Sore ini. Setelah pulang sekolah aku dan Adel pergi ke taman seperti yang aku katakan sebelumnya. Aku tidak ingat sudah berapa lama aku tidak ke sini. Yang jelas tempat ini banyak berubah, terakhir kali aku ke sini tidak ada tempat sampah di samping bunga tulip itu, tapi sekarang ada. Ah pantas saja dulu tempat ini penuh sampah berserakan dimana-mana.
Banyak sekali pengunjung datang ke tempat ini, tidak hanya aku dan Adel, jelas. Namanya juga taman.
"Pohonnya indah!" seru Adel di sampingku. Ku lihat dia sedang menarik nafas membiarkan hidungnya yang mancung tersebut sesak dengan udara yang masuk sambil matanya terpejam.
Pohon yang dimaksud Adel adalah pohon Pinus yang menjulang tinggi dipojok kanan. Indah memang, itu adalah pohon kesukaannya sejak kecil.
Aku tersenyum memandangi orang di sampingku.
"Adel."
"Hmm."
"Kamu ngapain ngajak aku kesini?"
Gadis itu tidak menjawab pertanyaan ku, dia malah menyeret ku begitu saja. Aku pasrah, mau menolak bagaimana pun juga tidak bisa, tenaganya lebih kuat dariku. Walaupun aku lebih tua dari dia.
Bughh
Langkah Adel terhenti, otomatis aku juga ikut berhenti dan menabrak punggungnya, akibatnya dia maju satu langkah ke depan.
"Ada apa?" tanyaku sambil memiringkan kepala sedikit untuk melihat ke depan agar lebih jelas. Bukan berarti dia lebih tinggi dariku, sudah kubilang agar terlihat jelas.
Kulihat di depan tidak ada apa-apa, kenapa anak ini berhenti?
Aku mulai jengah dengan sikapnya. Kenapa lagi anak ini? Perasaan tidak terjadi apa-apa.
Ku lirik tanganku yang masih digenggamnya, tanpa niat untuk melepaskan.
"Aku haus hehe," ringis Adel tanpa rasa bersalah sedikit pun.
***
"Aku kira kamu kenapa-kenapa Del," kataku membuka pembicaraan dengannya.
Udaranya masih segar seperti tadi, hanya pengunjungnya saja yang mulai berkurang. Matahari semakin beranjak ke sisi barat.
"Hahaha, ya enggak lah. Aku cuma haus, tapi sengaja bikin kamu kaget wkwk," balas Adel, tertawa.
Di sebelah kanan ku lihat kucing sedang bermain-main, mengejar sesuatu, berbaring, ah lucu sekali. Kucingnya gendut memakai kalung berwarna putih. Itu mungkin kucing peliharaan yang sengaja dilepas agar dia bebas, bebas mencari sesuatu yang disenanginya.
Tidak jauh dari situ, terdapat tupai sedang memasukkan sesuatu ke mulutnya. Jika saja kucing itu sadar, mungkin dia akan berhenti lalu memilih menatap tupai itu.
"Na? Sebentar lagi malam. Ayo kita pulang saja."
"Hah?"
Selalu saja anak ini menarik ku tanpa izin terlebih dahulu.
***
Tbc
Bubay😊😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear
Teen Fiction"Untuk orang yang sudah mengurusku dari kecil dengan sayang hingga aku merasa seperti tidak dianggap." Start: 16 Juni 2020