Prolog

41 6 3
                                    

   Dulu...setiap ku jumpai orang orang yang memakai pakaian yang serba tertutup, selalu muncul pertanyaan dalam benakku, apa mereka ngga gerah memakai pakaian seperti itu disaat panas terik seperti ini?, apa ngga ribet memakai kerudung sebesar itu?, dan satu hal yang sangat mengherankan bagiku, bagaimana cara mereka makan jika mulut mereka saja tak terlihat?.

   Dan dulu menurutku pakaian pakaian itu sangat kuno dan sangat tidak modis, karena hanya warna hitam yang ada dalam pakaian itu dan bagiku... pakaian pakaian itu sangat tidak berfashion. Tidak seperti pakaian pakaian lain yang jauh lebih menarik dan lebih simpel.

   Bahkan dulu ada dua orang teman sekelasku yang memakai pakaian seperti itu. Pada saat itu aku dan teman temanku sering sekali mengejek mereka. karena menurutku mengapa mereka memakai kerudung besar dan sarung tangan itu?, padahalkan ini sekolah bukan pengajian.

   Tetapi... seiring berjalannya waktu, mereka yang selalu ku ejek, ku caci maki, bahkan mungkin ku sakiti hatinya. Namun,seiring dengan berjalannya waktu, pada akhirnya mereka lah yang menjadi sahabat sahabat ku.

   Ya... sahabat yang selalu ada untukku disaat susah maupun senang, suka maupun duka. Sahabat yang mau membimbingku dari kegelapan menuju setitik cahaya, yang selalu meluruskan ku disaat aku bengkok.

    Dari merekalah aku mengenal kata hijrah, dan dari mereka pula aku mulai menyukai pakaian pakaian yang dulu menurutku aneh itu.

   Dan sejak aku mengenal kata hijrah, dari situlah kehidupanku dimulai...


Berjuang Dihujung Senja (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang