Lagi-lagi mata merah itu memandangi seisi kamar bernuansa putih itu dengan tatapannya yang tajam. Sangat tajam.
Perlahan-lahan sosok itu mulai menampakkan dirinya keluar dari bayangan.
Memperlihatkan seorang pria dengan pakaian semi formalnya. Jas hitam dipadukan dengan kaus hitam dengan bawahan ripped jeans yang juga berwarna hitam.
Berjalan mengelilingi rumah itu dengan langkah tegapnya tanpa mengeluarkan sekecil apapun suara agar tidak membangunkan manusia yang tengah tidur diatas.
"Benda ini yang kau cari?" Tanyanya entah pada siapa ketika bayangannya mengangkat sebuah novel bercover hitam dengan judul Desa Angker dan dibubuhi gambar desa ditengah hutan.
"Pantas saja kau sampai ketakutan kemarin" sedikit terkikik diakhir kalimatnya, menertawakan tingkah pemilik rumah ini.
"Ada-ada saja manusia ini. Mana ada desa seperti ini" kepalanya menggeleng tidak habis pikir dengan manusia yang menurutnya sangat aneh.
Berjalan lagi menuju dapur mini disana. Entah apa yang dipikirkannya saat ini ketika dirinya memutuskan untuk membuat sarapan untuk pemilik rumah ini.
Dirinya tidak perlu repot-repot memasak hanya perlu menjentikan jarinya saja makanan sudah tersedia diatas meja makan.
Tersenyum senang kemudian meletakkan sticky note disampingnya.
Hangatkan. Kau perlu makan. Tidak diracun.
Setelah itu dirinya kembali menjentikkan jari untuk merapihkan seluruh isi rumah ini kecuali kasur diatas. Kemudian berjalan kekamar mandi untuk mengecek apakah perlu dibersihkan atau tidak.
"Cukup rapih, tidak perlu kubersihkan" kemudian kembali lagi keruang tengah, hanya berdiri dan mengamati sihirnya yang sedang bekerja merapihkan ruangan.
"Sudah cukup" seketika itu juga sihirnya menghilang, dilihatnya ruangan itu sudah rapih kemudian berjalan menaiki tangga.
.
.
.Terkikik geli ketika melihat manusia yang tengah bergelung didalam selimut itu bergetar kedinginan.
Dirinya memutuskan untuk berbaring disamping manusia itu kemudian memeluknya berniat untuk menghangatkan tubuh manusia itu.
"Mimpi indah kitten"
Cup
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi ini terasa berbeda menurut chen. Tubuhnya lebih segar daripada kemarin. Segera turun untuk mandi dan bersiap kesekolah tanpa peduli sekitarnya yang tampak berbeda.
"Hah, segarnya" chen meregangkan tangannya.
Terkejut bukan main ketika melihat makanan sudah tersedia diatas meja
"Perasaan kemarin aku tidak memasak" chen bingung siapa yang memasak untuknya. Tidak mungkinkan ibunya yang sudah meninggal.
Chen menghela nafas sedikit lega ketika membaca stikcy note yang ada disana
Hangatkan. Kau perlu makan. Tidak diracun.
"Daripada dibuang mending dimakan" kemudian chen menghangatkan makanan tadi
"Cukup untuk dua hari" walau begitu chen masih bingung siapa yang berbaik hati membuatkannya makanan dan merapihkan rumahnya. Dia sadar rumahnya lebih rapih ketika ingin memberesi buku sekolahnya.
.
.
.
.
.
.
."Chan, baekhyun mana?" Tanyanya pada chanyeol yang hanya datang kekelas sendirian, biasanya kalau baekhyun telat suka bareng chanyeol
"G masuk, sakit dia, masuk angin" chen hanya menghela nafasnya gusar
"Ada apa?" Chanyeol menempati bangku baekhyun
"Sepertinya ada yang masuk kerumah ku" setelah mengatakan itu chen dibuat terkejut karena chanyeol tiba-tiba memegang bahunya dengan keras.
"Apa kau bilang?"
"Ada yang masuk kerumah" chanyeol membulatkan matanya, chen takut mata itu keluar dari tempatnya.
"Apa kau semalam diikuti oleh seseorang? Atau mendengar seseorang membuka pintu? Jangan bilang kau lupa mengunci pintu"
"Tenang chan, tidak ada barang yang hilang"
"Hanya saja semua barangku sudah tertata rapih dan sudah ada sarapan diatas meja" chanyeol mengerutkan keningnya
"Kau yakin bukan kau yang membereskan semuanya" chen menatapnya jengah
"Kau tahu aku tidak punya waktu senggang" chanyeol menatap chen dari atas sampai bawah kemudian memutar badan chen, membuka kerah seragam yang dipakainya
"Syukurlah" chanyeol bernafas lega mengundang kerutan didahi chen
"Apa yang syukurlah?" Agak kesal sebetulnya mendengar chanyeol seolah-olah bersyukur ada seseorang yang menyelinap masuk kedalam rumahnya
"Setidaknya kau tidak diperkosa" oh..ternyata itu chen salah paham. Tapi ucapannya frontal sekali.
"Benar, aku akan menginap dirumahmu. Memastikan agar sahabatku ini aman" chen tersenyum lebar kemudian memeluk leher chanyeol
"Terimakasih"
TBC
Note :
Itu bentuk rumah chen guys.
Dan ini isinya, lupa dimasukin di chap sebelumnya sorry.
.
.
.hai guys......rencananya book ini chapnya sedikit aja gitu tanpa ada unsur skidipapap sawadikap kalau mau special chap dibook sebelah boleh lah ya🌚
Intinya book ini g akan panjang-panjang —semoga—
See you next time!
KAMU SEDANG MEMBACA
暗い人 [ Kurai Hito ] ➖➖HunChen➖➖ |Selesai✅|
FanfictionAdakalanya malam terasa begitu kelam, gelap dan sunyi. Membuatmu merasakan, Kegelisah. Ketidak nyaman. Merasa terancam. Ketika sesuatu menatapmu dengan mata merah semerah darah dari luka yang kau hasilkan. ------------- HunChen area! Genre : creepy...