√kakak kelas senioritas(2)

179 66 4
                                    

Happy reading



"Eh kalian tau enggak hari ini ada pembukaan eskul cheerleader" ucap Amanda sambil menunjukan brosur pendaftaran untuk masuk ke eskul cheerleader.

"Trus?" Tanya Alika.

"Kita gabung yuk, gue denger besok itu tim basket sekolah kita bakal tanding, dan tim cheerleader yang terpilih bakal dukung mereka" ajak Amanda dengan muka yang penuh harapan supaya teman temannya ikut.

"Gue ikut" ucap Kamila dengan semangat. Kamila dan amanda sudah empat tahun berteman, dari smp mereka sudah mengikuti eskul cheerleder di sekolahnya, makanya sekarang mereka tidak mau menyia-nyiakan kesempatan bagus seperti ini.

"Vania enggak deh" tolak Vania.

"Karena Vania enggak gue juga enggak" ucap Alika dengan santainya.

"Ikut aja Van, Lik seru kok" rayu Amanda dengan mengeluarkan jurus handalannya yaitu mengeluarkan mata yang berbinar.

"Vania enggak pernah ikut dance, ikut nari apa lagi cheerleder kaya gitu, jadi Vania enggak mau ikut" ucap Vania yakin, "jangan paksa Vania".

Memang Vania itu tidak pernah ikut eskul seperti yang dia sebut itu, bahkan di smp dia tidak mengikuti satu pun eskul yang ada di sekolahnya karena dia malas, waktu di smp Vania mendapat julukan queen of rebahan karena sifat nya yang malas itu.

Amanda mengkedipkan matanya keKamila dengan maksud memberi kode giliran Kamila yang merayu Vania dan Alika.

"Ayok ikut, masa gue sama Amanda doang" ucap Kamila sambil mengeluarkan sesuatu dari kantongnya,"kalo gue kasih ini gimana?".

"MAU, OKE VANIA IKUT" pekik Vania dengan wajah yang sangat senang karena Kamila menunjukan dua permen milkita kesukaan nya.

Kamila memang sangat handal dalam merayu orang, tapi tidak dengan merayu laki laki. Dia tau kesukaan Vania walaupun baru kenal dua hari, Vania sangat suka dengan permen, apalagi permen gratisan tidak mungkin dia akan menolak pemberian orang.

"Gampang diculik lo" kekeh Kamila sambil memberikan permen ke Vania. Ya bagaimana Kamila tidak berbicara seperti itu, cuman di sogok dengan dua permen saja Vania bisa berubah fikiran, hanya sebuah permen bukan sebuah emas atau berlian.

"Makasih Kamila yang cantik" ucap senang Vania sambil memberi senyum manis kepada Kamila. Vania dengan cepat membuka bungkus permen itu lalu memasukan kedalam mulutnya.

"Ahh Vania lo kenapasih polos banget" geruntu Alika sambil menghembuskan napas berat.

"Jadi gimana sama lo?" Tanya Amanda,"apa perluh gue sogok make permen juga, apa lo mau gue beliin sama toko tokonya?", wajah Amanda terlihat puas karena mampuh membuat Vania ikut apa yang dia mau.

"Lo sogok gue pake mobil bmw dulu, baru gue mau" tawar Alika di sambung dengan kekehannya, Alika tidak bodoh seperti Vania yang disogok dengan permen langsung setujuh, jangankan disogok permen, disogok dengan uang yang baginya tidak seberapa pasti dia tolak karena disini alika sedikit mata duitan dan gengsinya sangat tinggi.

Kamila tertawa mendengar perkataan Alika, beda dengan Vania yang sedang menikmati permennya.

Amanda memutar bola matanya malas, "Lo kira gue anak sultan". Dia memang anak orang kaya tapi mana mungkin dia membelikan Alika mobil BMW, bagaimana caranya dia bisa mendapatkan uang untuk membelikan apa yang Alika mau, minta ke papahnya? Tidak mungkin, bisa bisa Amanda dicoret dari kartu keluarga.

"Okeh okeh, Karena Vania ikut gue ikut juga" pasrah Alika,"tapi lo berdua jangan salahin gue kalo sampe enggak kepilih untuk dukung tim basket sekolah kita".

DEFRANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang