bukan salahmu"

"Iya itu bukan salahmu,tapi salah bocah itu, lihatlah tingkahnya yang merasa tidak bersalah itu"
gerombolan itu melihat kearah Ditian yang sedang terbaring terengah-engah karena lelah.

"Ya bocah nakal itu yang hanya menyusahkan ayahnya bahkan membuat ayahnya terbunuh".

------------------------------------------------------

Ditian terbaring karena lelahnya pelatihan.
Sebenarnya dia sangat suka dengan pelatihan yang biasanya diajarkan ayahnya dan itu yang membuat dia selalu ingin melihat ayahnya bertarung.
Teknik pedang itu membuat dia mengagumi ayahnya,kilatan hijau yang bisa membelah dan menghancurkan batu besar.

  Ditian terlalu malas untuk berlatih dan merasa aman karena dilindungi ayahnya yang kuat.
Tapi sekarang berubah ketika ayahnya telah tiada.
Ditian merasakan lelahnya pelatihan yang selalu dia hindari.
'yah, sepertinya aku akan lelah setiap hari. Baiklah mungkin lebih baik mandi dulu untuk sekarang'.
Ditian berdiri dan berjalan kearah temannya yang dia biasa bermain bersama , Verlin.

"Haaaii Verlin, mari kita ke sungai dan mandi." ucapnya dengan santai tanpa melihat sekeliling.

Verlin menatapnya dengan tatapan marah yang membuat dia tidak tenang.
"Hey sobat,ada apa denganmu?"
"Diam kau , Pembunuh Ayah" ucap Verlin dengan dingin yang membuat Ditian terkejut.

Close-Combat MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang