- Selamat Membaca -
.
.
.
.
."Aku mencintaimu, Sumire!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.H E R E
F O R
Y O U
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Hiks hiks"
Isakan tangis seorang gadis menggema diseluruh ruangan. Sudah hampir 2 jam lamanya gadis berframe merah mengeluarkan cairan dari pelupuk matanya.
Beruntung hanya dirinya saja yang berada dikediamannya.
"Apa aku salah mencintai seseorang?"
Gadis itu terus menerus menyalahkan dirinya.
Mencintai lelaki yang baru kenal, apa tidak boleh?
Tut tut
Ponsel merah kesayangannya berbunyi. Terdapat pesan masuk dari dalam sana.
"Dia itu.."
Perlahan, senyuman indah terukir diwajah gadis itu. Ia senang, sahabatnya menelfon.
"Sarada?"
"Ada apa, tumben sekali kau menelfonku"
"Hey hey, apa kau menangis? Katakan, siapa yang membuatmu seperti ini!"
"Tenang saja, aku tidak apa apa. Aku hanya... kelilipan saja"
Bohong.
Semua yang dikatakan hanyalah kebohongan semata. Sarada menutup semua masalah dari sahabat sahabatnya.
"Aku tahu kau berbohong"
Sarada membelalakan matanya tak percaya. Lelaki dari sebrang sana sudah mengetahui kebohongannya.
"Aku tahu kau pandai berbohong, Sarada. Tapi, itu tak berlaku denganku. Walau aku aneh, setidaknya aku tak sebodoh yang orang katakan"
Sarada lagi lagi terkejut.
"Aku kalah" ia tersenyum miris.
"Aku sudah labrak orang itu"
"Untuk apa kau melabraknya, bolt? Sudah cukup berkelahinya!"
"Tidak pernah cukup bila aku belum berhasil menjagamu hingga akhir hidupku"
"Kau berlebihan" Sarada terkekeh. Si sulung Uzumaki itu memang bisa mencairkan suasana.
"Kau ingin makan apa? Biar kubelikan"
"Tidak perlu repot repot. Aku sudah memasaknya sendiri"
"Aku tahu kau belum masak. Bahkan energimu saja sudah habis terkuras karena menangis"
"Kau ini—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunset : Borusara Oneshoot
Fanfiction-hiatus- Matahari terbenam. Sulit untuk melihatnya. Bahkan jika kedua mata menjadi merah. Aku melelehkan hatiku. Red Sunset.. Untukmu, yang merasa jauh sekali. Berlari dan dapatkan dirimu dengan cepat. Jauh sekali. Satu cara yang sulit. Gelap sepert...