2.

16 17 0
                                    

*KANTIN*

"Menurut kalian berita yang ada di mading itu benar?"tanya Rika pada Yeonjun,Nahee dan Hueningkai.
"Tidak.Karna,aku itu bersahabat dengannya dari kecil. Aku tahu dia bukan tipikal orang yang seperti berita itu tulis.Yang aku tahu,Jiwon sangat membenci hal yang berbau mengerikan."jawab Hueningkai.
"Aku pun sependapat dengan Hueningkai"sahut Nahee
"Menurut dirimu sendiri bagaimana Rika?"tanya Yeonjun pada kekasihnya itu.
"Menurutku apa yang dikatakan Huengingkai  itu benar"
"Tetapi kenapa Jiwon ditulis bunuh diri diberita itu?"tanya Hueningkai.Tak lama kemudian,Jinyang datang.
"Sedang bicarakan apa kalian?"tanya Jinyang
"Tentang kematian Jiwon"jawab Nahee
"Barusan aku menguping pembicaraan polisi dengan kepala sekolah mengenai Jiwon.Mau tau tidak?"
"Mau"jawab mereka serempak
"Jadi,polisi yang kalau tidak salahh namanya ituuu....kepala polisi Min Yoongi.Ia mengatakan kalau sebenarnya,Jiwon tidak melakukan bunuh diri melainkan dibunuh karna,terdapat sidik jari orang lain di pisau yang tertancap di dada Jiwon tetapi sidik jari itu memudar tidak terlalu nyata.Hal itu yang menyebabkan para polisi sulit menemukan pelakunya."
"Huh.....sudah kuduga"-Hueningkai
"Hanya itu yang kau dengar?"tanya Nahee
"Ya.Terakhir Kepala Polisi Min mengatakan kalau ia dan anggota unit nya akan mencari tahu pelakunya secepat mungkin"
"Cukup sulit memecahkan masalah ini"ucap Yeonjun
"Hei lihat" Nahee sambil menunjuk Yoojin yang sedang terburu-buru meninggalkan sekolah.Rika yg penasarn pun langsung menghampiri Yoojin di koridor.
"Kau?"tanya Yoojin
"Kau ingin kemana?ini masih jam istirahat"
"Aku ada urusan dan aku harus cepat pulang. Ayah ku kecelakaan"jelas Yoojin sambil berlalu meninggalkan Rika

"Rika apa kau melihat Yoojin?"tanya wali kelas mereka, Taeyeon.
"Aku melihatnya,tadi dia terburu-buru karna ayahnya kecelakaan"
Taeyeon pun mengangguk sambil mengatakan "Oh...mungkin dia lupa memberitahu hal itu pada ku.Ya sudah terima kasih ya Rika atas informasinya,kau lanjut istirahat lagi. "
Rika pun mengagguk lalu kembali.

'Meninggal?'

Rika menceritakan tentang percakapannya dengan Yoojin tadi. Banyak kecurigaan muncul dibenak mereka.Pertama,kenapa Yoojin tidak memberitahu kepada guru terlebih dahulu dan langsung pergi.Kedua,raut wajahnya tidak terlihat sedih sedikit pun

Tak lama kemudian,bel masuk berbunyi.
"Jiyoo ada apa dengan raut wajah mu?"
"Jinyang aku ingin bercerita"ucap Jiyoo serius.
"Cerita apa?"
"Tadi aku melihat Yoojin sedang menatap benda yang ia pegang dengan tatapan penuh arti yang mengerikan.Setelah ia tahu aku memperhatikanya,Yoojin langsung pergi dengan terburu-buru"
"Eoh? Rika berbicara dengan Yoojin tadi di koridor.Dia mengatakan kalau ayahnya kecelakaan,tetapi dia tidak memberi tahu para guru termasuk wali kelas kita,Taeyeon-ssaem"
"Tidak tahu kenapa aku merasa sangat curiga padanya"
"Aku juga"-Jinyang
"Hey"panggil Nahee dan Rika yang duduk dibelakang Jiyoo dan Jinyang. Jiyoo dan Jinyang pun menoleh.
"Taeyeon-ssaem kemana?"tanya Rika
"Tidak tahu"jawab Jinyang.Taeyong,sang ketua kelas datang ke kelas dengan membawa berita kalau Taeyeon-ssaem datang ke pemakaman ayah Yoojin.
"Free class!"Seru para siswa kelas 12-3
"Ternyata ayahnya benar kecelakaan.Kukira itu hanyalah sebuah alibi yang dijadikan alasan untuk melaksanakan sesuatu yang kucurigai"ucap Jiyoo
"Ternyata perkiraan ku salah"-Nahee
"Bagaimana kalau kita ke rumah nya selepas sekolah nanti?"usul Rika
"Tidak.Aku tidak bisa.Aku harus mengantar Ibuku untuk kontrol ke rumah sakit"-Jinyang
"oh begitu..yg lain?"
"Aku juga tidak"-Jiyoo
"Aku mau"
"Oke,aku dan Nahee yang akan pergi"

Sepulang sekolah pukul 15:00,Rika dan Nahee pergi ke rumah Yoojin.
"Yoojin aku turut berduka cita atas kepergian ayahmu"-Rika
"Aku juga turut berduka cita pada ayahmu."
"Terima kasih Rika,Nahee. Kalian sudah mau datang kesini."
"Sama-sama"

Rika dan Nahee cukup lama berada di rumah Nahee yang berada dekat stasiun Gyeosoo.Pukul 8 malam,Mereka pun pamit pulang.

"Rika,lihat ada buku catatan"ucap Nahee saat melihat buku catatan jatuh.
"Ya aku melihatnya"
Nahee pun mengambil buku itu dan memasukkannya kedalam tas.
"Mau kau apakan buku itu?"
"Aku akan menyimpan buku ini"
"Nahee,itu milik orang lain"
"Aku tidak mengatakan kalau ini bukuku dan aku tahu itu"

Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju halte bus.Mereka pun duduk dan memainkan ponsel masing masing.
"Rika,aku ingin membeli minuman.Apa kau ingin ikut?"
"Tidak.Kau saja"
"Baiklah"
Nahee pun memasuki minimarket di sebrang Halte.Saat Nahee ingin membayar 2 air meneral,ada seorang wanita dengan memakai topi dan masker membayar kawat dan benang halus didepannya.
'Untuk apa dia membeli itu?' Batin Nahee setelah wanita itu pergi,Nahee pun membayar dan langsung kembali pada Rika.
"Ini minum untukmu"Nahee sambil menyodorkan botol air mineral pada Rika.Rika pun menerimanya dan meminumnya.
"Rika"
"Hm?"
"Tadi saat aku mengantri untuk membayar ini,aku melihat ada seorang wanita membeli kawat dan benang halus.Dia juga memakai topi dan masker"
"Lalu kenapa? Apa ada yg salah dengannya?"
"Ada.Dia terus melirikku.Hmmmm..dari matanya,aku seperti mengenalnya tapi aku lupa"
"Sudahlah lupakan saja.Lihat Bus nya sudah datang ayo"

Tanpa disadari,wanita itu mendengar apa yang dikatakan Nahee dan tersenyum sambil berkata "Mungkin selanjutnya adalah KAU"

'Murder At School'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang