Chapter 2

4 1 0
                                    

Kamu dingin, tapi aku tetep suka
❤❤❤❤❤

Amara kini sedang berada dikelasnya setelah kembali dari uks. Masih ada waktu 15 menit sebelum jam istirahat habis. Kini dia sedang diintrogasi oleh ketiga temannya.Amara sedang duduk dibangkunya bersama Viola, sedangkan Gea dan Siska yang duduk didepan mereka memutar bangku mereka supaya bisa menghadap kearah belakang.

''Lo beneran suka sama al mar?'' tanya Siska yang sudah tidak sabar lagi untuk bertanya dengan sahabatnya yang satu itu

Amara hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Melihat itu ketiga temannya menatap tak percaya. Pasalnya amara itu paling tidak peduli untuk masalah cowok.

''Yakin??'', tanya Gea ragu
''Beneran mar? Suka sama al?'',imbuh Viola karena merasa masih kurang percaya dengan sahabatnya itu

Amara mengangguk mantap memberi jawaban

''Emangnya kenapa sih?'',tanyanya bingung karena temannya bertanya seperti itu

Siska kini menompangkan kepalanya dihadapan amara, menyisakan jarak beberapa senti kemudian menatapnya serius

''Lo beneran gak tau mar?''

''Nggak, kenapa emang?''

Siska menarik nafasnya panjang sebelum menjawab pertanyaan temannya itu,''Al itu cuek banget mar, dingin, gak tersentuh. Apalagi berhubungan sama cewe gak bakal peduli dia'', ucap Siska menggebu yang kini belum mendapatkan respon apapun dari Amara

''Terus?''

''Dia juga banyak yang suka mar, lo tau laura anak kelas 12 IPA 1 musuh bebuyutan lo?'',tanya Siska yang mendapat anggukan dari Amara.

Amara tau betul siapa itu laura. Laura itu siswi yang tidak kalah pintar di sma nya, selalu bersaing dengan amara ketika ada seleksi lomba olimpiade saat kelas 11.Dia cantik, banyak siswa yang suka kepadanya bahkan memujanya, tapi tak sedikit juga orang yang tidak menyukainya karena prilakunya yang buruk dan amara termasuk salah satu dari mereka.Awalnya amara tidak mau mencari musuh, terutama dengan tipikal orang seperti Laura. Tapi karena pada dasarnya Laura yang selalu mencari masalah kepada amara, jadi mau tidak mau dia juga meladeninya. Dia juga tidak tau mengapa laura suka sekali mencari masalah dengannya. Itu sebabnya dia tidak pernah akur dengan orang yang bernama laura itu.

''Laura itu suka sama al udah lama, dari kelas sepuluh mereka udah sekelas sampe sekarang, dan dari dulu juga dia udah ngejer ngejer al tapi gak pernah ditanggepin. Boro boro ditanggepin, berhasil sedikit masuk ke kehidupannya al aja nggak. Belum lagi,dia termasuk tipe fans al garis keras, ga segen segen buat ngelabrak orang yang berusaha deketin al. Lo sampe sini yakin masi mau suka sama al?'', tanya siska dengan ragu

Amara terdiam sebentar mencerna penjelasan Siska. Dia menatap ketiga temannya yang kini sedang menatapnya juga secara bergantian. Dia bingung harus bagaimana, karena perasaan juga bukan barang yang bisa dia buang semaunya. Masih bingung amara berfikir tiba tiba fikirannya terpecahkan karena tepukan dari Viola

''Jadi,masi yakin mar?'', tanya Viola berusaha memastikan

Amara terdiam sebentar, menarik nafas pelan sebelum memutuskan kemudian menatap ketiga temannya dan perlahan mengangguk mantap

''Yakinlah, kalau urusan laura gua sih bodo amat sama mak lampir satu itu. Toh dia juga udah terbiasa nyari masalah sama gue.  Kalo al.....gua mau kok sama dia walaupun dia kayak gitu'', ucap Amara mantap meyakinkan ketiga sahabatnya

Siska menatap amara ragu, '' Yakin mau mar?''

Amara mengangguk yakin,''Yakin lah masa gamau''

Siska menggelengkan kepalanya, ''Maksud gua bukan itu''

Amara menatap siska bingung,''Terus apa?''

''Maksud gua,yakin al nya mau sama lo?'', tanya siska mengejek amara disertai tawanya

''Suka pas lo kampret kalo ngomong'', jawab amara sambil menjitak kepala Siska yang kemudian diiringi tawa dari Gea dan Viola

Amara kini bangkit dari tempat duduknya berniat pergi meninggalkan kelasnya

''Mau kemana?'',tanya Gea

Amara cengar cengir melihat temannya,''ke kelasnya calon pacar''
''Dia kelas ipa 1 kan?'', tanyanya yang kemudian diberi anggukan oleh ketiga temannya sebagai jawaban

Setelah mendapatkan jawaban, amara langsung berlari keluar kelasnya untuk ke kelas al yang hanya berjarak dua ruang kelas saja dari kelasnya di ipa 4.

Gea,viola, dan siska menatap kepergian amara tidak percaya

''Serius guys, dia kabur gitu aja?'', tanya siska yang melihat gea dan vio bergantian

''Iyaa'', jawab gea dan vio bersamaan masih dengan rasa tidak percaya

''Mau nyamperin al?'', tanya siska lagi
Sedangkan gea dan vio hanya mengangguk memberi jawaban

Siska merasa tidak percaya dengan tingkah sahabatnya yang satu itu, lebih tepatnya dia khawatir dengan amara yang mungkin akan dianggap angin lalu oleh al,''sarap itu orang'', ucapnya kemudian sambil menggelengkan kepalanya tak percaya.

-------------------------------------------------------------
Amara kini berada didepan kelas 12 ipa 1 sambil melongokkan kepalanya kedalam kelas mencari keberadaan al, tapi orang yang dicarinya tidak ada disana. Amara berniat masuk kedalam kelas itu untuk memastikan sekali kagi, tapi langkah kakinya terhenti saat ingin memasuki kelas itu. Pasalnya, kini didepannya ada nenek lampir dengan kedua pengikutnya yang menghalangi langkahnya. Yap, oramg itu adalah Laura dengan kedua pengikutnya Rizka dan Putri.

Laura menatap Amara tak suka sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya seolah olah dirinya berkuasa dan Amara hanyalah sampah baginya, begitupula Rizka dan Putri yang memberikan tatapan yang sama kepada Amara.

''Ngapain lo kesini? Nyari gue?'', tanya Laura langsung tanpa basa basi

Amara mengikuti gaya Laura dengan menyilangkan tangannnya juga dan menatap Laura remeh

''Nyari lo? Kayak gak ada kerjaan lain aja gua sampe nyari nyari lo''

''Terus ngapain lo disini? Mau nyari cowo dikelas gue? Kalo gak ada kepentingan mending lo buru buru pergi deh, soalnya muak gue ngeliat lo'',  ucap laura sambil mendorong bahu Amara pelan, memancing emosi Amara

''Ya suka suka gua lah disini mau ngapain, emang ini sekolah punya nenek moyang lo sampe larang larang gua ke kelas lo.'', jawab Amara sengit. Amara menarik nafasnya sebentar untuk menetralkan emosinya sebelum mengatakan kalimat penutupan kepada Laura untuk menyudahi perdebatan itu. Karena dirinya sudah lelah menghadapi ciptaan tuhan yang satu itu.

''Btw, gue ke kelas lo emang lagi nyari cowo sih. Calon pacar tepatnya. Tapi sayangnya dia gak ada''

''Siapa?'', tanya Laura penasaran

Amara tersenyum mengejek kepada Laura kemudian menepuk pundaknya pelan sebelum berlalu pergi untuk kembali ke kelasnya tanpa berniat menjawab pertanyaan Laura. Yang membuat Laura menatapa kepergian Amara itu dengan jengkel.

Amara tersenyum puas saat berjalan kembali ke kelasnya, karena dia yakin sekarang Laura pasti sedang menatapnya dengan tatapan jengkel disertai dengan berbagai macam sumpah serapahnya. Berhasil membuat Laura kesal adalah kebahagiaan tersendiri bagi Amara.

Tak lama setelah itu bel istirahat selesai berbunyi, dan pelajaran selanjutnya akan dimulai.

❤❤❤❤❤

16 Juni 2020

Hewlonana

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AldemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang