1. Believe in Yourself

12 1 0
                                    

Hari sudah mulai gelap, cahaya jingga sudah mulai memudar dibalik jendela. Aku bahkan hampir tidak sadar jika tinggal aku sendiri yang berada di laboratorium ini. Bara dan Gigi sudah pulang menyusul yang lainnya. Padahal biasanya kami adalah penunggu Laboratorium Fisika hingga malam hari. Sepertinya saat ini orang-orang sangat lelah. Aku bersama 5 orang rekan mahasiswa, 2 orang dosen dan 2 orang pegawai pemerintah baru saja tiba subuh tadi setelah melakukan perjalanan jauh ke pelosok provinsi. Perjalanan yang menghabiskan 8 jam dengan 2 jamnya berada di jalan yang tak begitu mulus, tentu saja membuat kami yang pergi jauh-jauh kesana untuk melakukan tugas akan merasa lelah.

Setelah semuanya beres, hal terakhir yang kulakukan adalah menaruh data yang sudah di print-out ke atas meja dosen. Setumpuk kertas menarik atensiku, judul besar yang ada ku baca dengan seksama, tak lupa mengecek beberapa isinya agar tidak salah lihat. Ah, rupanya besok mereka sudah UAS. Anak-anak semester 1,3 dan 5 tentu saja masih aktif dalam perkuliahan dan juga beberapa mahasiswa semester akhir yang ingin mengulang mata kuliahnya.

Aku pun segera mengambil gambar isi kertas itu dengan handphoneku. Kemudian segera membereskan sedikit kerusuhan diatas meja. Setelah semuanya kurasa beres, aku pun mengambil tasku dan menuju keluar pintu lalu menguncinya

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa dosen kami yang tadi adalah dosen yang tidak pernah tanggung-tanggung kepada mahasiswanya. Setiap pertemuannya akan ada tugas, materi dan sumber materinya tidak pernah sedikit, dan ujiannya tidak semudah yang kita duga. Juga bukan rahasia umum jika mahasiswa sering berbagi, baik itu soal-soal tahun lalu maupun soal-soal yang akan datang.

###

Besok adalah hari senin dan siangnya kami harus sudah kembali ke kampus. Praktikum para junior memang sudah selesai, namun batas pengumpulan laporan akhir praktikum adalah hari ini. Bara dan Gigi menjadi temanku saat menjadi asisten praktikum dan Gigi adalah asisten utama. Sambil menunggu laporan yang satu per satu datang diantar oleh adik tingkat kami, kami juga melakukan beberapa hal yang dapat dikerjakan.

"Kalian gak ada ujian hari ini, dek?" Tanya Bara

"Gak ada bang, besok baru ada" jawab gadis yang kuketahui namanya adalah Aqilla

"Besok ujian apa memangnya?" kali ini Gigi yang bertanya.

"Bahasa Indonesia, kak" jawabnya lagi.

"ooh.. masih makul umum, ya.. semoga lancar ya" sahut Gigi. Anak itu memang ceria seperti biasanya. Diantara kami bertiga, Gigi adalah senior paling supel yang mudah dekat dengan semua orang.

"Eh dek?" panggil Bara lagi kearah beberapa adik tingkat.

Mereka pun menoleh. "Kalo makul ini ujiannya kapan?"

Wajah mereka tampak berpikir, lalu salah satu dari mereka menyahut "Kamis, bang."

"Oh yaudah, nanya aja." timpal Bara, yang membuat beberapa adik tingkat itu bersorak kesal. Walaupun tidak seserius itu. Karena Bara memang orang yang rada-rada, terkadang kami heran bahwa orang sepertinya ternyata dapat diandalkan.

Ketika Bara menyinggung tentang ujian Mata Kuliah ini, aku baru teringat dengan perihal kemarin. Hampir saja aku keceplosan untuk langsung membicarakannya, ku pastikan terlebih dahulu yang bersangkutan tidak ada di sekitar sini.

"Bar, Gi, kalian tahu gak, kemarin aku nemuin apa?

"Apaan, Vel? Hantu?" Sahut Bara dengan konyol.

"Yee, kamu ada-ada aja. Bentar... Nah ini, soal buat ujian Thermodinamika hari kamis nanti" aku menyerahkan handphone ku kepada keduanya.

"Wahh. Kok bisa Vel?" seru Gigi.

"Gak sengaja kelihat pas naruh berkas diatas meja ibu, dan itu terpampang nyata, gak ada sekat." jelasku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Orang BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang