MWY (2)

17 2 3
                                    


Hello...

kembali lagi dicerita saya..

Maaf kalau ada salah penulisan

Happy Reading !

Pikiran Elena masih belum terkoneksi dengan baik. Ia masih berdiri sambil memegang benda pipih itu. Menatap layar berkali – kali, mamastikan nama orang tersebut yang terdapat di layar. Bayangan serta kenangan yang terjadi saat mereka bersama kembali berputar dalam pikiran Elena. Sesuatu yang sangat sulit untuk dilupakan bahkan Elena sangat ingin memberhentikan waktu saat itu juga. Tidak dipungkiri bagaimana rasanya mengharapkan kejadian manis untuk datang kedua kalinya dalam hidup seseorang seperti Elena.

Jovan

ELENAAAA...

Maaf.. chat kamu tertimbun El...

aku lagi siap – siapin barang nih . keperluan buat pergi nanti..

"Sudah kuduga. Pesanku tertimbun. hufft" ucap Elena sambil tersenyum lirih.

Elena menyiritkan dahi. "Apa? keperluan buat pergi? bukannya masih lama?"

Elena membalas pesannya kembali. Jangan lupakan senyuman diwajahnya. Ayolah Elena, Jovan tidak melihat senyummu itu.

Elena

It's okey Jo..

hei? kapan kau akan pergi? bukannya masih lama?

kita harus bertemu sebelum kau pergi Jo.

Elena telah membalas pesan Jovan. Hanya berbeda beberapa menit. Tetapi, tidak ada balasan kembali.

Elena menghembuskan nafasnya. Berjalan ke arah tempat tidur. Memejamkan mata dan mencoba memanggil kembali rasa kantuknya. Namun, Dia malah kembali mengingat masa - masa dulu. Saat ia pertama melihat Jovan.

[flashback]

April, 2012

Elena berjalan keluar rumah. Berjalan mengunjungi jajanan sekolah yang sangat ia sukai, Gulali. Permen kapas yang beraneka warna. Elena memesan gulali. Kemudian melihat sekeliling.

Anak sekolahan telah berhamburan keluar, sangat cepat berlari menuju mobil jemputan atau ke tempat jajanan. Bisa dipastikan seberapa bahagianya anak – anak seusia Elena saat harus mengakhiri pelajaran sekolah.

Pandangan Elena berhenti pada anak laki – laki yang memakan es krim disebrangnya.

"Waawww...." batin Elena sambil menatapnya.

"Semoga kita sekelas saat aku pindah ke sekolah ini." ucap Elena dalam hati. Sambil mengambil gulalinya. Dan berjalan menjauhi area sekolah untuk kembali ke rumah.

Saat itulah Elena melihat Jovan pertama kali didepan sekolah. Dan berharap saat Elena pindah sekolah nanti ia dapat bertemu kembali. Belum, Elena belum jatuh hati pada pandangan pertama. Hanya saja ia tertarik pada anak laki – laki tersebut dari cara dia tersenyum dengan temannya.

*

Juni. 2012

Elena memasuki Gerbang Sekolahannya yang baru. Tempat ia meneruskan pendidikan tingkat pertama.

"Loh... Kenapa semuanya sudah memakai atribut ospek?" heran Elena, saat melihat semuanya sibuk dengan tas karung, rambut, dan segala macamnya.

Ternyata.... Elena tidak mengikuti pertemuan untuk membicarakan hal ospek minggu lalu. Kakak laki – laki Elena menghadap penanggung jawab untuk siswa baru disekolahan ini. Dan Elena diberikan keringanan.

"Astaga.. wajah – wajah anak perempuannya.. jutek sekali" ucap Elena dalam hati sambil mengamati sekitarnya.

Elena mencoba melihat anak laki – laki yang sedang bergerumul di ujung kelas sambil bercanda menggunakan atribut ospek mereka.

Betapa terkejutnya Elena melihat salah satu di antara mereka adalah anak laki – laki yang ia temui sambil memakan eskrim waktu itu.

"Terimakasih Tuhan..." batin Elena sambil menundukkan kepala...

Kringggg (Bel istirahat berbunyi)

Setiap anak mulai keluar kelas dan berjalan ke kantin.

Elena mulai mengedarkan pandangannya ke belakang. Dia melihat seorang anak perempuan sedang memakan bekalnya sambil melihat kearahnya dengan wajah yang tidak bersahabat.

"Astagaaaa..." batin Elena langsung membalikkan badan. Dan memandangi papan tulis yang ternyata lebih menarik.

*Beberapa minggu kemudian

Hari - hari telah berlalu. Elena mulai terbiasa dengan sekolah barunya.

Ingat dengan anak perempuan yang menatap Elena saat hari pertama masuk sekolah?

Dia sekarang telah duduk disamping Elena sambil mencatat pelajaran dipapan tulis.

Bukunya miring. Tetapi, ia masih bisa menulis dengan rapi.

Elena melihatnya dari samping. Mengamati rambutnya yang dikepang dari semua penjuru. Sangat menarik.

Namanya Yaya. Anak perempuan dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya. Badan yang berisi. Tulisan yang bulat – bulat. Bahkan Elena sempat salah membaca kalimat, karena membaca tulisan Yaya.

"Yaya... dari jam berapa kamu bangun hanya untuk mengikat rambut kepangmu itu? Tanya Elena sambil menyandarkan badannya kesandaran kursi.

Yaya menatap bingung Elena, kemudian ia menjawab "sangat pagi El" Yaya tersenyum.

Lihat... Yaya tidak semenyeramkan itu. Dia adalah anak yang baik dan ramah bahkan sangat lugu. Hanya saja waktu itu dia berburuk sangka karena menganggap Elena adalah murid pindahan yang sesuka hatinya, sampai – sampai tidak menggunakan atribut ospek. Padahal keesokan harinya Elena menggunakan segala atribut yang diminta senior.

Dan.. Yaya adalah teman pertama Elena disekolah ini.

"Hanya dengan senyuman kau berhasil mencuri pandanganku. Bagaimana dengan suara bahkan tindakanmu? apa yang kau akan curi nanti dariku?"

- EteLenaS_02

Terimakasih sudah membaca part ini.

Maaf kalau kurang menarik, saya masih belajar.

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Jangan lupa vote dan komen. 

Memories with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang