“Bu, beli buburnya satu ya.” Ucap seorang pria kepada pedagang bubur ayam.
Namanya Rajendra Bagaskara, pemuda yang tinggal di gang sempit bersama sahabatnya, Elang Purnomo.
“Ini buburnya dek.” Ucap tukang bubur sembari memberikan bungkus plastik kepada Bagas.
Bagas lantas mengambilnya dengan satu hentakan nafas dan segera berlari pergi tanpa memberikan uang kepada pedagang itu.
Sontak sang pedagang berteriak, “DASAR SETAN!!!”
Bagas terus berlari sambil menenteng bungkusan bubur di tangannya tanpa menghiraukan teriakan pedagang bubur yang sedang menyumpah serapahi Bagas dengan suara lantang.
Ia berbelok ke arah gang kecil tempat kontrakan kumuhnya berada. Sesampainya di sana ia segera mendorong pintu dan masuk terburu-buru.
“Woi kenapa lu?” tanya Elang pada sahabatnya heran. Bukannya menjawab, Bagas malah melengos pergi ke dapur untuk mengambil satu piring dan dua sendok. Setelahnya, ia kembali menemui sahabatnya di ruang tengah.
“Nih makan.” Bagas mengeluarkan bubur dari dalam plastik dan meletakkannya di atas piring. Dibukanya steroform bubur tersebut dan ia segera menyendokkan bubur ke dalam mulutnya.
“Woi! Lu dapat duit dari mana buat beli bubur? Kalo ada duit mending ditabung buat bayar kontrakan. Besok udah jatuh tempo Gas.” Ujar Elang sembari menyendokkan bubur ke dalam mulut.
“Halah, ini juga gue dapat nyolong Lang. Gak bayar gue tadi.” Elang menghentikan aktivitas makan buburnya dan meletakkan sendoknya perlahan ke dalam steroform.
Bagas yang bingung dengan gerak-gerik sahabatnya ini lantas bertanya, “kenapa sih lu? Gak mau makan gara-gara haram?” tanyanya dengan nada jengkel.
Elang menggeleng. “Terus kenapa?” tanya Bagas sekali lagi mendesak.
“Lu tuh ya, kalo nyolong kenapa gak sekalian minta dua?” jawab Elang dengan picingan mata kepada Bagas. Bagas yang tersadar akan kebodohannya hanya bisa tersenyum dengan sederet giginya.
Mereka pun melanjutkan makan dan dengan cepat menghabiskannya. Elang segera membereskan bekas makan mereka dan membuang sterofom bubur yang telah kosong ke dalam karung sampah di luar kontrakannya. Tak lama elang masuk kembali ke dalam dan menemukan Bagas yang sedang termenung.
“Kenapa lu Gas?” Elang memukul pelan pundak Bagas lalu ikut duduk di sebelahnya.
“Gue bingung Lang. Kita tuh udah gak megang duit sama sekali. Seribu aja kita ga megang.” Jawab Bagas.
“Kalau itu gue juga tau Gas. Terus kenapa?”
“Masalahnya kita berdua tuh belum ada yang dapat kerja. Besok udah harus bayar kontrakan, gak bisa minta kompensasi lagi kita Lang soalnya kemarin kita udah telat bayar. Tiga bulan lalu juga sempat nunggak 2 bulan. Bisa-bisa kita diusir dan gak punya tempat tinggal.”
Elang dan Bagas terdiam dengan pikirannya masing-masing. Sebenarnya, Bagas dan Elang merupakan yatim piatu dan anak tunggal, mereka bertemu di panti asuhan. Setelah mereka beranjak dewasa, mereka memutuskan keluar dari panti dan mencari peruntungan secara mandiri.
“Gas, gue punya ide.” Suara Elang memecahkan keheningan yang terbangun di antara keduanya.
“Apaan ide lu?” tanya Bagas antusias.
“Kita kerja di luar negeri aja yuk.”
Bagas dengan jengkel mendorong pundak Elang ke samping. “Di sini aja kita gak dapat kerja apalagi di luar. Kita gak punya keterampilan yang bisa dibanggain selain merebut barang milik orang lain. Lu pikir kita bakal dapat kerja gitu di sana?” ucap Bagas berapi-api.
“Gini Gas. Kita ke sana sebagai pekerja ilegal aja. Nah, biasanya orang luar negeri nyari pekerja yang begitu biar bisa dibayar murah.”
”Dibayar murah?” tanya Bagas.
“Tenang aja Gas, murahnya mata uang sana gede kok di Indonesia.”
“Tapi gimana cara kita ke sana dan negara mana yang mau kita tuju?” tanya Bagas sekali lagi.
“Negara mananya gak penting, sekarang yang penting kita cari uang dulu buat ke sananya."
“Kita butuh uang untuk mendapatkan pekerjaan lalu menghasilkan uang.”
Bagas beranjak dari duduknya dan pergi ke kasurnya untuk tidur, sekadar melepas beban pikiran untuk sebentar.
***
Note:Tolong vote dan add to library kalau kalian suka sama ceritanya. Jangan lupa juga comment untuk kritik dan saran. Aku up cerita ini setiap malam Jumat ya a.k.a Kamis malam. Luv u <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Una Niña
Mystery / ThrillerRajendra Bagaskara dan Elang Purnomo sedang kesulitan ekonomi. Sepasang sahabat ini tidak tahu harus berbuat apa sampai akhirnya Elang mengajak Bagas ke luar negeri untuk bekerja secara ilegal. Kekurangan finansial membuat mereka bingung untuk pergi...