01

917 146 25
                                    

[penampakan]


"Tuan hantu aku ingin pulaaangggg kumohon" Chenle merengek sambil menggoyang-goyangkan badannya.

"Ti dak"

"Tapi tapi ada yang mengajak ku kencan sebentar lagi"

Chenle tertunduk di hadapan Tuan Hantu, dia mengepalkan tangannya sambil menunjukan ekspresi puppy eyes nya.

"Kencan? Apa itu? Semacam perbuatan mesum?" Tuan hantu kini balik bertanya.

"Aahh bukan, kencan itu berduaan dengan orang yang kau sukai" Jawab Chenle sambil menyelesaikan tugas yang diberikan Tuan Hantu.

"Oh berarti kita juga berkencan kan?" Tanya Tuan Hantu yang sekarang melayang di hadapan Chenle.

"YAK MANA ADA KENCAN DI DALAM TOILET BEGINI! Kau saja menyuruhku membersihkan toilet setiap hari, ini namanya perbudakan tauu!!" Chenle marah dia menghentak-hentakan kakinya ke lantai.

Kencan dengan hantu? Mengerikan.

"Tidak boleh kau jangan kencan" Ucap Tuan Hantu sinis.

Chenle yang sudah geram itu langsung melempar kain pel ke arah Tuan Hantu.

Sayangnya tubuh Tuan Hantu kan tembus pandang, jadi kain pel itu jatuh ke tanah melewati jendela.

Melihat Chenle yang gagal memukulnya, Tuan Hantu langsung tertawa terbahak-bahak.



☠️


Chenle sekarang berada di koridor sekolah, niatnya ingin kencan malah gagal.

Sekarang sudah pukul 6 sore, matahari sudah perlahan turun. Membuat area sekolah menjadi gelap.

Chenle tiba-tiba merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Karena merasa tidak enak,Chenle mempercepat langkah kakinya.

Tubuh Chenle seaakan merinding sekarang dia berfikir Tuan Hantu sedang menjahilinya.

Chenle pun menoleh kebelakang dan berteriak.

"Tuan Hantu jangan jahili aku!"

"Tuan Hantu jangan jahili aku!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata koridor kosong.

Tidak ada siapa-siapa.

Chenle yang mulai merasa takut, menundukan wajahnya kebawah dan mulai berlari.

Tiba-tiba terdengar bisikan di telinga Chenle.

"Chenle~"
"Chenle lihat aku"

Chenle kemudian menoleh lagi ke belakang dan ternyata masih sama saja.

Masih kosong dan sunyi.

"Chenle di sebelah kiri"

Mendengar bisikan itu lagi Chenle memberanikan diri menoleh ke arah jendela sebelah kiri.

Mendengar bisikan itu lagi Chenle memberanikan diri menoleh ke arah jendela sebelah kiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HUWAAAA Pergiiii!!!!"

Chenle berlari sekencang angin topan.

Kaca jendela itu langsung pecah dan munculah sesosok bayangan hitam bertubuh tinggi yang memiliki mata putih mulai berjalan ke arah Chenle.

Tangan dari sosok bayangan hitam itu mulai memanjang dan menggapai kaki Chenle.

Hal itu membuat Chenle tersungkur ke lantai.

Chenle ingin berdiri lagi. Tapi sayang kakinya terkilir.

Chenle hanya pasrah menutup matanya, bayangan hitam itu mendekat dan berusaha menangkap Chenle.

Kraakk

Chenle tersentak, dia pikir dia akan ditangkap oleh mahluk itu.

Tapi ternyata...

"Tu-tuan Hantu?"

Tuan Hantu ternyata sudah berada di depan Chenle.

Dia mengeluarkan pisau yang tersembunyi dibalik jas nya.

"Jangan ganggu asisten ku"

Dengan cepat Tuan Hantu melompat dan memotong tubuh mahluk hitam itu hingga menjadi kecil berkeping keping.

Darah berwarna hitam mencuat dari tubuh mahluk itu sampai berceceran di lantai, bahkan sampai mengotori jas dan wajah pucat Tuan Hantu.

Setelah dirasa mahluk itu sudah hancur, Tuan Hantu langsung memanggil asisten hantu nya untuk membersihkan kekacauan ini.

Tuan Hantu langsung menjilat darah dari pisaunya sampai bersih tak bersisa.

Melihat Chenle yang hampir pingsan, Tuan hantu bergegas menghampirinya.

"Hei sudah dia sudah mati"

Tangan Chenle terbuka lebar ingin memeluk Tuan Hantu.

Tapi sayangnya tubuh Tuan Hantu masih tembus pandang.

Melihat Chenle yang memeluk angin, Tuan Hantu langsung tertawa sampai air matanya hampir keluar.

Tuan hantu mengisyaratkan Chenle untuk mengangkat wajahnya.

Chenle kemudian membuka matanya.

"HAH? MIMPI??"

Chenle sekarang terduduk di kasur. Mata sipit Chenle mengamati sekitarnya, ada boneka lumba-lumba besar, meja rias,meja belajar.

Dia sekarang benar-benar berada di kamarnya.

Chenle merasa sedih, dia awalnya berfikir dia hanya bermimpi.

Tetapi pikiran itu dibatalkan melihat seragam sekolahnya ada sedikit percikan darah hitam.

ᴍʀ.ɢʜᴏꜱᴛ | ChenSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang