"Anda hamil"
Penjelasan dari dokter telah memberikan jawaban pasti kepada Tiara. Telah memastikan bahwa tes yang dilakukan Tiara adalah benar. Positif dan artinya Tiara sedang mengandung. Tiara berusaha tenang dengan penuh kegalauan. Tiara bingung dengan apa yang harus dirinya lakukan. Jay yang kini berada dipikiran Tiara. Jay adalah yang sangat diharapkan Tiara saat ini untuk berada disisinya. Tapi keberadaan Jay saat ini bagai hantu. Tak nampak jejak Jay. Semua teman Jay melakukan aksi tutup mulut saat Tiara menghampiri mereka.Lalu, apa yang harus dilakukannya saat ini??
*****
Tiara berusaha menghindari Jay. Karena Tiara tidak mau terlibat dengan urusan yang berhubungan dengan perasaan. Tetapi pesona Jay begitu kuat dan sulit untuk Tiara mengelak. Jay yang bersahabat. Jay yang dengan aksi konyolnya. Jay dengan banyolannya yang garing. Tiara jatuh hati pada Jay. Tiara pun tidak menolak saat Jay berlutut dimalam bulan purnama meminta Tiara menjadi kekasihnya. Kebahagian mereka tak berlangsung lama saat hubungan mereka tidak mendapat restu dari kedua orang tua Jay. Perbedaan sosial menjadi penyebabnya. Jay sebagai putra tunggal dianggap tidak pantas bersanding dengan Tiara. Seorang putra pengusaha ternama bersama dengan seorang gadis biasa yang asal usulnya dianggap tidak berbobot hanya dianggap aib bagi keluarga Jay. Tiara mundur tanpa perlawanan dan tanpa perjuangan. Tetapi Jay datang memastikan semua butuh proses untuk bersama. Jay dengan sempurna menyakinkan Tiara untuk tetap bersama walau harus membuat hubungan mereka menjadi rahasia. Tiara luluh seperti es yang mencair dalam sebuah kehangatan. Cinta mereka berjalan bersama. Tiara makin merasakan perasaannya makin dalam pada Jay. Tiara makin takut kehilangan Jay. Tiara percaya pada Jay dan mempercayakan semuanya pada Jay. Tetapi keyakinan Jay menjadi luntur saat hubungannya dengan Tiara sampai ketelinga orang tua Jay. Ancaman mencoret Jay dari surat warisan dan dukungan keuangan membuat Jay akhirnya mundur dari pertarungan dan meninggalkan Tiara. Meninggalkan Tiara bersama janin yang kini di kandung Tiara tanpa Jay tahu tentang itu.
"Roy, Aku mohon padamu. Bantu aku menemui Jay" pinta Tiara dengan penuh memelas
" Aku sudah katakan padamu Tiara. Aku tidak tahu akan keberadaan Jay" terang Roy
" Aku hamil Roy. Anak Jay"Roy terbelak.
Roy adalah sahabat baik Tiara. Roy cukup mengenal Tiara. Ditatapan Tiara dengan penuh lekat. Roy berusaha mencari suatu cela agar mendapati bahwa yang dikatakan Tiara adalah suatu kebohongan.. Dalam hatinya pun yakin kalau Tiara tidak mungkin berbohong. Tetapi keterkejutannya tak bisa menyangka bahwa hubungan antara Tiara dan Jay menumbuhkan sebuah anak yang hadir disaat yang tidak tepat.
"Baiklah... aku akan mencoba menolong mu. Selesaikan masalahmu dengan Jay." Ucap Roy yang akhirnya mau mengalah.
Roy menepati janjinya. Tiara dipertemukan dengan Jay. Reaksi Jay sungguh tidak seperti yang diharapkan Tiara.
"Gugur kan Tiara !" pinta Jay yang merasa yakin keputusan itu yang paling tepat.
Tiara menatap lekat Jay. Menatap lekat cowo yang dulu berlutut meminta nya untuk menjadi kekasihnya. Menatap cowo yang dulu menyakinkan kalau mereka akan tetap bisa bersama walau rintangan dari orang tua Jay. Cowo yang begitu dipercaya Tiara sehingga Tiara mempercayakan dirinya bersama Jay.
" Jay.. anak ini tidak bersalah"
"Karena anak ini tidak bersalah, kita harus gugurkan anak ini. Kita yang bersalah. Saat ini adalah situasi yang sulit Tiara. Anak ini tidak sepatutnya merasakan kesulitan yang kita timbulkan. Jika anak ini lahir, ia hanya akan menangung masalah yang tak selayaknya dia rasakan"
"Jay... Bukan salahnya jika dia ada di rahim ku. Bukan salahnya jika saat ini dia tumbuh dan akan berada dalam dunia ini. Lalu kenapa kau menghukumnya dnegan menghilangkan dia dari dunia yang belum dia lihat"
"Tiara mengertilah! Situasi saat ini tidak mendukung untuk anak itu lahir. Tiara.. aku tidak mau masa depanku hancur dan masa depan mu hancur. Sekarang kau pikirkan Tiara. Jika kau lahirkan anak ini, bagaimana dengan aku? Kalau kau bisa diterima di keluargaku semua akan mudah. Tetapi kalau tidak? Aku akan diusuir dari keluargaku. Keuanganku dan masa depan ku. Bagi kelurgaku hanya aib. Dan kau Tiara. Kuliahmu bagaimana? Mimpi-mimpimu bagaimana Tiara? Pikirkan juga tentang semua itu Tiara. Jangan egois!"Tiara terhempas lemas.
Tiara makin tak berdaya. Teringat dulu bagaimana Jay berusaha menyakinkan Tiara untuk tetap menjalin cinta. Sekarang terasa dejavu bagi Tiara. Jay berusaha menyakinkan Tiara untuk menggurkan anak itu.
"Aku akan selalu menemani mu Tiara. Aku janji. Aku tidak akan menghilang."
"Baik lah Jay. Aku akan gugurkan anak ini" ucap Tiara akhirnya mengalah masih demi cintanya pada JayJay tersenyum lega pada akhirnya Tiara menyetujui usulnya.
Jay memeluk Tiara diiringi deraian air mata Tiara yang mulai merasa lelah dan bersalah tentang apa yang akan dilakukannya.Sesuai janjinya, Jay tidak menghilang. Jay menemani Tiara. Bahkan disaat akhirnya mereka menemukan tempat aborsi, Jay ikut mendampingi Tiara.
" Jangan takut! Aku menemani mu" ucap Jay menguatkan Tiara sebelum tiba waktu Tiara harus masuk ke sebuah ruangan tempat dimana janin nya akan menerima keputusan yang telah dibuat antara Jay dan Tiara.
Jay menghilang beberapa saat setelah aborsi telah dilakukan. Dalam kesedihannya dan rasa bersalahnya, Tiara tidak lagi perduli ada atau tidaknya Jay saat ini. Rasa bersalah dan rasa menyesal selalu dan selalu terlambat. Baginya kehilangan janinnya saat ini jauh lebih menyakitkan dari pada hilangnya Jay lagi.
"Saya berikan ini untuk kamu" Ucap Tuan Surya Tuan Surya Winata datang ke rumah Tiara dan beliau merupakan ayah dari Jay.
Tuan Surya memberikan sebuah amplop putih dan meletakannya diatas meja dihadapan Tiara
" Apa ini?" ucap Tiara yang hanya memandangi amplop itu saja
" Dimata semua orang, saya tahu mungkin ini kesalahan anak saya. Tetapi buat saya tetap saja kamu punya andil salah. Dari awal kamu tahu kalau kami tak menyetujui hubungan kalian. Saya tahu bagaimana sifat Jay. Kalau bukan kamu yang menggoda Jay, tidak mungkin hal ini bisa terjadi. Untuk jaman sekarang hal ini sudah bisa. Kesalahan anak-anak remaja"
"Jadi sebenarnya maksud anda apa?"
" Saya sudah mendengar semuanya dari Jay. Saya berikan uang itu untuk kamu. Saya tidak mau di kemudian hari kalau ada kabar bahwa kami tidak bertanggung jawab. Saya pikir uang itu cukup untuk kamu"Tiara tersenyum kecil.
Senyuman manis dan bukan senyuman seringai meremehkan. Tiara mengambil amplop tersebut.
"Terimakasih" jawab Tiara
" Baiklah. Saya rasa kamu sudah mengerti maksud saya. Saya senang dengan sikap kamu yang bisa diajak bekerja sama. Saya harap kita tidak punya urusan lagi dikemudian hari"
" Saya juga berharap begitu. Senang bekerja sama dengan anda"
Jauh setelah Tuan Surya menghilang dari pandangan. Tiara pun bergegas pergi menuju bank terdekat. Sesampainya disana, Tiara segera mengambil slip setoran tunai dan mengantri. Disambutlah Tiara dengan seorang teller berparas cukup ayu.
" Ada yang bisa saya bantu?" tanya sang teller
" Mau transfer. Sebentar ya"Tiara membuka amplop yang diberikan Tuan Surya. Dibukanya amplop tersebut dan didapatinya sebuah cek yang tergores sebuah nominal yang cukup menggiurkan. Tiara kembali tersenyum manis Senyum bahagia. Tiara mulai menulis tujuan rekening dan nominal yang tertera. Lalu diberikannya kepada teller tersebut.
"Baik untuk konfirmasi lagi. Tujuan rekening adalah Surya Winata.Ada lagi yang kurang?"
"Saya mau tulis beritanya boleh?"
" Boleh. Apa itu?"
"Not for sale"
~ The End~