1. Perjodohan

4.5K 90 9
                                    

Repost, yaaa. Maaf kalau notifnya mengganggu.

Yuhuu ... konflik rumah tangga datang lagi. Kali ini sedikit beda dengan cerita sebelumnya.

"Bedanya apa?"

Ikuti terus ceritanya. Jangan lupa juga vote dan komentarnya.

Mmuuach... 😘😘😘

============================

Jam menunjukkan pukul 01.00 WIB. Sudah lewat tengah malam, tapi ia masih saja terjaga. Sally gelisah dalam tidurnya, jauh dari kata nyenyak. Berkali-kali mencoba ganti posisi, tapi kantuk masih belum juga menghampiri.

Pikirannya sedikit terbang pada kejadian tadi pagi, saat sang ibu berkata ingin menjodohkannya pada dengan pria pilihan ayahnya.

"Namanya Raffi. Besok mereka akan ke sini bersama keluarganya. Mama percaya, kamu tidak pernah mengecewakan kami."

Begitulah kalimat penutup dari Airin -ibunya Sally-, ia hanya menginformasi, tanpa menerima interupsi sang pemilik hati. Terlihat egois memang. Tapi Sally tahu, semua yang keluarganya lakukan, pasti demi kebaikan.

Ia bangkit dari ranjang, memilih duduk di depan meja rias. Dipandangi wajah ayunya lewat pantulan cermin, sambil sesekali mengusap pipi yang terlihat sedikit berisi.

"Apa aku terlalu jelek? Apa umurku terlalu tua sampai harus menikah dengan cara dijodohkan?" ucap Sally bermonolog.

Selama ini ia selalu mengikuti kemauan keluarganya. Bukan ia tidak dibebaskan untuk memilih jalan hidup sendiri, tapi lebih pada menjaga sang putri dari rusaknya duniawi. Ia tetap bisa mengutarakan keinginannya pada keluarga, selama itu masih pada garis yang benar. Seperti saat ia ingin mendirikan butik syar'i impiannya. Semua keluarga mendukung, dan impiannya terealisasi.

Malam semakin larut, pikirannya pun semakin kalut. Sebenarnya kejadian seperti ini sudah bukan hal baru lagi, sejak kecil sampai berusia 23 tahun hidupnya selalu diarahkan. Tapi kenapa baru kali ini ia begitu tersiksa dengan pilihan keluarga?

Ia putuskan untuk mengambil susu dingin di lemari es. Sepertinya susu dingin akan mampu mendinginkan pikiran dan hatinya. Menurut tulisan yang pernah ia baca, manfaat susu dingin juga dapat membuat tidur semakin nyenyak. Meski ia belum bisa tidur, tidak ada salahnya ia mencoba.

***

"Sally, bangun. Sudah subuh, Nak."

Ketukan pintu dan panggilan Airin begitu mengusik tidur yang sedang nyenyak-nyenyaknya. Tidak tahukan sang ibu jika ia baru saja tertidur dua jam yang lalu?

"Sally ...."

"Hhmmm," sahut Sally dengan nada malasnya.

"Eeh, siapa yang ngajarin begitu? Ayo bangung."

"Iya, Bund." Dengan mata yang masih belum melek sempurna, ia berjalan membukakan pintu.

"Mandi dan wudhu, sana. Bunda dan Ayah tunggu di mushala." Tentu saja yang Airin maksud adalah mushola rumah. Berjamaah bersama keluarga di rumah lebih efisien daripada harus keluar ke masjid. Toh pahalanya juga sama-sama 27 derajat.

Benar saja, Sally segera mandi, mengambil air wudhu dan sholat subuh berjamaah bersama ayah dan bundanya.

***

Belum jam delapan, tapi makanan sudah tersaji sempurna di ruang tamu. Di dapur juga masih ada beberapa kue, makanan dan hidangan penutup yang belum sempat dihidangkan.

S A L L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang