Malam yg menakutkan

33 10 0
                                    

"Aku dimana?"
Rara nampak bingung dimana ia sekarang. Tempat nya begitu gelap hingga ia tak bisa melihat apapun bahkan tangan nya sendiri.

"Tunggu cahaya apa itu?"
Rara melihat seberkas sinar yang terang benderang, ia ingin sekali mengikuti cahaya itu, tapi Rara bukan lah orang yang pemberani.

"Mama.. papa.. tolongin Rara, Rara nyasar gatau kemana. Kenapa kalian ngga cari Rara sih"
Umpat Rara pada kedua orang tuanya. Saat ini Yang ia lakukan hanyalah duduk dengan lutut ditekuk dan memegang erat kedua lutut dengan tangan nya sambil menenggelamkan wajahnya di sela-sela lutut nya.

Rara tidak berani menengadahkan kepalanya Yang ia tahu hanyalah suara suara Yang begitu bising Dan seakan terus saja memutari kepalanya

Hampir 30 menit berlalu Rara menengadahkan kepalanya karena ia merasa cahaya tadi hilang begitu saja. Kali ini Rara mencoba bangkit dari duduk nya dan mulai melangkah kan kaki nya

Baru saja ia melangkah Dan tiba-tiba 'brug' ya Rara jatuh tersungkur, lututnya berdarah teramat banyak, ia tidak sanggup lagi melanjut Kan langkah nya bahkan untuk berdiri saja sakit sekali.

Dari kejauhan cahaya tadi muncul lagi, namun kali ini berbeda. Cahayanya lebih redup Dan tunggu cahaya itu tidak sendiri, cahaya itu seperti membawa sesosok..

"Aaaaa.. siapa kamuu? Pergi, pergi dari sini. Jangan ganggu aku!"
Sosok itu tampak nya tidak memperdulikan perkataan Rara, 'dia' terus saja mendekat. Perawakan nya tinggi besar entah hanya itu Yang bisa Rara lihat karena sekarang dia sudah memejam Kan mata nya erat-erat

Dan sekarang sosok itu berjarak 1 meter dari tubuh Rara, Rara memberanikan diri membuka matanya, tapi sosok itu mengelurkan sesuatu dari saku nya

"Pisau, kau mau apa?"

Aaaaaaaa....

Sadar lah Rara dari dunia mimpinya
Mimpi Yang begitu kelam Dan selalu hadir, bukan kali ini saja.

"Syukurlah cuma mimpi"
Rara pun bangun dari tempat tidur nya. Ia meraih sebuah jam weaker kecil nya yang berwarna biru muda

"Astaga, selalu jam 1. Aku Kira udah jam 3 an"
Ia kini menuju ke dapur untuk mengambil air, tapi baru saja ia keluar Dari kamar, ia merasa Ada sesuatu Yang berjalan mengikuti nya Dari Dalam kamar tapi bayangan itu terbang cepat sekali menuju lantai 2 rumah Rara dan hilang begitu saja.

Rara panik setengah mati Dan mempercepat langkah nya menuju dapur. Sesampainya Di dapur ia buru-buru mengisi air kedalam gelas Dan membawa gelas nya lari menuju kamar. Rara langsung mengunci pintu kamar nya agar bayangan tadi tidak mengikuti nya lagi.

"Hah.. hah.. hah.. hah.."
Rara sampai ngos-ngosan karena habis sprint Dari dapur ke kamar Yang berjarak 20 meter. Rumah Rara cukup besar apalagi jika ia tinggali sendiri rumah 2 lantai itu.

"Obat Ku, obat Ku, obat Ku Manaa. Oh tidak kemarin Kan obat sudah habis, sekarang Aku harus gimanaa"

Iya setiap malam jika Rara tiba-tiba terbangun tengah Malam ia akan langsung mencari obat nya Dan tidur lagi.

Namun kali ini berbeda, obat Rara habis. Itu artinya Rara ga akan tidur sampai besok. Apalagi besok pagi ia harus sekolah Dan Apel Hari senin

"Huh, gaakan bisa tidur nih sampe besok, tapi masak gue harus nunggu sampe pagi. Hmm enak nya ngapain ya?"

Rara berinisiatif untuk menelfon Doni. Doni adalah teman Rara Dari SMP.

"Halo don, lo di rumah?"
"Halo apa apa Ra ga denger, lo ngomong apaan"

"Idih berisik banget pasti dia lagi Di club" gerutu Rara dalam hati

"Lo Di Club mana? Gua mau nyusul"
"Ohh.. ntar gua share lok ya, bye"
"Bye"




Thankyou sudah bacaa readers
.
.
Aku tahu banget kalian pasti tau gimana cara menghargai penulis
Love you All ❤
.
Part II upload besok. Di tunggu yaaa 😀😀😀

gapapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang