Bagian 2.

33 3 1
                                    

"Rin kenapa ya mas mas yg kemarin, liat kamu dalem banget kayaknya?" tanya bunda tiba tiba.
"Mas mas siapa bun?"
"Itu lo yang beli brownies kemaren, yang ganteng, yang ada jenggot tipis di bawah dagu, trus tinggi, idungnya mancung" terang bunda menggebu gebu.

Aku melongo sejenak, sejak kapan bundaku nilai orang sedetail itu.
"Haa? Oh iyaa inget, arin ga tau bun. Mungkin Arin mirip temennya atau entahlah" jawabku ogah ogahan.
"Dia naksir kamu kali rin"
"Uhuk..uhuk..uhuk" aku tersedak keripik kentang yang sedang ku makan.
"Bunda jangan ngawur deh, arin ke kamar dulu mau tidur, udah malem"

Sebelum tidur, aku mengecek sosial mediaku entah instagram atau twitter, mungkin ada berita baru hari ini atau para pembacaku mentag akunku di story mereka, menfoto salah satu cuplikan novelku yang mereka baca atau mungkin lainnya.

Satu jam sudah aku berselancar di dunia maya bergambar kamera itu, tanpa aku sadari aku tertidur dengan handphone yang masih aktif membuka laman instagram.

****

Pagi-pagi Arin di kagetkan dengan suara ketukan pintu kamarnya.
"Rin, nak buka pintu, bangun udah pagi"
Itu suara bunda, tapi kenapa sepagi ini bunda udah bangunin aku. Dengan langkah gontai aku membuka pintu kamar.
"Ada apa bun? Ini masih jam 5 lho" kataku setengah merem
"Rinn, arini ada pesanan brownies 50 box rin" kata bunda tergesa.
Mataku yang masih setengah ngantuk langsung terbuka lebar, kaget tentu saja. Belum pernah bunda dapat pesanan brownies sebanyak itu.
"Ha? Siapa yang pesen?" tanyaku kaget
"Namanya siapa ya tadi bunda lupa, pokoknya ru ru gitu deh, bunda lupa. Ayo rin kita belanja, pesanannya mau di ambil nanti sore" kata bunda.

Seharian ini aku membantu bunda membuat pesanan brownies tak terduga itu, aku masih bingung siapa orang yang pesan sampai gak kira-kira ini. Bunda sangat jarang menerima pesanan lebih dari 20box karena dari awal aku bilang kalau toko kue bunda itu masih kecil.

"Tok tok tok assalamualaikum, permisi"
Terdengar suara ketukan pintu dari luar, aku yang baru saja merebahkan diri di sofa mau tak mau bangun dan membukakan pintu.
"Ya, cari siapa?" tanyaku setelah pintu terbuka.
"Saya mau ambil pesanan mbak? Ehem mbak siapa namanya?" tanya laki laki itu dengan senyuman mautnya.
Iya dia Albirru, siapa lagi yang berjanji ingin membeli banyak kue demi bertemu dengan perempuan yang membuat dia jatuh cinta itu.
"Arini, oh ya aku panggilkan bunda sebentar" jawabku sedikit bingung.

Kenapa dia nanya namaku, aneh banget. Tanyaku dalam hati

"Arini ya, kayak pernah denger nama itu? oke gak masalah, yang penting mulai hari ini kita akan sering ketemu, siapin hati kamu untuk jatuh cinta sama aku" batin birru senang.

"Cinta pada pandangan pertama itu memang ada,tapi tak semuanya percaya,karena pada akhirnya bukan siapa yang terlebih dahulu jatuh cinta tetapi siapa yang akan tetap cinta sampai di akhir"

****
Hehehe maafkan saya sebagai author kalo cerita ini masih belepotan sana sini

Happy reading ♥

ARINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang