Untaken 3 - 1 Step

2.2K 343 26
                                    

19 Juni 2020

..

Jeno memutuskan untuk kembali ke menara, setelah berjalan cukup lama menelusuri hutan. Biasanya ia  berjalan memasuki hutan lebih dalam hanya untuk menyegarkan pikiran yang berantakkan. Itu pun, tidak lebih dari setengah jam hingga satu jam. Akan tetapi, keberadaan Jaemin membuatnya enggan untuk cepat kembali.

Jeno merasa aneh jika berada terlalu dekat dengan pemuda biasa seperti Jaeminㅡ walau sebenarnya ia mengetahui alasan keanehan yang terjadi pada dirinya. Namunㅡ Jeno sangat enggan mengakuinya. Ia hanya masih tidak percaya dengan apa yang terjadi beberapa hari belakangan. Tentang bagaimana bisa ia melakukan hal 'itu' di luar kesadarannya.

Jeno memutar badan, melanjutkan langkah ke arah yang sebaliknya. Lebatnya dedaunan yang bergerak sesuai hembusan angin terkadang membuatnya berhenti sejenak untuk mendongak. Suara serangga, binatang-binatang lainnya bahkan suara kecil dari kejauhan dapat ia dengar dengan begitu sangat jelas. Tinggal lumayan lama di dalam hutan, membuat kelebihan yang ia miliki sejak lahir yaitu pendengaran yang tajamㅡ semakin menajam setelahnya.

Jaraknya dengan menara lumayan cukup jauh, ketika pendengarannya yang tajam menangkap suara tawa Jaemin dengan wanita paruh baya yang selama ini selalu datang untuknya. Suara tawa itu mengakibatkan sesuatu dalam dirinya mendorong sebuah perasaan lain hingga membuat kedua sudut bibir Jeno terangkat membentuk senyuman.

Tanpa disadarinya, kedua kaki itu melangkah lebih cepat menuju menara. Hingga tak berselang lama kemudian, terlihat jelas Jaemin dengan wanita paruh baya itu sedang tertawa bersama.

Sudut bibir Jeno kembali terangkat ketika menemukan pemuda bernama Jaemin itu terlihat jauh lebih rapi dan terawat. Ia mengenakan pakaian yang menurut Jeno sangat pantas untuknya.

"Bagaimana?"

Kening Jeno berkerutㅡ bingung.

"Maksud bibi?"

Senyum lebar terpancar dari sosok wanita tersebut.

"Penampilan pasanganmu?"

Ukh!

Jeno terdiam. Barusan ia hampir tersedak, ketika mendengar pertanyaan yang meluncur mulus dari mulut sang bibiㅡ wanita paruh baya bernama Lyra yang menjadi pelayan kepercayaan mendiang sang ibu dan juga raja yang sekarang, ayahnya.

Hmm..

Jeno memutar kedua bola matanya dengan malas. Pemuda itu berlalu seolah tak menanggapi pertanyaan sang bibi. Padahal sebenarnya, ia hanya merasa terkejut dengan reaksi berbeda yang justru datang dari sudut hati kecilnya.

Jeno lupa bagaimana ia bisa berakhir dengan Jaemin dan berada disebuah keramaian pasar yang ada di pinggir kota dekat hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeno lupa bagaimana ia bisa berakhir dengan Jaemin dan berada disebuah keramaian pasar yang ada di pinggir kota dekat hutan. Hanya sajaㅡ ada rasa hangat yang menyelimuti dirinya ketika Jaemin memegangi tangannya dengan begitu erat, menuntun dirinya menuju beberapa stand untuk melihat-lihat.

Untaken Prince | JenJaem (nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang