շ과: 𝕬𝖔𝖐𝖎𝖌𝖆𝖍𝖆𝖗𝖆.

34 6 2
                                    

Akira atau Jaemin, mengendarai motor hitam besarnya menuju kediaman di Perfektur Yamanashi.

Butuh waktu 3 jam lamanya untuk sampai di daerah yang disebut anker tersebut.

Dibelakangnya terdapat motor hitam lain, dia Ichiro yang akan selalu ada di dimanapun Akira berada, tidak lupa diikuti sebuah mobil Honda Civic hitam dibelakang mereka.

Mereka berhenti setelah satu setengah jam perjalanan, 'mampir' terlebih dahulu di Kota Hamamatsu, Perfektur Shizuoka.

Mengunjungi sebuah Underground Bar yang cukup ramai. Kota ini tidak tidur, masih sangat bising.

"Hey Ichiro. This is the Place?" (Hei Ichiro. Ini tempatnya?)
Tanya Akira saat didepan pintu tempat tersebut.

"Right. You have to go, from the information we got, Mr. Matsumoto is there." (Benar. Lu harus masuk, dari info yang kita dapet, Mr. Matsumoto ada didalam sana.)

"Geez ... what is he doing there? I'm lazy to enter..." (Duh... Dia ngapain sih disana? Gua males masuknya...)
Ujar Akira dengan tampang pura-pura malas.

"You Must, Akira." (Lu harus, Akira.)
Ujar Ichiro lagi.

"Hai, haitte imasu. Konkai wa gokiburi o tsukamaemasu." (Iya, gua masuk. Masuk dan tangkap Kecoa kali ini.)
Oceh Akira sambil melangkah malas kedalam tempat itu.

Baru dia memasuki tempat itu, aroma alkohol yang sangat menyengat begitu juga asap rokok yang menyesakkan pernafasan, sungguh Akira sangat menyukai aroma 'rusak' ini, walau tak setergila-gila dia pada aroma 'merah manis'.

Mata Akira menggelap, melihat seluruh tempat itu dengan pandangan buas.

Botol Miras dimana-mana, puntung-puntung rokok bertebaran disekitar asbak diatas meja, sisa-sisa bungkus obat-obatan berceceran, serta seloki-seloki minuman yang sudah tak terpakai.

Para Jalang yang tak satu dua kali menampilkan tatapan liar pada Akira, pasangan One-night-stand yang bercumbu disana-sini.

Namun, Akira tidak peduli, fokusnya hanya satu. Ruang VVIP nomor 3 di lorong sebelah kanannya.

Akira dengan santai membuka ruangan itu, bau keringat, sperma, alkohol dan rokok menjadi satu diruangan tersebut. Hidung Akira sangat gatal jadinya ingin garuk.

"Ohayō Matsumoto-san..." (Selamat Malam Tuan Matsumoto.)
Sapa Akira pada seorang pria parubaya dengan rambut tipis sedikit beruban yang asik bercumbu dengan salah satu pelacur.

Dia menampakkan senyum yang sangat manis pada Matsumoto.

Merasa seseorang menyapa, Matsumoto menghentikan kegiatannya. Melirik kearah Akira yang berdiri menyilangkan tangan bersandar pada daun pintu.

"Bakanano wa dare?! Okane ga hitsuyōna baai wa, mōichido watashi ni aimashou." (Siapa kau bodoh? Aku tidak ada waktu untuk melayanimu, jika kau butuh uang temui aku lain waktu.)

Ujar Matsumoto sambil mulai melanjutkan kegiatannya, benar-benar menjijikan dimata Akira.

"Naruhodo...... demo ojisan, hontōni anata no okane ga hitsuyōnanoni baka janai." (oh begitu... Tapi Paman, aku bukan bodoh walau aku memang butuh uangmu.)

Akira membalas perkataan Matsumoto, walaupun Matsumoto tidak menggubrisnya.

Sejujurnya Akira sudah kesal sejak tadi, waktu berjalan-jalan miliknya diganggu hujan dan sekelompok tikus, belum lagi sang Saikō shirei-kan (Panglima Besar) memerintahnya menangkap seekor kecoak tua yang sungguh menjijikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐒𝐚𝐜𝐫𝐢𝐟𝐢𝐜𝐢𝐨 𝐃'𝐀𝐦𝐨𝐫𝐞 [ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang