The beginning of all

8 3 1
                                    

Hari ini adalah hari Kamis. Seperti biasa, aku bangun dari tempat tidurku dan langsung bersiap ke sekolah, namun pagi ini rasanya seperti berat sekali. Aku sangat mengantuk dan mataku hampir tidak bisa dibuka. Rasanya mata ini seperti ditimpa barbel 1 kg yang terus ditumpuk hingga 5 tingkat. Tentu aku tahu apa penyebab dari semua ini. Kemarin game yang aku pre order akhirnya sampai di rumahku, Aku memainkan game itu hingga jam 4 pagi dan jika dihitung, aku memainkannya sekitar 8 jam nonstop.

Aku tinggal sendiri. Orangtuaku tinggal di luar kota, dan mereka hanya pulang sekitar sebulan sekali. Aku tidak tahu persis apa pekerjaan mereka, tetapi dari yang kudengar dari pamanku, mereka bekerja sebagai pengecek barang yang lulus standar atau tidak. Yaa.., mungkin karena hal itulah aku selalu bebas melakukan apa saja di rumah.

Sekarang adalah musim panas, walaupun masih pagi tapi matahari sudah terik sekali. Sebenarnya hari ini aku ingin berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, tapi karena panas ini,aku memutuskan untuk naik bus. Di dalam bus, aku bertemu dengan teman sekolah sekaligus tetanggaku. Ia mendekatiku lalu memukul punggungku dengan sekuat tenaga, dan aku yakin itu akan membekas di punggungku.

"Hey rumput laut! Bagaimana kabarmu?" Sapanya. "Belakangan ini kau tidak keluar rumah di sore hari, apa kau sedang tidak enak badan?"

Aku harap dia sedikit malu karena perbedaan tindakan dan ucapannya, tapi ia hanya memandangku dan tersenyum lebar yang dimana itu membuatku semakin ngeri melihatnya.

"Aku baik-baik saja, kau tidak usah mencemaskanku." Balasku. " Aku hanya sedang meditasi belakangan ini agar aku tetap tenang saat mengobrol dengan gadis setengah iblis."

"Ew, sombong sekali kau nak. Jadi kau menganggap perempuan cantik sepertiku ini setengah iblis? Lebih baik kau bersiap-siap karena aku akan memakanmu nanti! Mwehehehe.." Sambungnya sambil mengacak-acak rambutku yang sudah kurapikan dengan sisir sebelumnya.

Perempuan iblis, emm maksudku gadis ini, Thalia namanya. Ia selalu mengenakan seragam lengkap dengan jas yang dilepas kancingnya apalagi ia juga selalu memakai legging dibalik roknya yang selalu menjadi ciri khasnya.Aku bingung, kenapa dia masih kuat berdiri dengan pakaiannya yang panas itu. Thalia juga suka bermain game sepertiku hanya saja lebih jarang dibandingkan denganku. Kami sudah berteman sejak SMP, tepatnya setelah aku pindah ke daerah ini dan tinggal sendiri. Kadang ia suka datang kerumahku untuk membagikan makan malam ataupun bermain game bersamaku. Sebenarnya gadis ini sangat cantik di sekolah, dengan rambut sepundaknya yang berwarna merah dan mata besar kuning kecoklatannya, serta mulutnya yang selalu ramah terhadap orang lain apalagi ia selalu mendapat peringkat 10 besar di angkatanku. Tapi itu semua tidak berlaku denganku karena aku tahu sifat aslinya yang tidak ia tunjukan pada orang lain.

"Oiya Thalia, aku dengar ada teman sekelasmu yang hilang beberapa hari lalu. Apa itu benar?" Tanyaku yang bertujuan menggati topik pembicaraan sebelumnya.

"Waah cepat sekali menyebarnya... Iya, sudah seminggu yang lalu ia tidak masuk kelas, lalu dua hari yang lalu ada kabar bahwa ia hilang karena minggat atau apa gitu. Aku juga tidak tahu detailnya"

"Hmm aneh juga ya, kalau boleh tau siapa nama..." Bus seketika berhenti di stasiun sekolahku. Thalia bergegas turun dan berkata "Baiklah rumput laut, kita lanjutkan obrolah kita sepulang sekolah. Sampai nanti!" Ia pun segera lari masuk ke gerbang sekolah. Aku yang penasaran pun terdiam karena merasa diremehkan perempuan iblis itu. Tapi yasudahlah, aku bisa melanjutkannya nanti.

Jam pelajaran berlangsung seperti biasa. Dan seperti biasa juga hanya sedikit yang bisa dicerna oleh otak ku. Suhu yang terik ini membuatku berkeringat sepanjang hari sehingga aku tidak bisa focus. Aku heran mengapa murid lain bisa paham dengan materi yang disampaikan guru tadi. Padahal sudah jelas itu adalah materi anak kuliahan. Bel istirahat berbunyi, tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 11.00. Dan aku heran mengapa sekolah ini tetap memakai nada panggil di stasiun kereta untuk bunyi bel masuk dan istirahatnya. Apa mereka tidak punya bunyi yang lebih masuk akal untuk bel sekolah?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

POOR SKILL HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang