Chapter selipan

48.3K 1K 38
                                    

Karena aku belum sempat untuk ngelanjutin chapter selanjutnya HBL, ini aku kasih chapter special punyanya kevin-angel-argy yang aku buat tadi wks. Check this out.

*****

She's been my queen since we were sixteen

We want the same things, we dream the same dreams

I got it all 'cause she is the one

Her mum calls me love her dad calls me son

"I KNOW, I KNOW, I KNOW FOR--"

"KEVIN!"

Kevin yang sedang menyanyi dengan suara yang tidak beraturan menoleh ke belakang, menatap dua orang yang sedang menyusap telinga mereka yang memerah dan menatapnya dengan tatapan ganas.

"Apa?" tanyanya dengan wajah polos.

Angel mendelik kesal melihat Kevin yang santai-santai saja, padahal telinganya sudah sakit mendengar anak laki-laki itu bernyanyi dengan suara asburd miliknya. Di sebelahnya, Argy mendengus dan menatapnya dengan pandangan kesal juga meremehkan. Sedari tadi ia sudah menahan rasa kesalnya saat mendengar Kevin menyanyi tanpa memperdulikan apakah suaranya akan menyebabkan gangguan telinga pada orang lain atau tidak. Kevin yang melihat keduanya hanya terdiam dan tidak mengatakan apapun kembali menoleh ke arah layar flat yang menampilkan lirik lagu tersebut.

"EVERYBODY WANNA STEAL MY GIRL... EVERYBODY WANNA TAKE HER HEART AWAY! COUPLE--"

"KEVIN!!!"

Kevin menutup telinganya dan melemparkan mic yang ia pegang dengan tidak beraturan hingga nyaris saja mengenai Argy jika anak laki-laki itu tidak menghindar. Argy bersungut-sungut sembari mengambil mic yang tadi di lempar oleh Kevin dengan se-enaknya.

"Apa sih?" Kevin berbalik dan menatap kedua adik-kakak kembar yang tengah menatapnya dengan wajah tertekuk sebal.

"Jangan bernyanyi!" seru Angel saat Kevin ingin kembali mengambil mic yang berada di atas meja kecil yang berhadapan dengan Angel dan Argy saat ini. Kevin mengerutkan keningnya, memandang bingung pada Angel yang melarangnya. Setahunya tadi ia ingin bernyanyi, Angel tidak melarangnya. Lalu sekarang, gadis kecil itu melarangnya.

"Memangnya kenapa?" tanya Kevin memutar tubuhnya dengan sempurna menghadap kepada si kembar yang sedang mengerucutkan bibirnya dengan wajah kesal.

"Suaramu rusak. Seperti kaset milik Angel yang jika di putar selalu menampilkan suara dan gambar yang berulang-ulang." sahut Argy sinis. Kevin yang disahuti dengan sinis pun kini memandang Argy dengan ekspresi wajah kebanggaannya--datar. Anak laki-laki itu menekuk tangannya di pinggang dan menaikkan sebelah alisnya.

"Suaraku bagus. Mama yang bilang sendiri padaku." Kevin menjawab, tidak ingin kalah dengan Argy. Lagi pula memang benar Karina yang mengatakan jika suaranya bagus. Jadi apa salahnya ia bernyanyi, kan? Tapi tidak dengan tanggapan si kembar yang berada di hadapannya saat ini. Menurut mereka, suara Kevin benar-benar hancur dan menyakiti telinga mereka.

"Bagus. Ya memang, bagus untuk menyakiti telingaku!" Argy kembali menyahut sinis. Kali ini anak laki-laki itu berdiri dan mengambil posisi yang sama seperti Kevin--bercak pinggang dan saling menatap sinis dengan wajah datar.

"Bilang saja kalau kau sirik karena tidak bisa bernyanyi." cibir Kevin yang membuat Argy semakin merasa kesal.

"Kata siapa? Aku bisa bernyanyi!"

"Kataku barusan. Kau tidak dengar memangnya?" Kevin semakin menyahuti dengan sinis dan hal itu tentu saja membuat Argy yang sudah kesal semakin kesal. Pertengkaran anak-anak mereka pasti membuat siapa saja yang melihatnya akan menganggap lucu. Tapi tidak dengan Angel yang malah semakin pusing karena melihat Kevin dan Argy yang bertengkar. Gadis kecil itu semakin menekuk wajahnya namun tetap memperhatikan apa selanjutnya yang akan di katakan oleh Kevin atau Argy.

"Aku mendengarnya! Kau pikir aku tidak mendengarnya?" sungut Argy kesal. Ia maju selangkah hingga akhirnya benar-benar berhadapan dengan Kevin yang masih memasang wajah datarnya.

"Mungkin saja kau tidak mendengarnya karena telingamu rusak." gumam Kevin yang masih bisa didengar jelas oleh Argy namun samar oleh Angel.

"Iya, rusak karena suaramu." cibir Argy.

"Enak saja! Suaraku bagus, mahal seperti emas." ujar Kevin dengan bangganya sembari menepuk dada kirinya dengan kepalan tangan kanannya.

Argy yang melihat itu mengernyit tidak suka. "Kalau suaramu bagus, telingaku tidak akan sakit tahu. Suaramu itu rusak, seperti kaset yang selalu menanyangkan gambar berulang-ulang." ujarnya masih dengan nada sinis yang semakin lama membuat Kevin semakin kesal. Anak laki-laki itu menatap Argy dari atas hingga ke bawah dan kembali menatap wajah Argy.

"Kalau suaraku jelek, bagaimana dengan suaramu? Kau tidak bisa bernyanyi, kan?" Kevin berkata dengan nada mengejek. Bibirnya bergerak memutar dan mengulas senyum miring menyebalkan. Hal itu cukup membuat Argy semakin mengernyit tidak suka.

"Aku bisa bernyanyi."

"Masa?" Kevin berkata mengejek.

"Ya, aku bisa. Tidak percaya? Baiklah, aku akan buktikan."

Belum sempat Kevin mengucapkan kata-kata yang ingin ia ucapkan, Argy sudah berjalan melewatinya dan mengambil mic yang tadi di pegang oleh Kevin. Argy berdiri tepat di depan layar yang menampilkan lirik lagu yang tadi di nyanyikan oleh Kevin. Argy mulai mengarahkan mic ke arah mulutnya dan mulai membuka mulutnya untuk mengucapkan lirik-lirik yang tertera di layar tersebut.

"She's been my queen--"

"Stop, stop! Suaramu tidak enak di dengar! Menyingkirlah." Kevin merebut mic yang dipegang oleh Argy dan berdiri tepat di sebelah Argy yang menganga dibuatnya. Argy tidak menyangka jika baru beberapa kata ia keluarkan, Kevin sudah menganggap jika suaranya tidak enak di dengar.

Argy nenggerutu dengan bibirnya yang mengerucut lucu, ia berbalik dan berjalan menuju sofa yang di duduki Angel. Dengan wajah yang kesal, Argy membanting tubuhnya di samping Angel yang terkekeh melihatnya. Kedua kakak-beradik itu kemudian menopang dagu mereka dengan tangan mungil mereka dan memperhatikan Kevin yang tengah bergerak-gerak lincah sembari mengeluarkan suara emasnya. Lama memperhatikan Kevin yang bernyanyi macam-macam lagu sembari mencoba untuk tidak menutupi telinga mereka yang sakit, tiba-tiba saja Kevin berbalik dan berjalan menuju Angel.

Anak laki-laki bermata biru itu mensejajarkan tingginya dengan Angel dan memegang dagu mungil milik Angel dengan tatapan matanya yang menyiratkan sesuatu.

"Show me are you out or there... With the prettier blonde hair... 'Cause I keep looking for you and I could find you anywhere, say yeah... Say yeah... I just wanna love you..." Kevin menyanyikan lirik tersebut dengan tangan yang masih memegang dagu Angel. Argy yang berada di sebelahnya membelakakan matanya saat melihat adegan tersebut. Dengan cepat, tangannya terulur untuk menyingkirkan tangan Kevin dari dagu adiknya.

"Heh, kau ini tengil sekali!" sungutnya sembari menarik Angel mendekat kepadanya. Angel yang diperlakukan seperti itu oleh Kevin masih menunduk dengan wajah memerah karena malu. Kevin yang melihat itu mengernyit tidak suka.

"Siapa tengil?" tanyanya dengan wajah polos.

"Kau!"

Kevin menunjuk dirinya. "Aku?" tanyanya, lagi, mengulang ucapan Argy. Argy mengangguk dengan wajah yang masih terlihat kesal.

"Aku tidak tengil. Angel kan kekasihku." jawab Kevin dengan wajah tidak perdulinya. Ia menggedikkan bahunya sebelum akhirnya berbalik dan berjalan meninggalkan ruangan tersebut dengan cara jalannya yang terlihat seperti orang dewasa.

Argy hanya bisa menggerutu kesal, sedangkan Angel masih tersenyum malu-malu.

"Jangan tersenyum seperti itu, Angel." sungut Argy kesal. Angel hanya kembali menunduk namun tetap tersenyum malu.

****

Maafkan kalau gaje wkwkwk. Asli aku ngga tau harus gimana-_-ini ngilangin kebosanan juga. Hehehehe. Any question? Ask me on ask fm: gitakumala xx

Give me lots of vote, guys! And leave your comment here. Thanks:)

Hate between LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang