2

7 4 2
                                    

Pagi ini semua mata tertuju pada Tae dan Ina saat mereka berjalan di sepanjang koridor. Tadi pagi-pagi sekali Tae sudah berada di depan rumah Ina untuk menjemput pujaan hatinya itu. Dan dengan gamblangnya dia memperkenalkan diri sebegai pacar Ina di depan papa dan mamanya

Flasback on

Tin tin tin

Suara bel mobil dari luar rumah menghentikan acara sarapan Ina dan keluarganya. Semua saling pandang lalu mengedikkan bahu tidak tahu

"biar mama aja yang kedepan" mama Ina, Ratna lalu beranjak dari tempat duduknya menuju pintu utama

"pagi tante" Tae menyalimi tangan Ratna sembari tersenyum

"Iya pagi. Temennya Ina ya?" Ratna bertanya sembari tersenyun

"saya pacarnya Ina tante" Tae menjawab dengan lugas tanpa gugup sedikitpun

"oh pacarnya Ina. Ayo masuk nak, Ina lagi sarapan di dalem" Ratna mengajak Tae masuk ke dalam rumah dan Tae mengikutinya sembari tersenyum

Sesampainya dimeja makan papa Ina, Pradnyana, menatap istrinya seolah bertanya 'siapa' dan Ina menatap Tae terkejud

"Ini pa, pacarnya Ina namanya Tae" Ratna memperkenalkan Tae kepada Pradnyana.

"Alian Taelino Om. Panggil aja Tae" Tae menyalimi tangan Pardnyana

Pradnyana mengangguk sambil tersenyum menanggapi Tae

"Ayo nak Tae ikut sarapan" Ratna mempersilahkan Tae duduk disamping Ina

"Makasih tante, tapi tadi saya sudah sarapan di rumah" tae menolak dengan sopan

Ina sedari tadi hanya diam. Tak tau harus berkata apa

"Aku udah selesai" Ina menyudahi acara sarapannya padahal nasi dipiringnya tinggal setengah lebih banyak tersisa

"Habisin dulu sarapannya. Aku tungguin kok" Tae berucap sambil menatap Ina

"Aku udah kenyang kok" Ina menjawab dengan gugup

'jantung tolong' batin Ina menjerit

Pradnyana dan Ratna yang melihat interaksi mereka saling melirik dan tersenyum

"Kita berangkat nunggu papa sama mama kamu selesai sarapan dulu ya. Ada yang mau aku biacarain sama mereka" Tae berbisik pelan di samping Ina. Ina hanya mengernyit bingung menanggapi

'apa yang mau Tae bicarakan ke orang tuanya' batinnya bingung

Selesai sarapan Tae menatap Ratna dan Pradnyana

"Ekhemm" Tae berdehem membuat Ratna dan Pradnyana menoleh menatap Tae penuh tanya

" Om, Tante, saya mau bicara sama om dan tante"

"Kamu mau membicarakan apa dengan om nak? "

"Begini om, tante saya minta izin sama  kalau saya pacaran sama Ina. Maaf karena izinnya sama om tante setelah saya jadian sama Ina" Tae berucap lugas sambil menatap Ratna dan Pradnyana. Ina menatap Tae tak percaya

'ini beneran Tae minta izin sama mama papa's batinnya bertanya-tanya

Ratna dan Pradnyana saling tatap lalu tersenyum

"Jaga putri om baik-baik ya. Dia putri om satu-satunya. Jangan buat putri om sedih. Om titip Ina sama kamu"

Ina menatap tak percaya papanya.  Semudah itu? Menitipkan Ina dengan Tae?  Padahal Pradnyana terbilang tipe ayah yang protektif terhadap anaknya

"Makasih om sudah percaya sama saya. Saya akan berusaha menjaga putri om" Tae tersenyum senang karena sudah mendapat lampu hijau dari Ratna dan Pradnyana

"Kalau begitu kami berangkat dulu om" Tae dan Ina pamit kepada Pradnyana dan Ratna

Flasback off

Ina masih merasakan hal yang sama. Risih ditatap selama perjalanan ke kelas. Ada yang menatapnya penuh puja dan menatapnya sinis. Tae yang mengerti mengeratkan pegangan tangannya kepada Ina. Ina yang merasakan genggaman tangan Tae semakin kuat menatap Tae dan Tae juga balik menatapnya

"Gapapa jangan di dengerin.  Ada aku" Tae mengusap tangan Ina dengan lembut

Ina hanya mengangguk menanggapinya. Masih merasa tidak nyaman sesampainya di depan kelas Ina, Tae menatap Ina dengan lembut. Tatapan memuja selalu Tae tunjukkan untuk gadis di depannya ini.

Bagi Tae tak ada yang lebih indah dari mata Ina. Tak ada yang lebih mengagumkan dari senyum manis yang terpatri di wajah cantik gadisnya itu.  Memandang Ina adalah candu bagi Tae sekarang dan seterusnya. Tae sudah jetergantungan akan gadis mungil di depannya ini. Rasanya tak melihat wajah Ina barang sedetik pun Tae sudah rindu berat. Padahal baru kemarin mereka jadian. Tapi, jiwa bucin Tae sudah meruak hanya untuk Sherina Anindira. Tak ada yang bisa membuat Tae jatuh cinta sedalam ini selain Ina. Tak ada yang bisa membuat jantung Tae membuncah melebihi ritme saat berlari maraton selain Ina. Hanya Ina. Seakan Ina adalah dunia Tae. Tapi apakah Tae juga dunianya Ina?

"Aku masuk ya" Ina berucap sambil menatap Tae

Tae mengangguk sambil tersenyum. Senyum yang langka dia tunjukkan. Jangan lupakan jika dia menyandang gelar Prince Ice nya SMA Cakrawala. Tangannya terangkat untuk mengusap puncak kepala Ina. Tae bersumpah akan menjada gadis ini semampunya. Tak ada yang boleh merebutnya dari seorang Alian Taelino. Karena Sherina Anindira sudah hak paten Alian Taelino

Ina pun masuk ke dalam kelas. Setelah memastikan Ina sudah benar-benar duduk di bangkunya. Tae pun melangkahkan kakinya menuju kelasnya sendiri.


Hai hai hai aku balik lagi nih bawa kisahnya Alian Taelino sama Sherina Anindira. Semoga kalian suka ya guys! Mohon kasih saran dan kritikan juga ya guys karena sangat membantu aku untuk memperbaiki tulisan aku. Jangan lupaa vote and komen hehe😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlianTaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang