09. Kasmaran

19 4 4
                                    

"Aku mau kita seperti angin, berhembus dengan mulus menghiraukan segalanya yang tidak pernah kita duga"
-Matt

___________________________________________

Jan lupa vote❤️

"Kenapa ya kisah cinta orang tu bisa kek es krim pedel pop renbow?," ucap Bang Bad.

"Lah napa mang?," Tanya Guntur.

"Iye, udah warna warni manis pula, gak kek kisah cinta gue, udah tawar, dingin, keras pulaaa," oceh Badai.

"Emang lu punya pacar?," Tanya Langit.

"Ya kagak si:))," jawab Badai.

"Mana ada Badai punya pacar, diakan sukanya ngegoda doang, kalau si cewenya udah baper auto di tinggalin deh wkwkwk," balas Guntur.

"Gue setuju Turrrrr!!!," Saut Samudera.

"Iyee tu, ampe janda depan kompleks dia aja, di godain ampe baper. Bener bener nih!" Ucap Langit.

"Sekate kate lu mah Lang! Gue emang demen godain cewe, tapi kaga janda juga!" Balas Badai. "Ahh Abang Sam lagi ni main setuju setuju ajee, bukannya belain bang Bad kekk," lanjut Badai kesal.

"Ya mal...."

"Assalamu'alaikum," ucap Petir.

"Kesambet setan apa lu?," Tanya Langit.

"Tumben ngucap salam? Udah insyaf lu?," Tanya Samudera.

Petir memandangi wajah teman temannya itu satu persatu.

"Lu pada apaan dah, orang ngucap salam itu di jawabbbb bukannya malah di protes...." Celoteh Petir kesal.

"Wa'alaikumsalam," jawab mereka kompak.

"Lagian lu tumben datang datang salam, biasanyakan main nyelonong baee," ucap Guntur protes.

"Bacod bet si, orang gak salam salah, giliran salam di bilang tumben, mau lu ape dah?," Balas Petir kesal level medium.

"Udah elahh, timbang salam doang di permasalahin, mending kita bahas pasal napa si Petir bisa berangkat bareng Hujan cihuyyyy kwkw," goda Langit.

Raut wajah Petir mulai tersipu malu, tapi disisi lain ia kesal, kenapa mereka sangat kepo terhadap urusannya dan Hujan?.

"Eh iya tuu, hayoo Abang Petirr!!!," Goda Badai.

"Paan dah lu semua, kepo bangett ma urusan orang," balas Petir tak suka.

"Ayolah berbagi cerita sama kita yekannn Bang Sam??," Ucap Guntur sambil menyoel nyoel lengan Samudera.

"Iya Tir, timbang cerita doang susah amat kek mau nyalon jadi pegawai negeri sipil aja luu," ucap Samudera.

"Oke gue cerita, jadi tadi pagi itu...." Petir mulai bercerita.

"Ituu????," Ucap mereka bersamaan.

"Dahlah males, gue mau cabut duluu bye!," Balas Petir sambil beranjak pergi meninggalkan para sahabatnya yang sudah kepo setengah mati.

"Ahhh sialan si Petirrr," ucap kesal Langit.

"Yee si Kamprettttttt bikinn kesell ajaaaa bisanyaaa," ucap Guntur.

"Berasa di PHP-in tau ga si:))" ucap lebay Badai.

"Biar lo tau rasanya di PHP-in Bad:))" balas Samudera sambil menepuk nepuk bahu Badai.

Dalam hati Petir tertawa terbahak bahak, ia senang karena bisa membuat para sahabatnya itu kepo setengah mati. Mana mungkin seorang Petir mau dengan mudahnya menceritakan hal pribadinya kepada orang lain termasuk dengan para sahabatnya sendiri, mungkin nanti ia akan bercerita kepada mereka, tapi bukan sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Matt & MouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang