Ch. 1. Penguasa Darah yang Lemah

4 0 0
                                    

"There are no heroes, there are only survivors" itu adalah kalimat yang aku percaya semenjak datang ke dunia ini. Namaku Kyde, aku sebenarnya hanya seorang mahasiswa yang biasa dan hidup secara sederhana. Namun pada suatu hari aku dipanggil ke dunia lain saat aku tengah bermain game.

~~~

"Waah... ada 7 pahlawan dari dunia lain. Bukankah seharusnya hanya ada 6?" ucap salah seorang misterius yang menggunakan tudung, tampaknya dia penyihir.

"Ini kesalahan, pasti salah satunya membawa petaka" ucap yang lain.

"Woy! Dimana ini?!" teriak salah seorang yang sepertinya juga dipanggil dengan membawa perisai dan pedang besar.

"Ah.. maafkan ketidak sopanan kami wahai pahlawan surgawi. Anda sekalian berada di kerajaan Aelius. Kami memanggil anda sekalian untuk membantu kami mengatasi peperangan yang akan terjadi." Ucap salah satu dari para penyihir itu. Nampaknya para penyihir itu ada sekitar 23 orang.

"Waah... jadi kita berada di dunia lain nih? Keren!" ucap seorang yang dipanggil dengan membawa gulungan.

"Lihat! Aku jadi seorang ninja!" ucap salah satu wanita dengan membawa shuriken besar.

"Sedangkan aku? Hanya membawa pisau kecil ini?" ucap yang lain

"Tidakkah sebaiknya kita berkenalan terlebih dahulu?" ucap salah seorang wanita yang membawa tongkat, nampaknya dia seorang healer.

"Oh oh... para pahlawan sekalian, anda dapat berkenalan sekaligus menerima jamuan di kerajaan, apabila anda sekalian berkenan" ucap salah satu penyihir dengan sopan.

Kami semua sepakat untuk pergi ke kerajaan dan menunda perkenalan kami hingga sampai disana. Dalam perjalanan aku melihat pemandangan sekitar, langit yang cerah, suasana kota, dan ramainya perdagangan. Ini nampak seperti game RPG! Namun itu semua tak lama karena kami sudah memasuki wilayah kastil kerajaan.

"Selamat datang ke kastil Aberleen, wahai para pahlawan. Ijinkan kami memandu anda sekalian untuk menuju ruang raja mulai dari sini" ucap seorang pria paruh baya dengan mengenakan armor lengkap. Nampaknya dia kepala prajurit disini.

Kami mengikutinya dan sampailah di ruangan raja. Kami melihat raja yang duduk di singgasananya yang megah.

"Selamat datang para pahlawan sekalian" ucap sang raja

Seketika semua prajurit yang mengawal kami berlutut dan menundukkan kepalanya.

"Langsung saja lewati basa-basinya, apa yang kau inginkan dari kami?" ucapku lantang, disinilah awal kesalahan yang aku lakukan.

"Lancang sekali! Prajurit, tarik pedang kalian!" teriak orang yang mengantar kami tadi, dan dugaanku benar, dia kepala prajurit.

"Kau? Beliau itu raja, bukankah itu sedikit tidak sopan?!" ucap pria yang membawa pisau kecil.

"Tidakkah kau merasa kalau ini hanya sebuah game online yang kita masuki?" ucapku serius.

"Game? Bukannya yang kita masuki ini novel?" ucap perempuan helar tadi.

"Kalian ngomong apa sih? Ini tuh film, film yang terkenal itu loh" ucap pria yang tidak membawa senjata apapun, sepertinya dia fighter.

"Cukup! Turunkan senjata kalian prajurit, para pahlawan silahkan memperkenalkan diri. Kalian dapat melihat info dari diri kalian dengan memfokuskan pandangan kalian pada icon kecil di sebelah kanan atas" ucap raja.

"Baiklah, aku Alex, jika sesuai dengan ini roleku Tank dengan titel penguasa pertahanan" ucap pria yang membawa pedang besar dan perisai besar.

"Aku Sam, roleku disini tertulis Mage dengan titel penguasa waktu" ucap pria yang membawa gulungan.

"Wahh... kita punya penguasa waktu" seketika para prajurit ramai berbisik-bisik.

"Kalian bisa memanggilku John, roleku fighter dan memiliki titel penguasa pertarungan" ucap pria yang tidak membawa senjata apapun.

"Namaku hunt, roleku assassin sesuai dengan namaku. Aku punya titel penguasa pembunuhan" ucap pria dengan pedang kecil.

"Kita punya pembunuh! Dengan empat penguasa ini saja kita sudah pasti bisa menang di setiap pertempuran" kali ini ramai lagi suara prajurit.

"Heh, aku memang hebat" ucap Hunt dengan nada sombong.

"Aku dulu ya, aku bosan menunggu. Namaku Lara, roleku marksman dan titelku penguasa Ninja Merah?" ucap Lara kebingungan.

"Ninja merah? Ninja legendaris yang itu? Yang menyalamatkan desa di luar kerajaan seorang diri? Hebat sekali!" ucap salah seorang prajurit secara samar-samar.

"Perkenalkan saya Charlotte, role saya support dan disini saya tertulis memiliki titel penguasa kesehatan" ucap Charlotte dengan anggun layaknya putri kerajaan.

"Ucapkan selamat tinggal pada wabah dan luka saat perang!" teriak salah seorang prajurit.

"Hidup putri Charlotte! Hidup putri Lara! Hidup tuan Hunt! Hidup tuan John! Hidup tuan Sam! Hidup tuan Alex!" teriak kepala prajurit dan suasana langsung menjadi gaduh.

"Cukup para prajurit, kali ini biarkan aku menjelaskan tugas kepada para pahlawan ini" ucap sang Raja

"Tunggu sebentar, aku?" ucapku singkat.

"Bukankah setiap role sudah terpenuhi? Kenapa pahlawan ada 7 orang?" ucap sang raja kebingungan.

"Bisakah kita melewati itu dan aku memperkenalkan diri? Aku Kyde, roleku mage dengan titel penguasa darah" ucapku singkat dan suasana langsung panik.

"ANGKAT SENJATA KALIAN!!" teriak sang raja.

Seluruh pedang mengarah kepadaku.

"Apa maksudnya ini yang mulia raja?!" ucap Alex dalam posisi bersiap untuk pertarungan.

"Jelaskan kenapa ada ras Vampire disini?!" teriak Raja panik.

"Apa maksud anda?! A-aku pun tidak tau. A-apa salahku?" ucapku sedikit ketakutan.

"Vampire terkutuk, salah siapa pada perang pertama kerajaan kehilangan 5.000 pasukan?! Semua itu hanya karena seorang vampire!" teriak raja.

"A-apa ini? Aku manusia, yang memanggil aku ke dunia ini kan kalian!" ucapku sedikit kesal.

"Dasar Vampire terkutuk!" ucap salah sorang prajurit dan menusukku dengan tombak dari belakang.

"Gahk..." teriakku dengan darah yang mulai berkucuran.

"Tusuk dia!" ucap sang Raja.

Dan seketika ada 6 tombak dan 4 pedang yang menghujam tubuhku.

"Pu-putri penyembuh, to-tolong a-aku..." ucapku dengan manahan sakit.

"A-ah.... AAHHH..." teriak Charlotte dan kemudian pingsan.

"Charlotte!" teriak Lara dan Hunt dan langsung terduduk lemas.

"A-apa ini?" ucap John dan hanya terpaku melihat ke arahku.

"Ja-jangan Cuma li-lihat dong, bantuin" ucapku lemas dan mataku mulai terasa berat.

"He-hey! Lepaskan dia!" teriak Alex namun tak bergeming dari tempatnya.

"Ha... ha... per... se... tan..." ucapku lemas dan mataku terpejam. Apakah aku mati?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 16, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sky DecoratorWhere stories live. Discover now