Jadi hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, hari pertama untuk memulai bab tentang kisah SMA terserah mau menarik atau tidak, tanpa sadar kisahnya sudah dimulai.
Pagi ini, pagi pertama disekolah di sambut dengan upacara di lapangan dengan matahari yang sangat panas untuk pagi ini. Semua murid SMU ABDIWIJAYA BANGSA sudah bersiap dengan barisan yang sudah mulai rapi, salah satu nya Salsabila Alishba Putri murid baru kelas 10 di SMU ini.“eh ini kelas 10 IPA 5 kan ya?” tiba-tiba ada seorang gadis menepuk bahu Salsa, karena bingung dan dia belum mengenal siapapun di sekolah baru nya yang asing ini akhirnya tanpa mengeluarkan suara dia menjawabnya dengan anggukan.
“Fida, Fida Khalista” ucap gadis tadi seraya dengan mengulurkan tangan kearah Salsa.
“hah? lo ngajak kenalan gue?” jawab Salsa bingung, pasalnya cewek ini tanpa mengatakan apapun langsung menyebutkan namanya, aneh.
“yaiyalah kan ni muka gue lagi ngadep kearah lo, jadi nama lo siapa?” lanjut gadis bernama Fida
“Salsabila Alishba panggil salsa aja biar lebih singkat”“oke deh sekarang lo resmi gue terima jadi temen sebangku gue” pernyataan singkat yang mengejutkan keluar dari mulut gadis bernama Fida ini
“hah?” kaget Nabila
“dih lo ini kenapa sih dari tadi hah hoh hah hoh mulu aneh deh”
“anehan mana sama lo tiba-tiba nyebutin nama terus ngeklaim gue jadi temen sebangku, kayak gue mau aja, dan siapa tau gue udah punya temen sebangku kan” tutur Salsa panjang lebar
“tapi dari feeling gue bilang kalo lo belum punya temen sebangku, yakan” tebak Fida tepat sasaran.
“yaiya tapi kan-“ belum selesai Salsa bicara Fida sudah memotong ucapannya
“upacara udah mulai, gue nggak mau di hukum gara-gara ngobrol sama lo” ucap Fida memutus obrolan, Salsa seberbernya ingin membalas ucapan Fida tapi ya sudahlah toh dia juga tidak mau di hukum di hari pertama dan dia juga belum mendapatkan teman disini, akhirnya upacara yang yang sangat membosankan ini berjalan dengan lancar.
---Sekarang semua murid sudah bubar dari lapangan dan sibuk mencari tempat duduk di kelas baru mereka, sepertinya tempat duduk di pojok kanan jendela dekat pintu masuk adalah tempat satu-satu nya yang lumayan strategis untuk Salsa dan Fida sekarang, karena mereka telat masuk ke kelas tadi hampir saja mereka tidak mendapatkan tempat duduk yang pas.
Hari ini pelajaran belum di mulai karena ya ini hari pertama sekolah, sekolah mana yang hari pertamanya langsung belajar, hanya beberapa orang yang telah menjabat menjadi petugas kelas yang baru saja dipilih sibuk menjalankan tugasnya. Seperti ketua kelas yang sibuk dangan wali kelas, entah mereka sedang membicarakan apa, atau si sekretaris yang sibuk mencatat jadwal pelajaran yang ada di mading dan memindahkannya ke papan tulis agar semua siswa di kelas ini mencatatnya.
“eh gue bosen nih, pulang jam berapa sih? Nggak ada kerjaan banget ini di sekolah” keluh Salsa
“kagak ada kerjaan, itu noh di depan catetan penuh, jadwal pelajaran, di catet, nyatet aja kagak ngomong nggak ada kerjaan” kesal Fida, pasalnya dari tadi Salsa ribut sendiri bertanya kapan pulang dengan alasan bosan di kelas
“ntar potoin aja deh kirim gue yah” pinta Salsa pada Fida, Salsa ini adalah tipe orang yang malas sekali kalau urusan catat mencatat, “katanya udah ada handphone yang gunanya tinggal foto aja jadi ngapain harus susah-susah nulis, pegel”.
“eh bagi line lo sini biar gue bisa mintak poto catetan ntar malem” lupa karena mereka belum punya kontak satu sama lain akhirnya Salsa meminta kontak Fida, yang langsung di suruh Fida untuk mencatat sendiri di handphone nya karena dia masih sibuk dengan catatan di papan tulis.
Setelah Fida selesai berkutat dengan catatan dengan senang hati Salsa mengajaknya mengobrol karena hal inilah yang dia tunggu dari tadi, mengobrol dengan teman barunya ini bukan sibuk dengan catatan itu. Karena terlalu asik mengobrol tanpa terasa bel pulang sekolah berbunyi rasanya waktu berjalan lebih cepat dua kali lipat ketika dia sedang mengobrol dengan Fida berbanding terbalik dengan waktu dia menunggu Fida selesai menulis tadi.
