Bagian 1.

43 3 0
                                    

Namaku Arini Mahameru Putri, umurku baru 23tahun bulan kemarin, aku seorang penulis, penulis yang awalnya iseng entah kenapa keterusan dan berakhir menjadi tempat untukku mencari pundi pundi rupiah. Aku tidak terlalu suka keramaian, aku tidak terlalu suka berhubungan langsung dengan orang dan aku tidak suka urusanku dicampuri orang lain.

"arini pamit ya, mau pergi" pamitku sambil mencium wanita yang sangat aku cintai.
Wanita itu bundaku, wanita yang semakin hari akan semakin menua tetapi kecantikkan alaminya takkan pernah luntur.
"Kemana nak?" tanyanya, sambil tangannya terus mengaduk adonan kue.
"Ketemuan sama editor bun, mau bahas draf novel arini yang baru" jawabku sambil mencomot satu potong brownis yang baru matang.

Bunda punya toko kue di depan rumah, memanfaatkan garansi yang sudah tak terpakai dan sekarang di sulap menjadi toko kue kecil nan cantik. Setiap hari toko kue itu tak sepi pengunjung, ya meskipun belum seramai toko kue terkenal tapi bundaku selalu kewalahan meladeni pembeli. Setelah pamit dengan bunda,  aku segera bergegas pergi sebelum terlambat dan editorku itu bakalan ngomel.

Tiba di tempat yang ku janjikan terlihat mas tio sudah duduk sambil mengetikkan sesuatu di laptopnya.
"Aku terlambat ya mas? Atau mas yang datangnya kecepetan?  Tanyaku langsung.
"Eh udah dateng rin, sorry tadi aku yang kecepetan datangnya" jawab dia sedikit kaget.
"Okey" jawabku.

Setelah kurang lebih satu jam berdiskusi tentang kekurangan di novelku dan juga omelan dari editorku yang agak bawel itu akhirnya selesai.
"Rin kalau novel kamu ini best seller lagi, kamu bakalan di kasih reward sama pak birru deh kayaknya" kata mas tio senang.
"Pak birru siapa mas?" tanyaku bingung
"Ha? Kamu ga tau pak birru? Serius rin? Ya ampun" tanyanya kaget
"Pak birru itu bos di tempat novel2 kamu di terbitin, pemilik bukuku" jelas mas tio
"Hm iya mas, syukur deh kalo dapat reward" jawabku.
"Yaudah ya mas, aku pamit pulang. Mau bantu bunda" kataku lagi sambil membereskan laptop dan beranjak pergi.

****

Aku melajukan motorku dengan kecepatan sedang, hari ini Bandung sedang cerah, membuat moodku bertambah baik. Iya, aku suka suasana yang cerah bukan mendung ataupun hujan, karena aku punya sedikit ketakutan tentang petir dan hujan.

Sesampainya di rumah, toko kue bunda sedang ramai, aku bahagia melihat bundaku sudah tak serapuh dulu, sekarang beliau terlihat lebih bahagia. Aku bergegas menghampiri bunda, kulihat beliau kewalahan menghadapi pembeli pembeli itu sendirian.

"Bun,biar arin bantu. Bunda bagian kasir aja"
"Rin, untung kamu datang nak. Yaudah tolong gantiin bunda layanin pembeli ya"
Aku mengangguk mengiyakan.

"Mbak, tolong browniesnya satu ya" terdengar suara laki laki saat aku sedang sibuk menata kue di etalase.
"Ya mas sebentar" sahutku tanpa menoleh dan segera ku siapkan pesanannya.
"Ini mas, bayar langsung ke kasir ya" kataku sambil menyerahkan box berisi brownis.
"Ya..a mbak,  eh"
"Ya mas? Ada lagi?"
Perempuan ini kenapa manis, sederhana dan juga cantik disaat bersamaan kata birru dalam hati 
"Mas, mas kok nglamun? Ada lagi pesanannya?" tanyaku lagi.
"Enggak mbak, makasih" kata birru sambil berlalu ke meja kasir.

Birru terus menatap Arini tanpa kedip, dia seakan menemukan perempuan yang selama ini dicarinya.
"Mas total 57.000 ya" kata bundaku sambil menyerahkan struk.
Birru tetap diam dan terus menatap arini. Bunda mengikuti arah pandang lelaki ini, dan tentu saja bunda bingung kenapa anaknya ditatap sebegitu dalamnya oleh lelaki tak dikenal ini.
"Mas mas" bunda menyentuh tangan birru.
"Eh ya bu, berapa?" tanya Birru
"57.000 mas"
"Oh iya iya ini uangnya bu"

Birru keluar dari toko kue itu dengan wajah sumringah, dia akan kembali berkujung keesokan harinya dan berjanji untuk memesan kue lebih banyak agar bisa bertemu perempuan itu lebih lama lagi.

***

Hallooo heyy assalamualaikum hehhee..
Ini tulisan pertamaku, maaf kalo masih banyak salah salah yaa readers tercinta
Mohon di kritik di kolom komen, yang banyak juga gapapaaa

Okey bye and luv yuuu sampai ketemu di chapter berikutnya

ARINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang