002

208 87 60
                                    

"Assalamualaikum tante"

"Eh Angkasa, tumben pagi pagi udah kesini" Angkasa menghampiri mama alesha di ruang makan

"Hari ini berangkat kuliahnya naik sepeda tante."

"Yaudah gih kamu bangunin Alesha." Titah kirana sambil menyiapkan sarapan.

"Boleh tante?."

"Iya, tapi jangan macem macem." Mata Angkasa berbinar dan segera beranjak menuju ke kamar Alesha.

tok...tok...tok...

"Alesha...."

"masuk aja sa, nggak akan bangun dia kalo nggak di goyang goyang." Kirana berteriak dari bawah menyuruh Angkasa langsung masuk kedalam kamar Alesha.

"iya tante." Angkasa membuka pintu terlihat di atas kasur Alesha masih tertidur pulas dengan gulingnya, Angkasa berjalan santai menghampiri Alesha dan duduk di kasur yang kosong.

"Kebo banget ni orang, bangun woy" Angkasa menggoyang goyangkan dan menarik selimut dari tubuh mungil Alesha. Gadis itu menggeliat, bukannya bangun gadis itu hanya membenarkan selimutnya.

Angkasa tersenyum licik " kesempatan nih" dia mengangkat tangan kanannya melipat jari manis dan kelingkingnya membentuk seperti sebuah pistol dan melesat ke arah pinggang Alesha. Angkasa menggelitiki pinggang Alesha, sontak Alesha terkejut dan bangun dari tidurnya.

"Hooaamm.... " Alesha merentangkan tangannya untuk merenggangkam ototnya sehabis tidur. Alesha masih belum sadar ada Angkasa disebelahnya. Ia pikir gelitikan Angkasa akibat mimpinya yang terpeleset dikamar mandi, sebab kadang dia bermimpi terpeleset atau jatuh dan menimbulkan keterkejutan di dunia nyata.

Angkasa yang merasa diabaikan dan tidak terlihat oleh Alesha mulai membuka suara

"Sha" Alesha yang merasa dipanggil menoleh ke arah sumber suara. matanya membelalak kaget, sejak kapan angkasa disini.

"Sejak kapan lo disini?."

"bangun!"

Alesha memutar matanya malas.
Alesha berniat menyentil dahi Angkasa, tapi sebelum tangannya mendarat mulus di dahi Angkasa, niat itu dihentikan oleh Angkasa.

"Mau nyentil gue ha?, kenapa?" Alesha menarik tangannya yang di pegang oleh Angkasa.

"Ya gue udah bangun, masih aja lo suruh bangun"

"Gitu aja marah"

"gue nggak marah"

"Yaudah mandi sana"

"Makanya keluar." Alesha bangkit dari kasurnya, menarik tangan Angkasa agar berdiri dari kasurnya dan mendorong Angkasa sampai depan pintu.

"awas tidur lagi." Alesha memutar kedua matanya malas dan berniat menutup pintunya, sebelum niat itu terlaksana angkasa terlebih dahulu menahannya.

"apa!!"

"judes banget sih, btw gue ganteng nggak hari ini?" Ujar Angkasa senyum merekah tercetak dibibirnya.Rambut yang di jambul. Sedikit berantakan terkesan seperti cowok player dengan kaos putih polos dibaluti jaket dan celana jeans pas dikakinya perfect. Alesha menatap intens Angkasa dari bawah sampai atas,

"b aja."

"Hah, ganteng gini lo bilang b aja, oke fine pulang kuliah kita ke ___"

"Dokter mata, untuk periksa mata lo normal apa nggak." potong Alesha memberatkan nada suaranya menirukan gaya bicara angkasa.

"Udahlah sana lo pergi gue mau mandi." Alesha mendorong angkasa,

"Awas"dan segera menutup pintu.

*****

     Dua sepeda diayun beriringan oleh dua orang berbeda jenis menelusuri ramainya kota jakarta. sinar matahari menghangatkan mereka dari dinginnya embun pagi.

"Hahahahaha...." Begitulah suara tawa salah seorang pengemudi, yang jahilnya sedang menggelitiki pengemudi disampingnya. Sesekali sepeda disampingnya terombang ambing dengan pergerakan sang pengemudi.

"awas jatuh nanti." Peringat Angkasa, padahal dia sendiri yang membuat sepeda alesha tidak seimbang.

"Ya makanya jangan ganggu." Alesha mencoba menyeimbangkan sepedanya. Setelah dirasa cukup seimbang Alesha meninju lengan Angkasa. Sang empu pun hanya terkekeh menerima tinjuan dari sahabatnya itu. Btw mereka sudah bersahabat sejak kecil beberapa hari setelah mereka bertemu.

"Tumben berangkatnya pakek sepeda?." Tanya Alesha.

"Kenapa, malu ya kuliah naik sepeda?." Angkasa balik bertanya kepada Alesha dan dibalas tinjuan kecil dari Alesha

"Kenapa ninju mulu sih?." Angkasa mengusap lengannya

"Ya kalo nyentil nggak sampe lah, gimana sih."

"Pendek sih" Alesha hanya menajamkan matanya ke arah Angkasa.

"bercanda gue." Alesha mengarahkan kembali pandangannya kedepan.

"Gue tu nggak malu naik sepeda, yang ada lo tu yang malu."

"nggak, gue nggak malu. Malahan kalo naik sepeda kan gue bisa gangguin lo. Ya nggak?, lagian juga kan kampus kita nggak jauh jauh banget." Angkasa menaik turunkan alisnya sambil tersenyum menggoda Alesha.

"Ih apaan sih lo."

"Gue heran deh sama lo. Lo tu harusnya seneng deket gue. banyak lo cewek yang pengen deket sama..."

bruk....

Angkasa sontak menghentikan sepedanya saat melihat Alesha jatuh dari sepedanya "gimana sih lo?."

"Lo sih ngomong nggak jelas."

"Bener kan,banyak lo yang.."

"Aww aww saaakit" Alesha ber akting seolah olah sakit dikakinya sudah tidak bisa ditahan lagi. Supaya apa?, supaya Angkasa berhenti mengoceh. Memang benar banyak cewe cewe yang mau deket sama Angkasa, tapi Alesha nggak mau mengakui itu di depan Angkasa. Yang ada gr tu bocah.

Angkasa membantu Alesha. Lutut Alesha tergores ada sedikit darah yang keluar dari lutut Alesha. Angkasa membopongnya untuk duduk di pinggir trotoar jalan, Angkasa mengambil tisu di tas nya untuk menghilangkan darah yang ada di lutut Alesha.

"Aws sakit jangan ditekan dong!!"

"Lagian sih nglamun mulu dari tadi, gue ngomong nggak didengerin."

"eh sa gue jadi inget deh waktu pertama kali kita bertemu. kan kek gini, gue jatuh terus lo tolongin." Angkasa mulai menerawang kejadian beberapa tahun lalu,

"waktu lo belekan karna nangis itu kan? Hahaha.... lucu banget tau nggak" Alesha mencubit kecil lengan Angkasa

"Kok diccubit sih" gerutu Angkasa

"Maunya di sentil ha, lagian gue ngomong serius lo malah bercanda."

"Iya iya maaf, yaudah yok gue bonceng." Angkasa membantu Alesha untuk berdiri. Setelah nyaman di jok belakang sepeda, Angkasa menarik tangan alesha untuk berpegangan di pinggangnya.

"Ih apaan sih." Alesha menarik tangannya kembali.

"Pegangan nggak!! nanti lo jatuh gue lagi yang disalahin. Kalo lo nggak mau gue tinggalin disini sendiri."

"Ck iya iya." Akhirnya Alesha melingkarkan tangannya di perut Angkasa.

"sampai kapan gue pendam perasaan ini"

***

jangan lupa vote and comment ya
Terimakasih:)

Hurt Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang