Part 10

1.3K 126 56
                                    

Kai meletakkan gelas berisi air putih masing-masing di hadapan ketiga orang yang masih tampak linglung.
Diapun berdehem pelan kemudian menarik kursi disamping Kyungsoo untuk dia duduki.

"Jadi"
Katanya memecah keheningan,  menarik perhatian ketiganya.

"Apa yang kalian lakukan disana?"
Ketiga orang yang tidak lain adalah Chanyeol Kyungsoo dan Xiumin saling bertatapan sebelum salah satu dari mereka angkat bicara.

"Sebenarnya aku tidak yakin dengan apa yang kami lihat"
Ucap Xiumin memulai.

"Tapi, kami melihatmu berada disana"
Kai mengerutkan keningnya mendengar jawaban Xiumin, ini jelas aneh mengingat dia hanya diam di kamarnya.

"Jangan bercanda, setelah makan malam aku hanya berdiam dikamar, aku berniat untuk mengambil minun, tetapi saat aku akan kembali,  aku melihat kalian berdiri tidak jauh dari danau"
Jelas Kai semakin membuat ketiganya bergidik ngeri, tetapi mereka memilih untuk melupakannya, yah.. anggap saja mereka sedang berhalusinasi.

"Aku akan pergi tidur"
Ucap Xiumin melirik Chanyeol.

"Yah..  Aku juga"
Keduanya pun pergi ke kamar mereka,  meninggalkan Kyungsoo dan Kai hanya berdua.

"Kyung-"

"Aku juga akan pergi tidur"
Selanya kemudian beranjak pergi, tidak memberi Kai kesempatan untuk berbicara.
Pria tampan itu menghela napas menatap punggung sempit Kyungsoo yang menghilang dibalik pintu.

"Bunuh, bunuh, bunuh manusia tidak berguna harus di lenyapkan"

Erangan kesakitan tiba-tiba memenuhi dapur, Kai tersungkur kelantai memegangi kepalanya yang terasa akan meledak, samar-samar dia melihat sosok yang ada dalam mimpinya tersenyum menyeringai sebelum akhirnya semua menjadi gelap, Kai jatuh pingsan.

____________________________________________________


Senyum kecil terukir dibibir Sehun ketika ia memasuki rumahnya, dengan langkah pelan dia berjalan menuju kamar ayahnya,
Sehun hendak membuka pintu didepannya namun ia urungkan begitu samar-samar dia mendengar ayahnya tengah berbicara dengan seseorang di dalam sana.
Suaranya tidak terlalu jelas, nyaris seperti sebuah bisikan namun Sehun bisa menangkap kata tolong hentikan dan pergi.
Karena begitu penasaran diapun membuka pintu itu tanpa mengetuk terlebih dahulu.
Pandangan Sehun langsung mengembara keseluruh penjuru ruangan, tidak ada siapapun disana kecuali ayahnya yang tengah duduk ditepi ranjang, sedikit terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba.

"Appa.. Siapa yang berbicara denganmu?"
Sehun mengernyit masih mencari disekeliling ruangan.

"Tidak ada, Appa...  hanya bermimpi"
Jawab tuan Oh terdengar tidak meyakinkan, namun Sehun memilih untuk mengalah,  pria tampan itu berjalan menutup jendela kamar ayahnya yang terbuka lebar.

"Angin malam tidak baik untuk kesehatan Appa, jangan membuka jendela di malah hari lagi"
Ucapnya begitu dia menatap ayahnya yang kembali berbaring dengan tatapan lembut.

"Maafkan Appa, itu tidak akan terjadi lagi"
Sehun mengangguk, hendak keluar dari kamar namun suara ayahnya kembali menghentikannya.

"Sehuna"

"Ye?"

"Bagaimana jika Appa menyusul Eommamu?"
Sehun mengernyit tidak senang dengan pertanyaan ayahnya.

"Apa yang kau bicarakan Appa? Jangan menanyakan hal-hal aneh seperti itu, Appa harus banyak istirahat agar cepat pulih"
Katanya beranjak keluar dari kamar ayahnya, tidak ingin mendengar kata-kata itu lebih lanjut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Holliday (SeBaek, HunBaek) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang