Di Senin pagi yang cerah,terbangun gadis tomboi di keluarga Alexander yang sangat cantik.Yap,nama nya adalah Brithney Naura Lestari.
"Naura,ayo bangun udah mau jam 7"ucap lestari kepada anak bungsu nya.
"Hoaammm apa mah,ini kan hari sabtu libur lah engga sekolah"kata Naura dengan nada lesu.
"Iya mama tau, tapi ayo cepat kita sarapan"ajak lestari kepada Naura.
"Yayaya"
Naura pun turun ke bawah menuju ruang makan.dan Naura kaget...
"Mah,kok koper aku disini?emg kita mau kemana?"tanya Naura
"Mamah mau masukin kamu ke boarding school soalnya mamah Uda mutusin sama papah abis nya kamu di sekolah buat ulah mulu".ucap lestari.
Yap,Naura disekolah adalah anak famous karna sering berbuat ulah,ya seperti jail kepada teman sekolahnya.
"HA?!MAMAH YANG BENER?IH GA MAU LAH AKU"protes Naura dengan nada kesal.
"Ude deh lu ga usah protes kan disono kali aje lo jadi kga jail"ketus ajeng karna kesal dengan berbagai ulah Naura di sekolahnya.Ajeng adalah Kaka Naura yang famous di sekolah karna kepintarannya.sifat Ajeng adalah kebalikan dari sifat naura.namun,lestari tidak pilih kasih terhadap anak-anaknya.
Naura pun siap² berangkat dengan muka cemberut.naura membayangkan jika di sana dia akan tidur bersama org yang ia tidak mengenalinya.
"Ih apaan si mamah masa gue dimasukin ke boarding school."ucap naura di dam hati.
Perjalanan pun berlalu,Naura dan kedua orang tua nya sampai di boarding nasional school. Asrama sekolah itu merupakan boarding school paling bagus dari semua boarding school yang ada di Jakarta.
Sesampainya di sana,mereka bertemu dengan pengurus boarding school itu.Dan mulai hari itu juga Naura pun tinggal di sana.
Naura masih tak menyangka,siapa sangka anak sedikit manja ini tidak tinggal dengan keluarga nya.sungguh ini seperti mimpi.Hai gais gimana ceritanya,agak cringe gitu kan wkwkwk.maklumin gais ini cerita pertama kuu.btw maap kalo ada typo gtu wkwk
•
•
•
Happy reading gais semoga kalian suka:>
•
•
•
najma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bording School
RomanceBodohnya aku masi mengharapkan ruang darimu,padahal ku tau hatinya bukan untukku. -Friden Raditya-