Pria Misterius dan Kebingungan Dokter

17 2 5
                                    

Di suatu siang yang damai, dimana tidak ada pasien sama sekali di hari ini. Aku sedang menikmati secangkir teh dan sedang menghadap jendela. Hari yang nyaman pikirku. Pada saat aku berpikir demikian, tiba – tiba ada yang mengetuk pintu rumahku dan saat aku membuka pintu muncullah seorang pria yang misterius. Pria tersebut memakai mantel kulit berwarna cokelat dengan topi yang cukup besar.

"ya ada perlu apa gerangan kemari?" tanyaku sambil merasa agak waspada.

"selamat siang dokter, apakah anda masih mengingat saya? Anda telah menyelamatkan nyawa saya beberapa hari lalu. Apakah anda masih mengingatnya?" kata pria tersebut.

Aku melihat wajah orang tersebut dan berusaha mengingat pasien yang kurawat beberapa hari lalu. Beberapa saat kemudian, aku sudah mengingatnya.

"seorang yang kutemui di hutan sebab luka dari kecelakaan yang parah kan?"

"benar sekali dokter, senang sekali anda dapat mengingat tentang saya, setelah saya pergi tanpa berterima kasih terlebih dahulu karena urusan yang sangat penting."

"oh tidak apa, aku senang sekali melihat diri anda sehat sekarang dan bekas luka yang kuobati juga sudah membaik jadi tak masalah."

"tetap saja saya datang kemari untuk meminta maaf pada anda karena telah pergi sesuka hati saya, lalu tidak membayar apapun. Pasti sangat merepotkan anda kan?"

"ah itu tidak benar. Aku juga biasanya tidak keberatan pada orang – orang yang tidak membayar, yang terpenting mereka dapat sembuh dan beraktifitas kembali." Penjelasanku ini yang selalu kupakai hingga sekarang untuk meringankan keadaan para pasien yang lupa membayar atau bahkan tidak sanggup membayar.

"tidak bisa begitu. Sebagai permintaan maaf saya, saya ingin membayar atas segala obat dan hal – hal yang anda berikan saat mengobati saya." Yah pria ini meskipun agak misterius dan mencurigakan, tetapi dia mau bertanggung jawab akan kesalahannya. Mungkin aku akan membiarkannya masuk kedalam dan membuatkannya secangkir teh.

"ah daripada membicarakannya diluar. Silahkan masuk dan akan kubuatkan secangkir teh hangat." Tawarku pada pria itu.

"ahh tidak usah dokter. Nanti hanya merepotkan dokter saja, padahal pekerjaan dokter sudah banyak tidak perlu sampai menyiapkan teh, saya cukup senang dengan mendapatkan tempat duduk." Akhirnya kupersilahkan pria tersebut untuk duduk diruang tamu ku.

"maaf ya agak berantakan tempatnya" jelasku pada pria itu dan pria itu hanya tersenyum, sembari duduk diatas sofa.

"ini dia pembayaran atas jasa pengobatan anda dokter, maaf karena terlambat beberapa hari. Semoga anda menerimanya dengan senang hati" pria itu mengeluarkan kantong yang berisi beberapa koin – koin perak sekitar 20 koin perak dan 2 koin emas. Yah karena aku tidak memperdulikan bayaran, jadi aku Cuma bisa menerimanya dengan senang hati sambil berterima kasih.

"oh iya ada satu lagi hal yang ingin kuberikan kepada anda. Untuk menerimanya atau tidak itu tergantung pilihan anda. Apakah anda bersedia membicarakannya dengan saya dulu." Pria tersebut seperti sedang menawarkan sesuatu. Jadi aku mengangguk saja untuk mendengarkan tawarannya.

"KAU MASUKKLAH!" pria tersebut berteriak keluar dan setelah itu masuklah seorang gadis kecil dengan beberapa luka dibadannya. Gadis kecil itu memiliki mata berwarna biru dengan rambut lurus kebawah bewarna hitam. Dan saat aku melihat badannya, sebagai dokter aku tau itu bukanlah luka bakar atau luka goresan, tetapi luka sebab bahan – bahan kimia. Darimana dia menemukan gadis kecil ini, bahkan aku pun mungkin akan sulit menyembuhkannya karena itu ialah luka dari tumpahan bahan kimia yang berbahaya bagi kulit manusia. Bila dia ingin aku menyembuhkannya maka akan sulit. Itulah pikirku. Tapi sepertinya pria ini mempunyai jalan pikiran yang berbeda denganku.

"begini dokter, saya punya permintaan yang agak egois. Tapi sebelum itu saya mau bercerita tentang diri saya terlebih dahulu. Apakah anda akan mendengarkannya?" akupun mempersilahkan pria tersebut menceritakan ceritanya.

"begini dokter saya adalah seorang pedagang sederhana sekarang. Dan motto saya dalam berdagang ialah membeli dan menjual "apapun". Jadi jelasnya saya adalah seorang pedagang yang mempunyai beberapa koneksi dengan para petinggi kerajaan atau bisa anda sebut dengan bangsawan diberbagai kerajaan dan kota, termasuk dikerajaan ini dan dikota anda ini. Selama saya menjadi pedagang, mungkin anda berpikir pasti ada beberapa konsumen saya yang kadang tak puas dengan barang dagangan saya. Tetapi kenyataannya berbeda, mereka semua puas dengan barang dagangan saya. Apapun itu obat – obatan terlarang, bahan kimia, bahan makanan dan semua hal yang saya punya dapat saya jual dan semua pelanggan saya puas sampai saat ini. Tetapi tidak untuk si sialan ini, dia banyak sekali membuat saya kerepotan dan membuat beberapa pelanggan mengembalikannya ke saya karena dia selalu melakukan berbagai kesalahan dan masalah. Lalu sudah sangat sulit sekarang untuk menemukan pembeli yang mau membelinya. Saya bisa saja membuangnya dan mencampakkannya, tetapi saya ingin menghindari beberapa masalah yang dapat datang di masa depan saya. Hari ini saya melakukan beberapa bisnis ditempat anda dan secara kebetulan saya mengingat anda pun berada di kota ini. Jadi saya datang untuk berterima kasih karena anda telah menyelamatkan nyawa saya dari ancaman yang kronis." Jelasnya dengan cerita yang agak panjang.

"jadi maksud anda menawarkan gadis ini pada saya, itu apa?" aku bertanya dengan agak serius.

"ahh begini dokter. Maaf kalau ini bukan urusan saya. Tetapi dokter sepertinya selalu bekerja sendirian ditempat ini. Dan yang saya pikirkan tentang anda, anda pasti sangat kesepian. Oleh karena itu, kenapa tidak menerima dia saja?" tanya si pria ini.

Yah daripada membiarkan gadis sekecil ini sendirian juga tidak baik, lagipula ini mengingatkan ku sewaktu dokter Kansei dulu menyelamatkan dan merawatku. Aku ingin sekali menjadi seperti dokter dan membalas yang dokter lakukan padaku dulu dengan perbuatanku sekarang, karena aku menghormati dokter Kansei.

"baiklah aku akan menerimanya" itu yang kukatakan, karena aku ingin membalas jasa dokter Kansei dengan merawat anak yang terlantar juga. Selain itu, aku pun merasa iba akan gadis ini seakan kami dipertemukan dengan takdir. Yah juga karena aku pun tidak ingin kesepian mengurus rumah ini.

"oh jadi anda setuju menerimanya. Itu sangat membantu saya dan juga gadis kecil ini keluar dari masalah kami. Gadis ini ialah budak yang tak mempunyai keluarga. Dia dapat membantu anda dalam berbagai pekerjaan rumah atau anda dapat menjadikannya sebagai mainan anda. Itu terserah anda sekali lagi. Jika anda mau tau lebih banyak tentang nya ajak saja dia bicara tidak apa." Kata – kata dari pria ini agak membuatku terkejut. Mainan apa yang dia maksudkan dan memangnya apa yang terjadi pada gadis ini sebelumnya? Aku ingin tau. Itulah yang kupikirkan.

"oh sudah jam segini, sudah saatnya saya undur diri. Sekali lagi saya berterimakasih atas segala bantuan anda dan juga saat anda menyelamatkan saya beberapa waktu lalu. Kalau begitu selamat tinggal dokter." Pria itu pun melangkah pergi dengan wajah agak lega, karena akupun belajar ilmu psikologi jadi aku tau beberapa ekspresi seseorang.

Beberapa saat kemudian si gadis itupun memperkenalkan dirinya.

"terimakasih sudah menerima saya master, nama saya Yuni. Saya tidak bisa mengerjakan pekerjaan yang berat, tetapi saya dapat membantu pekerjaan yang mudah. Tolong beritau saya kalau ada yang bisa saya lakukan."

"ah tolong kerjasamanya juga. Namaku Dansi. Kamu boleh panggil aku Dansi tidak apa – apa. Tolong kerjasama nya selama kamu berada disini ya."

"maaf sebelumnya master, tapi saya tidak bisa memanggil anda dengan nama anda karena master saya yang sebelumnya selalu memberi tau saya untuk memanggilnya master. Dan master saya sebelumnya suka mendengarkan suara saya kesakitan dan menjerit. Jadi, tolong... perlakukan saya dengan baik." Dia mengucapkan kalimat terakhirnya dengan sedikit takut. Jadi aku akan menenangkannya dengan kata – kata yang umum digunakan.

"tenang saja aku tidak akan melakukan hal seperti itu kok." Aku mengerti dia masih ada trauma dari master sebelumnya tapi tidak kusangka sampai separah ini traumanya. Jadi apa yang harus kulakukan, akan kupikir kan nanti. Sekarang aku menyuruhnya untuk duduk terlebih dahulu dan dia duduk dipinggir ruangan. Sepertinya aku memang harus menambah komunikasiku mulai sekarang. Jadi apakah yang harus aku lakukan hari ini.

The Lonely Doctor Try to FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang