Malam ini sama seperti malam-malam sebelumnya, dimana Fira selalu membaca buku dan merangkum nya dalam buku berwarna hitam, entah mengapa Fira memilih buku itu padahal Fira tak menyukai warna gelap karena baginya warna gelap itu menakutkan.
Jam dinding digital di kamar bernuansa biru toska itu menunjukkan pukul 22.15 dan Fira pun menyudahi aktifitas menulis nya dan segera menuju kamar mandi yang terdapat di dalam kamar itu.
10 menit berlalu
Fira segera menuju ranjang nya, merebahkan tubuh dan mengambil benda pipih di atas nakas, lalu mengaktifkan data nya untuk sekedar melihat notifikasi di dalam benda pipih itu, dan ternyata hanya ada beberapa grup kelas dan dari nomor yang tak dikenal, tanpa ragu Fira segera mematikan handphone nya dan mulai memejamkan mata nya dan tak lupa sebelum itu meletakkan benda pipih itu ke atas nakas.
Baru saja Fira akan benar-benar terlelap benda pipih diatas nakas nya berdering, tanda ada telpon masuk. Dengan malas Fira melihat siapa yang mengganggu tidur nya padahal ini sudah malam.
+62821******71 (is calling)
Fira menyipitkan mata nya melihat siapa yang menelfon nya malam-malam dan ternyata nomor tak dikenal, segera Fira mematikan nya dan kembali terlelap tanpa menghiraukan bahwa ada panggilan masuk di benda pipih nya itu. Dan lagi-lagi Fira terusik karena dering telepon yang terus menelfon nya, dan akhirnya Fira menekan tombol hijau dan mengangkatnya.
"haloo.." ujar Fira
"..."
"siapa? ganggu banget gue ngantuk" tanya Fira malas
"..."
"kalo kagak ada yang penting, gue matiin" ancam Fira, dan tanpa menunggu ada sahutan ia segera mematikan telfon secara sepihak.
Fira segera meletakkan kembali benda pipih itu dan melanjutkan niat nya untuk tidur karena telah tertunda.
---
Di teras rumah yang sepi, terdapat dua insan yang sedang sibuk dengan kegiatan nya masing-masing. Dua insan itu adalah Faruq dan Davin, mereka tengah berada di teras rumah Faruq karena di rumah Davin sepi tak ada orang, jika kalian tanya dimana orang tua Davin, mereka tengah di turki untuk pekerjaan mereka, sedangkan Davin di rumah hanya tinggal bersama dengan pembantu dan satpam yang kebetulan mereka adalah sepasang suami istri yang sekerang tengah pulang kampung, dan jadinya Davin sekarang meninap di rumah Faruq yang kebetulan orang tua Faruq sedang di luar kota.
Faruq yang tengah sibuk dengan game nya sehingga mengabaikan Davin yang tengah mengamati foto seseorang di benda pipih nya sembari menyungging kan senyum yang jarang sekali ia tampilkan di wajah tampan nya.
Karena Faruq kalah dalam pertempuran nya, ia pun kesal dan membanting benda pipih yang berwarna hitam itu ke kursi di depan nya. Namun, Davin tak menghiraukan apa yang dilakukan sahabat nya itu karena Davin hafal bahwa jika Faruq yang sedari tadi diam lalu tiba-tiba kesal itu pasti karena game nya. Ya Faruq adalah penggila game sedangkan Davin tak menyukai game, karena menurut Davin hidup itu bukan permainan yang mana menang dia senang sedangkan kalah dia sedih, hidup itu tentang sebuah pencapaian apa yang kamu dapat maka perjuangkanlah. Namun, kata Faruq hidup itu jangan melulu serius, karena hidup itu juga butuh permainan yang dapat menghibur perjuangan yang kau lakukan.
Faruq dan Davin adalah dua kepribadian yang berbeda, namun siapa sangka mereka dapat mempertahankan persahabatan mereka sedari SD. Dimana Faruq yang jahil, penggila game, juga penggila bola dengan Davin yang cuek, pecinta basket, dan paling anti dengan perdebatan bersahabat dengan baik tanpa pernah ada hal yang membuat kedua nya saling membenci, meski kadang kejahilan Faruq yang membuat Davin sedikit jengkel dengan sifat Faruq.
"vin" seru Faruq dan sang empunya tak menoleh karena sibuk dengan benda pipih yang di genggam nya. Faruq yang sedang kesal segera menyahut benda pipih milik sahabat nya, sedangkan Davin hanya menatap Faruq kesal.
"apa?" sahut Davin dengan muka datar nya.
"gue kalah nih.. bantuin gue.."
"kagak" belum sempat Faruq menuntaskan kalimat nya dengan cepat Davin memotong nya.
"gue belum selesai ngomong vin, main potong aja mau jadi tukang ayam potong ya lo" seru Faruq kesal dengan sahabat nya yang satu ini, karena kebiasaan jika dirinya sedang bicara selalu dipotong. Dan lagi-lagi Davin hanya memutar bola mata nya malas.
"gue ngantuk" ujar Davin dan segera masuk ke dalam rumah Faruq lalu menuju kamar Faruq yang sudah dianggapnya rumah nya sendiri karena mama Faruq yang menyuruhnya menganggap rumah ini sebagai rumah nya juga.
"etdah, nih bocah gue malah ditinggalin, padahal yang punya rumah gue" sahut Faruq segera menyusul ke dalam dan masuk ke dalam kamarnya, "eh ini rumah mama sama papa sih, kalo tau mereka bisa digorok gue".
Faruq segera menutup pintu kamar nya lalu segera menuju samping Davin yang rebahan di ranjang nya.
"vin" seru Faruq pada Davin yang memejamkan mata nya di sebelah Faruq
"gue tau lo belum tidur, vin. Jawab napa" geram Faruq lalu ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Davin
"lo tau Fira kagak vin, entah kenapa gue suka banget ngejahilin dia" ujar Faruq tapi lagi-lagi Davin tak menyahut ucapannya.
"apa gue mulai suka beneran ya sama dia?" tanya Faruq kini pada dirinya sendiri, dan Davin langsung membuka matanya lalu menoleh pada Faruq.
"beneran lo?" tanya Davin yang membuat Faruq bingung dengan Davin, padahal dari tadi dia tanya padanya Davin hanya diam tak menyahut, sekarang dia tanya pada dirinya sendiri Davin malah menyahut.
" santai dong bro, kok kaya kaget banget " sahut Faruq yang membuat Davin menghela nafas nya.
"gue tanya ruq"
"iya gua juga kagak tau, kan gue juga lagi tanya sama diri gue" seru Faruq santai lalu mencoba memejamkan matanya.
"padahal gue mau kasih nomor nya Fira sama lo" ujar Davin juga mulai memejamkan matanya, dan ucapan Davin mampu membuat Faruq langsung terduduk.
"beneran? lo emang kenal Fira? kok lo punya nomor nya, gue kagak?" serbu Faruq pada Davin, dan ya lagi-lagi Davin tak menghiraukan nya.
---
jangan lupa tinggalkan jejak
vomment ya sobat
salam manis,
danz
KAMU SEDANG MEMBACA
candu
Fantasy" jangan senyum" ujar faruq "kenapa?" tanya fira bingung pada ucapan faruq "senyum mu bikin hatiku meleleh" ucap faruq dalam hatinya "jelek tau" seru faruq sembari mengacak rambut fira yang di gerai indah "ihh.. rambut aku berantakan tau" rengek fir...