4

1.2K 128 3
                                    

Terdengar suara getaran ponsel dari saku celana seorang pria sedari tadi membuat telinganya menjadi sakit apalagi sakit kepalanya bertambah sakit seolah-olah ingin lepas dari tubuhnya, suara getaran ponsel sejak tadi berteriak ingin segera di angkat pun tidak dia pedulikan, namun matanya sesekali melirik nama sipemanggil.

" Ada apa?" dengan sedikit menarik nafas dengan malasnya dirinya mengangkat ponselnya sedari tadi ingin diangkat oleh tuannya

" Baka, kau dimana?, jangan bermalas-malasan segera selesaikan pekerjaanmu secepatnya". Terdengar suara dari ujung telepon sana yang tanpak menahan emosinya ingin meledak.

" heiii, kau fikir aku sedang apa haa..?, aku disini hampir mati. Teriaknya dengan tidak kalah yang seenak jidatnya menuduh dirinya bermalas-malasan. Andai saja dapat dikatakan dirinya memang sedari tadi ingin mati saja mengingat sudah seminggu ini pekerjaannya belum selesai. Ditambah dengan seenak jidatnya suara diujung telepon itu memerintahnya. Apalagi sakit kepalanya sudah dari kemarin tidak hilang-hilang mengingat dalam minggu ini harus selesai semua pekerjaannya

" Aku tidak mau tau, ku beri kau waktu dua harilagi dan segera selesaikan pekerjaanmu secepatnya" teriak dari seorang wanita di ujung telepon memberikan perintah absolute yang tidak bisa di bantah. Dan panggilan pun ditutup sebelum adanya bantahan atau penolakan dengan alasan yang tidak masuk akal.

" Cih, dasar sial. Seenaknya menghubungiku dan seenaknya juga mematikan teleponnya dasar nenek sihir" teriaknya sambil mengacak rambutnya yang dua hari yang lalu tidak di sisir, dengan wajah marah dan putus asa dirinya menambahkan kecepatan mobilnya tampa mempedulikan orang-orang yang mecaci maki dan meneriakkannya.

" Criet...." Tiba-tiba mobilnya berhenti, atau dengan tepatnya dirinya menginjak rem secara mendadak, dengan wajah pucat dirinya keluar melihat apa yang menyebabkan harus menginjak rem secara mendadak, tampak seorang wanita yang terduduk di jalan lebih tepatnya dirinya lah yang tidak sengaja menabrak wanita tersebut.

" Maaf, apa anda tideak apa-apa?" tanyanya dengan sedikit khawatir apalagi tampak luka lecet di bagian kakinya dan lutup wanita tersebut ditambah wajahnya yang sedari tadi menunduk.

" Ano.., aku tidak apa-apa tuan" ucapnya sambil memperlihatkan wajah nya yang sedari tadi di sembunyikan karena takut. Sedetik kemudian lelaki tersebut terpana melihat wajahnya cantik, manis dan natural walaupun tanpa riasan wajah.

" Dapat " gumamnya. Sambil tersenyum seperti memikirkan sesuatu dengan ekspresi mendapatkan harta karun yang sudah lama tersimpan. Sedang kan wanita tersebut sedikit binggung sambil memiringkan kepalanya tanpa disadarinya menambahkan kesan imut dan lucu secara natural. Sadar akan hal itu akhirnya mereka berkenalan.

" Kiba, aku bekerjadi salah satu agensi pencarian bakat yang terkenal di konoha, dan sudah

banyak sekali artis-artis dan model yang sudah aku buat menjadi terkenal" ucapnya panjang lebar sambil menyombongkan diri.

"A.. aaa.. aku hinata" dengan gugup dan takut sambil meremas ujung bajunya. Tanpa banyak berfikir lagi kiba segera membawakan hinata kerumah sakit sambil membujuk hinata agar mau bekerja sama dengannya, apalagi dirinya sudah terlalu lelah untuk mencari lagi calon model, ditambah dengan wajah hinata sedikit berfikir mungkin kedepannya gadis ini akan menjadi orang yang terkenal bahkan artis dengan karir yang cemerlng, Karin pasti akan puas dengan calon model yang di bawakannya nanti.

Sudah enam bulan berlangsung lamanya, hinata berubah menjadi seorang gadis yang sangat cantik dan anggun, bahkan wajah cantiknya selalu menjadi sorotan media dan majalah-majalah yang terkenal, Tidak sedikit wajahnya tarpampang di layar televisi dengan sederetan iklan-iklan dari produk kecantikan, minuman, dan pakaian yang disainer terkenal, tidak tanggung-tanggung hinata menjadi icon dari perusahaan sabaku yang terkenal seantero jepang dan digadang-gadang perusahaan no dua terkaya setelah uchiha.

Who I AmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang