bekerja dengan Sanggara Putra Brawijaya itu membutuhkan tenaga, energi, dan waktu yang besar. Ada saja hal yang membuat Renia ingin memukul wajah tampannya itu. 4 tahun bekerja dengannya sudah cukup membuat Renia hafal dengan segala macam sifat boss...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Empat tahun lalu.....
Renia meremas ujung pakaiannya menandakan dirinya sedang dilanda rasa gugup, hari ini adalah hari pertamanya bekerja disebuah perusahaan yang bergerak di bidang property.
Setelah berganti-ganti pekerjaan selama beberapa bulan belakangan Renia akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan sebagai seorang sekertaris berkat bantuan Headly dan Delia yang memberitahu dirinya bahwa perusahaan tempat mereka bekerja sedang membutuhkan sekertaris, dan kebetulan kriteria yang di butuhkan cocok untuk Renia.
"Renia Alexa Aurelia?" panggilan tersebut membuat kepala Renia otomatis terangkat dan memandang lawan bicara didepannya.
"Selamat, kamu satu dari sepersekian orang yang mendaftar dan diterima disini. Saya harap kamu bisa betah bekerja disini" perempuan dihadapannya mengulurkan tangan bertujuan untuk mengajak Renia berjabatan tangan.
"Untuk peraturan perusahaan saya yakin kamu sudah baca didalam kontrak sebelum kamu tanda tangani kemarin, kontrak kamu disini selama dua tahun setelah kontrak berakhir kamu bisa memutuskan untuk lanjut atau tidak. Ada pertanyaan?" tanyanya menatap Renia.
Renia menggeleng sebagai jawaban, karena kemarin dirinya sudah datang kemari untuk menandatangani kontrak dan sudah dijelaskan panjang lebar oleh Headly yang kebetulan berkerja di bagian personalia.
Jadi, sedikit banyak Renia sudah mengerti gambaran pekerjaan yang akan dirinya lakukan selama dua tahun kedepan.
"Baiklah jika sudah jelas. Headly akan mengajak kamu berkeliling sebelum memulai pekerjaan hari ini, karena kebetulan saya memiliki urusan lain." katanya lalu melepas jabatan tangan antara keduanya.
"Selamat bekerja Renia" ujarannya sebelum akhirnya meninggalkan Renia sendirian dalam ruangan.
Begitu perempuan tadi keluar, Renia langsung menghela nafas panjang. setidaknya rasa gugup didalam hatinya sedikit berkurang, Ia juga merasa lega karena yang akan mengajaknya berkeliling adalah Headly.
Dirinya merasa lebih nyaman karena sudah lebih dulu kenal dengan Headly, dan mungkin Renia tidak akan segan bertanya nantinya.
Renia menoleh kearah pintu begitu mendengar suara pintu terbuka, disana dirinya melihat Headly berjalan memasuki ruangan dan tersenyum kearahnya.
"Tegang sekali, santai saja" Headly terkekeh kecil melihat wajah Renia saat ini.
"Aku benar-benar tidak menyangka akan diterima disini" bahkan sampai detik inipun Renia masih tidak menyangka dirinya terpilih dari sekian banyak kandidat yang mendaftar.
"Kamu terlalu tidak percaya diri dengan kemampuanmu, buktinya sekarang kamu ada disini. Berarti HRD dan yang lainnya memandang kamu layak dan cocok untuk pekerjaan ini" Headly kesal sendiri melihat Renia yang tidak pernah percaya akan kemampuan dirinya.
