Belum direvisi
Di tengah hiruk pikuk kota gadis itu berjalan dengan kepala menunduk sembari memengang sesuatu yang ia baru dapatkan dari toko muslimah. gadis sederhana yang mendekap 2 pakaian syar'i dalam kantong plastik itu bernama Zahra. Sejak minggu lalu ia telah putuskan mengubah arah hidupnya.
tepat setelah kejadian shalat magrib dimasjid yang berada di ponpes tempat adiknya menuntut ilmu. shalat magrib kali ini begitu asing baginya. ketika ia berada di shaf yang dimana sebelah kirinya adalah keorang gadis kecil yang tak ia kenal berusia sekitar 8 tahun dengan mukena bermotif bunga, lalu tiduran di atas sajadahnya sembari mengusap-ngusap motif mukena Zahra, dan disebelah kanannya adalah seorang nenek tua renta yang sesekali besendawa. kala itu saat di rakaat peratama imam membaca surah al an-naba, 40 ayat, zahra merasa sedikit kesal. sebab dengan tartil imam membacanya tentu saja memakan waktu, juga Zahra merasa kakinya begitu pegal karena berdiri lama, akhirnya rakaat pertama selesai, belum sampai disitu ternyata di rakaat kedua imam membaca an-naziat. rasanya begitu berat bagi sosok jelita ini. mungkin karena ia tak biasa membaca surah yang panjang dalam shalatnya. shalat magrib ini begitu istimewa, pikirnya.
setelah imam selesai membaca doa, ia ingin segera beranjak, tapi ada sesuatu yang membuat Zahra penasaran, " nenek, tadi saya melihat engkau berjalan kemari menggunakan tongkat, lalu bagaimana mungkin engkau kuat berdiri dalam shalat dengan rakaat yang panjang?, kaki saya saja pegal, bagaimana dengan nenek?"
selesai melipat mukenabya nenek itu menjawab dengan amat bijaksana " cucuku, kau memang benar, seharusnya aku tak sanggup berdiri selama itu, tapi barangkali kita punya perbedaan. saat itu aku berdiri dengan iman, sedangkan kau berdiri dengan kekuatan" Zahra tersenyum mendengar jawaban dari nenek itu.#TBC