O4. Doxepin (1).

699 42 2
                                    

focus : Zhu Zhengting x Huang Justin
.
.
.

Sekarang sudah jam 1 dini hari. IGD tampak sangat sepi. Hanya ada 3 pasien tadi itupun sudah dipindahkan semuanya ke ruang perawatan. 

Justin menguap untuk ke dua puluh kali nya. Ia benar-benar mengantuk, sudah dua hari jam tidurnya cuma 2 jam efek harus mengerjakan laporan yang menggunung. Untungnya saat ini IGD sepi, dia tidak bisa membayangkan kalau IGD ramai dan dia jadi salah suntik karena ngantuk.

Pemuda China itu mengamati sekeliling, hanya ada dia di ruang jaga. Sebenarnya hari ini dia jaga IGD dengan Yuri tapi temannya itu ijin pulang untuk mengambil barang. Dan ini sudah 5 jam, Yuri belum kembali.

Para perawat pasti sedang tidur di ruang perawat. Karena mereka yakin kalau IGD bakal aman-aman saja, soalnya kan Justin ko-as yang "wangi".

Justin sudah terkantuk-kantuk di meja jaga. Matanya sudah tidak kuat melek. Padahal ia sudah minum kopi tadi tapi hal itu tidak berhasil; rasa ngantuk masih menerjangnya.

"Sana pindah ke kamar dokter kalau kamu ingin tidur".

Sebuah suara mengagetkan Justin. Ia langsung membuka matanya dan melihat Zhengting di depannya.

"A-ah tidak dokter─saya baik-baik saja" ujar Justin sambil membenarkan letak duduknya.

Zhengting tersenyum. "Matamu merah itu tandanya kamu benar-benar ngantuk. Istirahat gih. Biar saya yang gantiin kamu jaga".

"Tidak perlu, dokter. Nanti juga kalau cuci muka ngantuknya bakal hilang". Justin tetap ngotot, dia tidak mau merepotkan Zhengting.

"Badanmu butuh istirahat. Kalau kamu memaksakan diri, kamu bisa sakit. Kalau kamu sakit, siapa yang akan merawat pasien disini hm?"

Justin diam. Ia menggigit bibir bawahnya; masih merasa tidak enak terhadap dokter spesialis penyakit dalam itu.

"Saya akan membangunkanmu kalau ada pasien yang datang".

Akhirnya Justin setuju. Setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih, dokter muda itu pergi ke kamar dokter untuk tidur. 

***

"Justin! Bangun!" Seruan Yuri serta tepukan di lengannya membuat Justin terbangun. Ia membuka matanya perlahan dan melihat Yuri yang berkacak pinggang di depannya.

"Yuri? Jam berapa sekarang?" tanya Justin dengan suara paraunya.

"Jam 7 pagi. Sebentar lagi dokter yang jaga shift pagi bakal datang. Ayo kita siap-siap pulang".

Justin mengusap wajahnya. Badannya terasa lebih segar karena ia bisa tidur lebih dari 2 jam. "Apa semalam tidak ada pasien?"

"Cuma dua orang. Saat aku balik kesini, aku lihat Dokter Zhu lagi memeriksa keadaan pasien. Aku heran kok bukan kamu yang jaga, terus kata dia, kamu kecapean makanya dia gantiin kamu" cerita Yuri.

"Hah?! Seriusan?!" Justin kaget, padahal semalam Zhengting bilang padanya kalau ada pasien, dia akan dibangunin.

Yuri mengangguk. "Dia juga membelikan kita susu kotak dan roti. Dokter Zhu benar-benar baik".

Yuri mengambil snelli nya. "Justin! Cepet cuci muka! Aku mau nebeng sampe halte".

Justin mengangguk. Ia melihat Yuri yang keluar dari kamar dokter. Setelah kepergian Yuri, matanya melihat sekotak susu dan roti diatas meja. Ia mengambil keduanya dan ia menyadari kalau susu kotaknya tertempel sticky note.

Diambilnya sticky note tersebut. Lalu dibacanya.

"Tidurmu nyenyak sekali. Saya jadi tidak tega membangunkanmu. Oh ya jangan lupa sarapan".

ps : you're so cute when you're sleeping.

Justin terdiam saat membaca kalimat terakhir. Tanpa ia sadari, bibirnya mengulum sebuah senyuman ditambah rona merah muda di pipinya.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KUDAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang