(c) feearch.
Johnny Seo/Jung Jaehyun
slight; Johnny Seo/Mark Lee
.
Disusun dalam rangka Johnjae Challenge NoonaMVP
Warn: mature-content, pedophilia, graphic descriptions, (im afraid if there will be some OOCs so please beware).
Note: ini cerita orisinil saya yang saya tulis pada pertengahan 2016 dengan fandom BTS. Saya tulis ulang menyesuaikan karakter baru dan keseluruhan cerita dirombak hingga 70%.
Selamat menikmati!
.
Tentang Jung Jaehyun, dari sudut pandang Mark Lee: Berhenti mengompol itu baik, asalkan tidak pergi ke binatu.
.
Ada yang aneh dengan Jaehyun-hyung.
Sembilan tahun tinggal bersama, tak mungkin aku tak mengerti betul segala bentuk perilakunya.
Dahulu, ketika usiaku delapan tahun, ayah dan ibu pulang bersama seorang anak lelaki lain. Aku tak ingat betul tepatnya bagaimana, yang jelas saat itu siang dan cuaca begitu mendung. Ini kakak barumu, begitu kalau kata ibu sebab wajahku saat itu sudah terlampau bingung dengan mata yang sibuk memandangi sosok di genggaman ayah. Anak itu punya kulit putih yang nyatanya jauh lebih pucat ketimbang milikku. Perawakannya saat itu kumuh dan entah bagaimana, untuk bocah berusia delapan tahun sepertiku, kurasai banyak simpati terhadap sosok itu.
Malamnya kami makan bersama dan ibu menjelaskan dengan hati-hati mengenai situasi hari itu kepada kami. Ibu bilang, aku tak lagi bakal kesepian sebab kami kedapatan keluarga baru. Namanya Jung Jaehyun, dibawanya oleh ayah dan ibu dari panti sosial. Katanya, Jaehyun sudah tak punya orang tua, sikapnya manis dan tak bertingkah macam-macam. Mungkin saja kami bisa jadi teman bermain yang menyenangkan, ayah menambahkan.
Kubayangkan betapa malunya ayah dan ibu atas kalimat perkenalan mereka soal sosok anak lelaki itu sebab Jaehyun-hyung justru menambah geram di hari kedua ia menjadi bagian keluarga kami.
Ibu adalah sosok yang tenang, jadilah sampai sekian tahun ke depan dapat kuhapal betul air mukanya yang tiba-tiba terasa sangat bukan dirinya tatkala ia mendapati kamar tidur kakak baruku yang berbau pesing dengan kasur basah di tengah-tengah. Jaehyun-hyung mengompol.
Aku yakin betul ibu dan ayah geram namun sebisa mungkin mereka tahan. Aku sedikit berbangga diri sebab aku bahkan sudah bisa menahan ompol sejak usiaku enam tahun. Saat itu kudapati wajah Jaehyun-hyung yang masam menahan malu dan begitu menyesal. Rasa banggaku luluh hingga kemudian berganti simpati yang semakin besar.
Ayah yang pertama kali mengambil tindakan dan memosisikan diri sebagai manusia paling bijak di antara kami. Ia berbaik sangka, mungkin Jaehyun-hyung masih perlu membiasakan diri di rumah barunya ini. Ibu menenangkan Jaehyun-hyung ketika air hampir tumpah dari ujung matanya dan kejadian hari itu ditutup dengan rasa cinta terhadap sosok baru itu yang coba kami yakini.
Akan tetapi, ibu dan ayah lagi-lagi perlu menelan kecewa. Kejadian di hari itu nyatanya berulang terus-menerus. Ia mengaku selalu pergi ke toilet sebelum tidur, tapi kebiasaan mengompolnya tak juga usai. Ibu mencoba mahfum, untuknya yang kukenal memiliki hati hangat, ia tak akan bersikap kelewat keras untuk bocah lelaki yang berusia dua tahun lebih tua dariku itu. Tapi tidak dengan ayah, ia geram. Baginya, anak lelaki dengan usia sepuluh tahun terasa sangat memalukan jika masih tidak bisa menahan cairan urine di kantung kemihnya. Sebagai hukuman, ayah akan mendetensi seluruh celana dalamnya. Jaehyun-hyung menerima segala hukuman dengan hati pasrah. Hingga hari-hari berikutnya, seringkali kudapati Jaehyun-hyung menghabisi hari tanpa pakaian dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanitasi - johnjae ft. slight!johnmark
FanfictionBerhenti mengompol itu baik asalkan tidak pergi ke binatu. Katanya, lelaki itu seharusnya masturbasi tiap malam. Bukan mengompol tiap malam. a johnjae story dedicated for Johnjae Challenge event held by @NoonaMVP original story by me cover captured...