----“bundaa sa pulang yuhuu” teriak Salsa ketika sampai di rumah, tapi aneh nya tidak ada yang menjawab teriakannya kemana bunda dan abang nya, jangan –jangan mereka pergi tanpa mengajak Salsa karena dia belum pulang sekolah.
“eh kok sepi, wah bahaya ni pergi nggak ngajak-ngajak” guman Salsa, dia sudah mencari di segala sudut rumah tapi tidak menemukan siapapun, bahkan Bi Ijah saja tidak ada, kemana orang di rumah ini
“bego tanya Pak Udin lah, kan dia yang dari tadi jagain gerbang” pak udin adalah satpam yang menjaga rumah ini dan Bi Ijah adalah pembantu yang membatu urusan di dapur.
“pak bunda kemana, kok rumah sepi” Tanya Salsa pada Pak Udin yang tengah asik menyeruput kopi nya
“ada di dalam non nggak keluar kemana-mana” jawab Pak Udin
“ih nggak ada pak, Bi Ijah aja nggak ada” Salsa masih ngotot dengan apa yang dia lihat di dalam
“kalo Bi Ijah memang lagi kepasar non, tapi ibu ada di dalam ndak keluar” jawab Pak Udin dengan logat nya yang medhok
Merasa tak berhasil Salsa pun memutuskan kembali masuk ke dalam, saat ingin kekamar dari arah pintu kebun belakang datanglah bunda nya membawa sayur yang sepertinya baru saja di petik.
“loh bunda, kok ada, kan tadi nggak ada” heran Salsa
“makanya nyari tu pakek mata bukan pakek mulut, nyari orang aja nggak ketemu gimana mau nyari barang kalo lagi ilang’’ cecar bundanya panjang lebar, Salsa ini memang payah dalam hal mencari, karet rambutnya saja kadang hilang dan harus bunda yang mencarinya agar ketemu. Itu cuman contoh kecilnya saja, setiap barang yang di cari Salsa tidak pernah ketemu lagi-lagi harus bunda atau Bi Ijah yang turun tangan.
“hehehe kan nggak tau kalo bunda di kebun belakan, lagian Sa teriak-teriak nggak ada yang nyaut, bang Ethan kemana si bun” Tanya Salsa, karena abang nya tadi tidak menjemput dirinya
“masih kuliah kayak nya” kata bunda sambil masih sibuk berkutat dengan sayur, yang dibawanya tadi.
“idih bunda percaya? orang udah sore gini, lagi pacaran kali bun” Salsa sengaja mengompori bundanya agar abang nya yang satu itu ketika pulang di introgasi oleh bundanya, dasar memang hobi nyari gara-gara. Karena tidak mendapat tanggapan dari bundanya Salsa melanjutkan aksinya.
“tuh udah jam segini, masa baru masuk kuliah pulangnya udah sore banget, mencurigakan banget bun” saat Salsa tengah asik dengan aksinya tiba-tiba ada seseorang yang menimbuknya dengan bantal sofa.
“awww sakit tau, siapa sih-“ saat menoleh ternyata itu abang nya yang sedang di fitnah nya tadi, mati sudah riwayat Salsa kali ini “ee…eh abang ganteng capek ya baru pulang, banyak tugas makanya sore banget” lanjut Salsa sambil menampilkan senyum semanis mungkin siapa tau abang yang tidak jadi marah karena senyumannya.
“nggak. abis pacaran, mau apa loh” sentak abangnya galak, huh kalau begini kan Salsa jadi tambah seneng menggoda abang nya ini.
“nah loh bun apa kata sa, pacaran kan, wah gak bisa di diemin baru di kasih mobil udah tebar pesona sama cewek matre” bukannya takut Salsa malah semakin gencar
“eh lo ya sini lo” sebelum bang Ethan mendapatkannya Salsa sudah lari sekencang kencang nya.
“aaaaaaa sethan ngamukkkkkkkkk bun” Salsa memang sering memanggil kakak nya dengan sebutan sethan, lebih cocok katanya.
“abang adekk udah lari-lari” teriak bundanya tapi masih tidak dihiraukan oleh mereka.
“bang udah, ampun ampun, damai deh damai” Salsa sudah tidak kuat, sudah capek rahangnya tertawa karena gelitikan dari sang abang
Bukan bang Ethan kalau mendengarkan perkataan Salsaa, sampai bunda mereka yang akhirnya turun tangan barulah mereka sama-sama menyerah dan menuruti bunda.Maaf kalau ceritanya banyak typo, ini cerita pertama soalnya.
Dan buat yang udah baca (nggak tau sih bakal ada yg baca atau enggak) thank you bgt deh 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Luthfi
Teen FictionKamu tuh ibarat angan buat aku, saat aku ngerasa udah deket ternyata kita beda, saat aku ngerasa perbedaan bisa jadi indah ternyata malah sebaliknya -Salsabila Alishba Kalian masih mau bilang kalau perbedaan itu indah dan bisa saling melengkapi? Mak...