Catatan Author: Biar makin nyesek, cobain baca sambil denger lagu Absence-nya Moonbyul.. kalau udah selesai, lanjut dengerin yang piano version. Ambyar dah tuh udah.
________________________________
Langit tampak berwarna jingga. Sinar matahari mulai terhapus menyisakan bayangan samar setiap kali menerpa objek yang mengenainya. Salah satu objeknya adalah wanita tinggi kurus yang kini tengah berjalan, menikmati suasana sore di hari itu. Tampak kamera dengan tali Ia kalungkan di leher. Ya, Ia adalah seorang fotografer. Ia senang memotret pemandangan atau biasa disebut landscape. Meskipun demikian, bukan berarti Ia tidak senang memotret objek hidup layaknya manusia. Dua tahun terakhir ini Ia tengah menikmati pekerjaan memotret objek hidup. Seseorang dari agency nya mereferensikan seorang wanita cantik untuk menjadi modelnya. Sore ini, Ia bermaksud menemui model cantik tersebut. Dengan senyum tersungging di bibir serta langkah yang terasa ringan, Ia menuju tempat pertemuan mereka seperti biasa. Ketika kaki yang membawanya mulai berbelok ke Kawasan Myeong Dong, Ia mendengar bunyi pesan masuk.
Temui aku di tempat biasa ya..
Aku sudah memesan atas namamu.
Aku mencintaimu..
Diliriknya pesan pada smartphone yang tengah Ia genggam, senyuman khas terukir di bibir.
Terdengar begitu mesra ya?
Well, memang tidak salah kok. Pesan tersebut berasal dari model cantik yang akan di temuinya. Hubungan mereka berdua tidak hanya sekedar hubungan professional antara fotografer dan modelnya. Tetapi lebih dari itu.
Wanita dengan rambut panjang berwarna hitam pekat itu kemudian tiba di tempat yang dimaksud. Sebuah hotel berbintang empat. Ia melangkahkan kakinya menuju meja penerima tamu hotel.
"Annyeonghaseyo. Selamat datang di L'Escape Hotel. Silakan, ada yang bisa saya bantu." Frontliner hotel tersebut menyapa dengan ramah.
"Annyeonghaseyo. Saya sudah pesan sebelumnya" balasnya kembali ramah seraya tersenyum.
"Baik. Boleh disebutkan atas nama siapa?"
"Moon. Moon Byul Yi." Jawab sang fotografer.
Frontliner pun mengangguk dan segera memproses pemesanan tamunya tersebut.
"Atas nama Moon Byul Yi, 1 night di Suite Atelier Double, tanpa sarapan ya. Tagihan hotelnya sudah di bayar oleh credit card. Baik, silakan ini kuncinya, anda dapat mempergunakan lift di sudut kanan. Selamat menginap. Terima kasih banyak."
Wanita bernama Moon Byul Yi tersenyum seraya menerima kunci kamar hotelnya. 1221. Adalah nomor kamarnya. Lantai dua belas, nomor 21. Sudah menjadi hal yang biasa untuknya dan wanita cantik yang Ia hendak temui untuk memesan kamar hotel dengan nomor tinggi alias upper floor. Tujuannya agar pengalaman menginap lebih menyenangkan dan tentunya dapat melihat pemandangan kota dengan lampu-lampunya yang indah saat malam hari.
L'Escape Hotel, seperti yang telah disebut oleh frontliner, adalah hotel berbintang empat di Kawasan Myeong Dong Kota Seoul – Korea Selatan. Di Hotel inilah Moon Byul Yi biasa bertemu dengan kekasihnya, selain di tempat-tempat lain untuk bekerja secara professional. Byulyi, sudah hapal betul sudut dan interior hotel ini. Di tekannya tombol lift dengan angka 12 setelah sebelumnya Ia scan terlebih dahulu kunci kamar yang Ia pegang.
Karpet berwarna burgundy bahan beludru melapisi lantai parquette, menyambut Byulyi saat Ia menginjakkan kaki di Lorong lantai 12. Segera Ia mencari nomor 21 yang biasa terletak di atas pintu. Setelah menemukannya, Ia pun scan kembali gagang pintu dengan kunci kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABSENCE
RomanceAku mencoba menyingkirkan perasaanku. Sebuah alasan yang berbeda dari kemarin. Sepertinya aku tengah sekarat bahkan tanpa kusadari. Aku membutuhkan perasaanmu.. setiap hari, setiap waktu..