"Gimana ini Pak Ustadz?"

131 7 0
                                    

Latar: Attack on Titan (Shingeki no Kyojin)
Tokoh: gatau, banyak pokoknya.

Ceritanya gini, Erwin mokad. Ah iya, anggap aja Erwin banyak dosa. Misalkan, euuuhhh... Bilang lah dia ngumpetin 7 bola naga. Atau, kalo nggak ngatain paha Ueno burik.

Nah, pas mau di sholatin. Para anggota polisi militer, Garisson, dan Survey Corps bahkan mahluk normal dan abnormal dari anime sebelah nongol buat sholat jenazah bersamaan. Saat sedang menunggu imam, si muka kuda dan kang tereak ber ghibah ria.

"Woy, woy muka kuda abadi, sini dah." Panggil Eren seraya memulai sesi perbacotannya. "Ih amjincc, Ghibah mulu lo!".

"Sialan lo ren, dapet dosa besar kita." Keluh Connie, yah... Akhirnya mereka Ghibah juga sih...

"Jadi, bahan Ghibahan kita apa? Celana dalem Leo yang mejikuhibiniu?" Tanya Zapp. "Aish, itu mulu bahan Ghibahannya. Ekstrim dikit napa?" Celetuk Zenitsu.

"Aha! Gw tau! Kita ngomongin dosanya alis tebel aja!" Jangan tanya lagi, yang ngidein Shikamaru. Emang gaada akhlak tu anak.

"Uish, Akhlak lu emang kosong melompong yak!" Balas Naruto. "Jabang bayik lah gw ngomongin komandan gw." Kutip Eren Sembari menggaruk tidak gatal kepalanya.

"Jadi, jadi, lu tau dosa Erwin yang mana? Jean? Eren?" Tanya Zapp. "Mmm... Gue tau satu sih, tapi bercabang dosanya." Balas Jean seraya menyilangkan lengannya, seakan mencoba berpikir.

"Kan gini, dia ngeborong miras yang baguss bangettt, dan ga dibagiin. Nah dari sini udah ada kan 3 dosanya. Yang satu minum miras, yang ke dua pelit, yang ketiga borong teross sampe abis! Nah, dan lagi... Dia juga pernah ngeborong Lont3! Terus dia pernah ngumpetin 7 bola naga, ngatain paha Ueno burik, jadi semenya Kapten"

"Amjincc, gw penasaran gimana Azabnya——"

"Ekhem! Ghibahin Seme gua teross"

"Bangsat— ada kapten, gimana nih cukk!?" Tanya Connie khawatir. "Kalian lah yang bakal gotong keranda Erwin!!"

Pada saat yang sama ustadz Darius Zackley datang untuk mengimami Sholat Jenazah. Setelah selesai, keranda Erwin diangkat untuk digiring ke Liang kubur.

Di tengah jalan, para pengangkut keranda Erwin (Eren, Jean, Connie, Naruto, Zenitsu, Shikamaru, Zapp) mencium bau-bau busuq dari dalam keranda.

"Ish Jean, jangan kentut lu..." Eren

"Hah!? Gua gak kentut bodo" Jean

Para penggiring yang berada dibelakang ternyata juga mencium bau tersebut.

"Iuh... Bau apaan nih!?" Gumam Sasha

"Bau banget! White, lu kena tai burung ya??" Mikasa

"Buwung ape tu men" Chika

"Buwung puyuh ga tuh" Sakura

Karena tidak tahan dengan baunya, salah satu dari mereka melapor kepada Darius Zackley.

"Coba, kita Unboxing kerandanya" Usul Pixis.

Setelah di Unboxing, ternyata Jenazah Erwin seperti belum dimandikan. Padahal para pemandi jenazah mengaku sudah memandikannya.

"Bjirr, pantesan bau. Belum mandi toh..." Zenitsu

"Gimana ini pak Ustadz?" Tanya Tanjidor.

"Jenazahnya kita mandikan lagi, lalu kembali digiring."

***

Setelah dimandikan, proses giring menggiring pun dilanjutkan, tentu saja dengan diselingi sholawat.

Ditengah jalan, entah kenapa ada Bijuu ekor satu, Shukaku. "Eh, Shukaku-san kenapa disini!??" Tanya Naruto.

"Ooh, aku mau nagih Erwin. Dah 7 tahun hutang astagay—" Jawab Shukaku.

"Watdefak, emang Bijuu punya uang?" Tanya Chain.

"SUBHANALLAH... KEREN SEKALI... BIJUU SAJA SUDAH KERJA, KAMU KAPAN???" Kata Dazai.

"Emang Erwin-san utang berapa?" Tanya Tanjidor.

Shukaku mencoba menghitung dengan jari-jari segede gabannya, tapi entah kenapa setelah satu jam hitungannya belom selesai.

"Uuhh... Shukaku? Kau butuh kalkulator Dattebayo." Kata Naruto sambil ngasih Kalkulator ke Shukaku.

Setelah menghitung lima menit, Shukaku mengembalikan Kalkulator Naruto.
"Mmm... Sekitar 5 milliar kalo di Rupiahkan."

Naruto tercengang sampai berguling-guling mendengar nominal uang yang dipinjamkan Shukaku kepada Erwin.

Ga tau darimana, Daisuke Kambei datang dengan duit segepok nya.

"Ooh, utangnya sahabat ku kah? Kubayarin. Sekalian sama Shukaku nya juga." Kata Daisuke

"Jancoeg! Bijuu gua sialan!!!" Teriak Gaara dari belakang sono.

~~~

Saat sudah mau sampai pemakaman, ada lagi rintangan-rintangan yang harus dilewati.

Mulai dari Tsunami ga tau darimana, yang ngangkat keranda nyaris kena Genjutsu, ketemu Orochimaru terus ditawarin Edo Tensei, dihadang salah satu belisnya Mujang, pemain Konterstrek yang nyasar, dihadang Hyakkimaru sama adeknya yang lagi tempur, kena tembakan sadisnya Tanya von Degurechaf, Nezuko ngamuk di tengah jalan, ditawarin paket Phoenix sama Mas Agus, ditanyain burung apaan tuh, disuruh integorasi Dobleh, kena Raikiri yang nyasar, harus ngamanin buah chakra dari Kaguya, harus evakuasi karena ada pecahan komet yang jatoh, Dipalak Kratos DAAANNN masih banyak lagi.

"Hah... Hah... Capek gue anjay." Keluh Inosuke.
"Segitu banyaknya kah Azab Danchou?" Tanya Eren.

"Iya mungkin... Gimana ini pak Ustadz?" Connie

"Sudah, sudah... Kita kuburkan saja jenazahnya."

Proses penguburan pun tidak berjalan dengan mulus. Karena di universe nya SnK gaada skincare—eh, maksudnya— karena masih ada Azab yang menunggu.

"Nah, nah... Abis itu, Tapi Pocong nya dilepas kan?" Tanya Zenitsu

"Iyain aja dah, kesian. Eh— apaan tuh!" Eren menunjuk ke arah Liang kubur. Ga tau gimana, air mendidih keluar dari tanah.

"Uih, kalo keluarnya bukan di Kuburan pasti bisa jadi Onsen Dattebayo!" Kata Naruto.

"Hmm, aku setuju dengan mu" Nagato

"Eh diem klean, mau kuledakin?" Tanya Konan.

"Astaga, punya temen satu Perguruan gaada akhlak semua." Nagato

Untung saja, yang berada di Liang kubur (Zenitsu, Shikamaru dan Zapp) sudah naik keatas. Jadi mereka ga kerebus.

"Astaghfirullah... Minna, dengan ini kita bisa belajar. Kalau hidup harus dimanfaatkan sebaik-baik nya... Bukan untuk bernafsu ria..." Kata Gyomei.

Dan begitulah, pelajaran yang bisa dipetik dari cerita ini adalah...

“Pinter itu Relatif, Nyontek itu Alternatif”
-(Alm).Erwin Smith di kala SMA

Beragam Budayaaa :vTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang