2

15 2 0
                                    

"Jadi, gimana??"














---♡---














"Jadi, gimana??"

"Kamu jadi nyusul abang sekolah di Jakarta, dek?"

"Iya bang! Mama Papa juga udah setuju kok. Abang ga keberatan kan kalau adek numpang di apartemen abang?"

"Apaan sih dek! Kamu kan adeknya abang, apartemen abang itu apartemen kamu juga. Abang malah seneng kalau kamu tinggal sama abang. Jadinya kan abang gak kesepian lagi"  jelas Arka. Yaa, setelah mendapat ijin untuk sekolah di luar kota Airin melakukan panggilan suara dengan Arka.

"Hehehee... Adek sayang abangggg" kekeh Airin.

"Iyaiyaa, abang jg sayang adek. Yaudah sana tidur, udh malem nih. Abang mau ngerjain tugas dulu"

"Iya dehh, abang semangat ngerjain tugasnya! Tunggu Airin yaaa~"

"Hahahhaa iyaiyaa. Good night princess" ucap Arka.

"Good night too abang"

Setelah melakukan panggilan dengan Arka, Airin segera meletakkan handphone nya di meja nakas. Kemudian merebahkan tubuhnya dikasur king size nya itu.

"Semangat Airin. Lu harus sukses biar bisa banggain Mama Papa!" gumamnya semangat sebelum memejamkan matanya dan tertidur.

---♡---

Tok tok tok

"Adek, bangun. Devan udah didepan tuh"

Airin yang sedang menyelami mimpi tersebut merasa terusik. Memang, dia bukan tipe orang yang kalau tidur susah untuk dibangunkan. Bahkan hanya karna suara langkah kaki saja ia bisa terbangun. Namun jika sedang lelah, dia agak susah dibangunkan. Airin membuka matanya perlahan, berkedip sebentar guna mengembalikan nyawanya yang belum kembali sepenuhnya itu.

"Dek? Itu Devan udah nunggu kamu" lanjut Mama dari luar pintu kamar Airin.

"Iya Ma. Adek udah bangun kok" Airin yang semula berbaring, bangkit duduk namun masih menatap kosong kesatu arah. Nyawanya belum kembali juga kawan!

"Yaudah, cepetan ya. Devan udah nunggu kamu. Kamu mandi terus sarapan ya" ucap Mama.

"Iya ma" masih dalam posisi duduk, Airin memikirkan apakah dirinya memiliki janji dengan Devan? Atau blubub? Ya! Itu panggilan kesayangan dia untuk Devan. Tak usah dijelaskan karna kalau dijelaskan panjangnya seperti rel kereta api.

"Perasaan gw gada janji apa apa sama tu anak. Udah ah mending gw mandi aja" Airin bangkit dari duduknya, berjalan kearah alamari lalu mengambil pakaian dan handuk.









---♡---









"Selamat pagi, Ma Pa" sapa Airin kepada kedua orang tuanya.

"Pagi dek" jawab mereka bersamaan.

"Dihh, gw ga diucapin gitu?" sahut pria di belakanya.

"Astagaaa! Kaget gw blububbbbb!" Airin tentu saja terkejut. Bagaimana tidak! Kamu sedang duduk dengan orang tuamu, tiba tiba ada yg berbicara tepat di belakangmu. Mana suaranya tidak bisa dibilang pelan lagi!

"Hehe ampun nyaii" cengir Devan.

"Udah udah, Devan belum sarapan kan? Ayo sini sarapan" Mama menengahi keduanya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang