🔞

82 4 0
                                    

Renjun telah sampai di depan ruangan yang dimaksud. Tanpa perlu mengetuk pintu, dia langsung memasuki ruangan. Baru saja dia menutup dan mengunci pintu, tangannya sudah ditarik oleh orang tersebut.

Di rangkulnya pinggang ramping renjun dan di kulumnya bibir renjun dengan ganas. Ciuman yang ganas, liar dan dalam. Renjun yang sejak tadi kehabisan nafas akhirnya memukul dada sang dominan. Setelah ciuman terlepas, renjun meraup udara dengan rakusnya. Dia terengah-engah dikala menghirup udara. Seakan tidak akan hari esok untuk menghirup udara lagi.

Sang dominan langsung membawa renjun menuju kamar pribadi di dalam ruang tersebut. Dijatuhkannya badan si mungil itu di atas kasur. Lalu dikukungnya tubuh renjun. Sang dominan juga menatap renjun dengan tatapan mengintimidasi.

"Ku tahu apa kesalahanmu babby?"
"Pak sa--"

Belum sempat menjawab, perkataan renjun dipotong oleh sang dominanan. Sang dominan kini menatapnya dengan tatapan lebih tajam dari sebelumnya.

"Rules babby, don't call me like that when we in this room. And when we were alone."

"S-sorry daddy. Babby don't know what babby fault?"

Entah sejak kapan sang dominan melucuti pakaian renjun. Hingga kini renjun tidak memakai sehelai benang pun. Dan kini sang dominan sibuk melukis tubuh renjun dengan mulutnya. Di gesek-gesekkannya penis sang dominan yang masih terbungkus celana pada lubang intim renjun.

"Uughh daddhh mmmhh.."

"Kenapa tadi kau hanya diam saja ketika orang lain melihatmu dengan tatapan menelanjangi?  Dan apakah kau sengaja menggoda mereka dihadapanku babby? Kau ingin hukuman seperti apa kali ini?"

Saat akan menjawab pertanyaan dari sang dominan. Renjun menjerit tertahan, karena sang dominan kini tengah menggoda gairahnya.

"No daddh... Aakkhh....mmpphh. Ohhh God."

Sang dominan kini memilin putingnya. Dan mulutnya juga menghisap puting serta lehernya. Sang dominan menyusu layaknya seorang bayi yang kehausan. Renjun yang di beri servis seperti itu hanya bisa mendesah nikmat. Dan dia menahan kepala sang dominan di putingnya. Diremasnya rambut sang dominan, tanda bahwa dia menikmati perlakuannya.

Setelah bosan dengan puting renjun, kini sang dominan beralih menciumi tubuh renjun. Diciumnya dari atas hingga tulang selangka si manis.

"Terus apa babby? Nikmati saja hukumanmu babby."

Setelah mengatakan itu, sang dominan mulai menutup mata renjun dengan dasinya. Kali ini dia biarkan tangan dan kaki si manis bebas dari tali apapun. Dan kini dia mulai mencium bibir si manis. Tidak hanya sekedar di cium, mereka juga bergelut lidah, saling bertukar Saliva dalam ciuman.

Cukup lama mereka berciuman, hingga si manis melenguh tanda sudah kehabisan oksigen. Ketika renjun tengah sibuk menghirup oksigen, sang dominan tiba-tiba saja mengocok kejantanannya.

"Aakkhh Jen....jheenn..noo...uughh....fas...ter."

Ya Jeno, seseorang yang memberinya pesan, dan seseorang yang di panggil Daddy. Mereka, Jeno dan renjun sudah lama melakukan hubungan seperti ini.

Dimulai saat renjun melamar pekerjaan di perusahaan Jeno, dan sampai saat ini hubungan mereka bukan hanya CEO dan sekertaris namun lebih. Tidak ada seorangpun yang menaruh curiga terhadap hubungan keduanya, walau pada awalnya renjun kaget dengan sisi gelap CEO nya. Trauma? Pasti ada, tapi dibanding dengan trauma, ketakutan akan Jeno lebih besar.
Jadi renjun hanya bisa bertahan dan mungkin menikmatinya juga?

Jeno masih mengocok kejantanan renjun. Di kocoknya kejantanan yang mungil tersebut dengan cepat.

"Daddyhhhh I wanna cum.....aagghhh hahhh hahh."

Hingga renjun cum, cum pertama renjun hanya karena permainan tangan Jeno. Renjun akui bahwa semua permainan Jeno membuatnya puas.

Belum sempat bernafas lega, kini Jeno mulai kegiatannya. Dia kini memasukan satu jari tangannya masuk kedalam lubang pink milik renjun. Renjun yang belum siap dengan perlakuan Jeno hanya bisa menjerit nikmat.

"Aakkhhh....dadhhhh yeaahh....ugghh."

"You like my finger in your hole slut?"

"Yeaahh I liked ithh dadhh..more dadhh more..aaakkhh.."

Sesuai dengan permintaan, Jeno mulai menambah 2 jarinya masuk kedalam lubang pink milik renjun. Dia keluar masukkan jarinya kedalam hole renjun, Jeno mulai dengan gerakan pelan lalu berubah menjadi brutal. Hanya dengan tangan, Jeno bisa menemukan titik manis dari renjun.

"Aaakkkhh daddhhyyy Soo deepphhhh...nyyaaaahhhhh."

2 tusukan jari terakhir, renjun pun akhirnya cum untuk yang ke dua kalinya.

Dia keluar hanya karena permainan tangan dan jari Jeno. Katakan bahwa renjun lemah, tapi memang permainan jari dan tangan Jeno sangat ahli. Tidak bisa dipungkiri lagi bagaimana nanti permainan intinya.

Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang