Bab2 : Sholat Idul Fitri

244 16 60
                                    


Sholat Idul Fitri

Hari Raya Idul Fitri 1440 H, pertama kali aku sholat di kampung suami. Pagi yang indah sang mentari menampakkan wajah perkasanya yang ramah, warna putih keperakkan menyinari bumi indah di ujung Indonesia, deburan ombak lembut terdengar dipadu dengan suara takbir-bertalu-talu membuat wajah-wajah kecil sumringah denga baju baru yang di beli ibu. Para orang dewasapun menebarkan senyum kepada siapa saja yang berpasasan, suasana akrab yang jarang di temui di kota-kota besar. jauh di laut  dalam sana, jutaan ikanpun bertasbih, mulai dari ikan-ikan kecil seprti ikan teri nasi, cakalang, tongkol, dan tuna hingga paus yang sebesar kapal  memuji kebesaran sang Maha Pencipta, karena mereka bersyukur telah dianugrahi mereka hidup dan alam yang kaya raya ini.

Begitu juga dengan segenap pepohonan yang ada di hutan, pohon kelapa seakan bergoyang sedang bertasbih tertiup angin pagi nan sejuk, ketapang, kenari, pala dan cengkih semua bertasbih memuji Tuhan di hari mulia ini

Jalanan yang besar dengan dua sisi kanan dan kiri ,lengang dari kendaraan yang lalu lalang tidak seperti hari biasa, beberapa kendaraan melintas dengan suara Tape recorder yang memperdengarkan lagu dengan volume maximum, persis seperti kita mendengarnya di tempat pesta pernikahan, membahana sekitar, pertama kali ku dengar, sempat kaget dengan suara musik yang begitu keras dari sebuah mobil, lama –lama baru aku tahu ternyata itu adalah suara dari mobil yang melintas.

Pada kepulangan ku yang pertama tak sempat aku sholat, karena tepat jam 7:50 baru tiba di bandara Sultan Babullah Ternate

Sholat di daerah ini agak berbeda dengan di Jakarta, sang Khatib menggunakan bahasa Arab dan berkhutbah sangat panjang yang tak aku ketahui maknanya, dan aku yakin seratus persen tak ada seorangpun diantara jamaah yang juga mengerti. Akupun yang lulusan sekolah tinggi bahasa Arab di Jakarta hanya bisa memahaminya sedikit saja. Selain itu sang Khatib yang merangkap sebagi imam Masjid menggunakan jubah kebesaran seperti seorang pangeran Arab, dengan jubah hitam berlist kan kuning emas dan menggunakan kafieh atau surban berwarna merah dengan menggunakan ikat kepala khas Arabian.

Sholat Idul Fitri ini adalah sholat yang terpanjang yang pernah aku alami selama hidup. Usai sholat tak ada seoarngpun yang beranjak dari tempat duduk, semua jamaah duduk terdiam, tafakur, bahkan ada yang tertidur seperti diriku. Karena tidak menegrti apa yang di khotbahkan sang imam. Tidak seperti di Jakarta, usai sholat banyak yang bergerak dan meninggalkan tempat sholat sekalipun panitia sudah mengumumkan untuk tidak meninggalkan tempat karena mendengarkan khotbah adalah rukun sholat, rukun berarti wajib Ain, JIka meningalkannya berarti tidak terpenuhi otomatis solatpun batal , jadi sangat sayang event yang hanya satu kali dalam setahun hilang keberkahannya karena minimnya ilmu agama.  Khususnya itu dilakukan kaum ibu dengan alasan anaknya rewel, atau mau memanaskan opor ayam di rumah. Nah, buat teman jangan kaya gitu lagi ya...tiap abis selesai sholat langsung ngacir, kan sayang pahalanya enggak dapat. hidup ini kita perbanyak amal sholeh yang kelak akan ditimbang dan membuat kita layak mendapat syurganya Alloh SWT.

Usai sholat semua jamaah bersalaman, dan yang anehnya lagi hampir semua jamaah terutama kaum ibu, menangis. Aku sedikit agak aneh melihat ini semua, mereka berpelukan dan bercucuran air mata. Terus terang di daerahku dan juga di kampungku hal seperti ini tidak terjadi. Setelah aku minta kejelasan dari kakak ipar , mungkin mereka teringat diwaktu lalu sering bertengkar dan moment lebaran ini adalah kesempatan untuk meminta maaf, Rasionable.

Sewaktu aku di Saluta kaum perempuan melaksanakan sholat jum'at, dan akupun mengikuti sholat jum'at tersebut, ini adalah sholat jum'at keduaku dalam hidup, pertama, di tanah suci ketika aku sedang menunaikan rukun islam yang ke lima dan kedua di sini. Di beberapa daerah juga ku mendengar diadakan sholat jum'at bagi kaum Ibu seperti di Minang Kabau.

Aku senang bisa melakukan sholat jumat yang jarang sekali terjadi buat kaum hawa. Seusai sholat aku menyalami jemaah perempuan satu persatu dengan memperkenalkan diri, 

"Assalamualaikum, ngohi Adnan ma pedhekka ", 

dalam bahasa daerah Maluku yang artinya, Assalamualaikum, perkenalkan saya istri nya bapak Adnan, Adnan adalah nama suamiku. dengan senyum ramah mereka menyambutku. ternyata perbuatanku itu mendapat apresiasi positif, mereka senang dan memujiku kalau orang Jawa itu ramah. Mereka bercerita ke kakak iparku bahwa telah bersalaman dan berkenalan denganku. oh, ya teman ,semua orang yang datang dari luar pulau mereka sebut orang Jawa, sekalipun kalian bukan orang Jawa, he..he..he.. lucu ya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ROUROUT GADIS RIMBATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang